Mencari Kebenaran dari Seuntaian Sejarah
Pelajaran berharga dari sebuah sejarah,
tidak boleh melupakan sejarah karena sejarah adalah bagian dari masa depan
bangsa pula. Pertemuan kali ini benar-benar mendebarkan hati, seisi ruangan
kelas menceritakan sejarah agung Indonesia, tanah air tercinta ini.
Pertama sebelum anak-anak kelas
membentuk kelompok untuk konsultasi dengan Bapak dosen, kita diberikan wejangan
dengan argumentative essay itu. Dikarenakan minggu kemaren Bapak dosen tidak
bisa hadir dan hanya memberikan amanat penuh kepada kita (mahasiswa) untuk
mengecek hasil dari galian pengamatan kita mengenai sejarah Papua dengan
teman-teman kelompok kita.
Argumentative essay membutuhkan
alasan-alasan dan fakta-fakta untuk memperjelas dan memberikan argument yang
kuat pula kepada kalangan masyarakat semesta. Argumentative essay pula bukan
menggunakan emosi, jadi berhati-hati dalam menulis essay kali ini, banyak
pertimbangan, penyaringan, dan yang terakhir pengambilan intinya. Dan yang
terakhir adalah thesis statement yang kita buat mesti dalam satu kalimat di
awal kalimat di dalam paragraph pertama. Perlu diingat bahwa fakta-fakta itu
mesti konkrit, jelas, dan pasti (definite evidence).
Ada beberapa pilihan yang diajukan oleh
Bapak dosen kepada kita, apakah kita memilih sejarah sebagai asset ataukah
tidak. Dan rata-rata dari kita (mahasiswa) menjawab sejarah sebagai asset.
Sejarah adalah guru kehidupan.
Mewarisi sejarah adalah reliving the experience of other people kemampuan
menghidupkan kembali pengalaman orang lain. Pengalaman masa lalu memberikan
hikmah kebijaksanaan pada ruang kehidupan masa kini.
Banyak tokoh-tokoh besar bangsa
Indonesia yang memiliki pengalaman hidup yang luar biasa dan mengarungi
kehidupannya dengan penuh bijaksana yang dapat memberikan teladan bagi manusia
bangsa Indonesia masa kini. Dengan jurus sederhana : Amati – Tiru – Modifikasi
(ATM) bukan hal yang mustahil kita bisa sebesar tokoh-tokoh besar itu.
Amati dengan cara “mengakrabi” para
pelaku sejarah lewat biografinya, pemikirannya dan kiprahnya. Tiru pola pikir,
sikap dan tindaknya serta modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi kekinian
maka kita akan menemukan hikmah kebijaksanaan dalam mengarungi hidup dan
kehidupan kini dan akan datang.
Sejarah adalah pohon kehidupan, yang
kokoh kuat menjulang ke langit manakala tertanam dalam akar yang menjadi
fondamennya.
Menangkap pesan-pesan sejarah untuk
menciptakan sejarah, untuk mengetahui “pohon sejarah” apa yang sedang dibuat.
“Kasyajaratin thayyibah” pohon sejarah yang sukses dengan fondasi akar
yang kuat, batang yang menjulang dan ranting yang merindang serta buah sejarah
yang bisa dinikmati sepanjang musim. “Kasyajaratin khabisyah” pohon
sejarah yang rapuh, akar yang tercabut dari bumi, tidak ajeg dalam hidup
yang akhirnya mudah runtuh dan rubuh.
Mengapa Allah memberikan rumusan,
untuk memperoleh masa depan, harus menoleh kemasa lalu? Sejarah
memberikan Mau’idzah (pelajaran) yang membuat umat Islam dzikra (sadar) sebagai
actor sejarah, untuk menciptakan sejarah yang benar.
Al-Qur`an seringkali mengemukakan
bahwa kisah masa lalu seyogianya diambil sebagai pelajaran moral
(mau’izhah/’ibrah). Dan pelajaran itu hanya bisa ditemukan oleh kaum
Intelektual (Ulil Albab) sebagaimana dalam Firman-Nya :
Pada kisah-kisah mereka terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman
(Q.S. Yusuf: 111)
Aspek-aspek kesejarahan yang terdapat
di dalam ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya menekankan tentang perlunya sejarah
sebagai pengetahuan (kognitif), akan tetapi lebih mengutamakan pada substansi
pengambilan pelajaran dari peristiwa sejarah itu (afektif) dan sekaligus
penerapannya ke dalam tingkah laku masa kini (psikomotorik).
Sejarah mengutamakan kajian tentang
orang-orang yang “menaklukan daratan dan lautan tanpa beristirahat” daripada
tentang mereka yang “hanya berdiri dan menunggu“. Sejarah mengkaji perjuangan
manusia sepanjang zaman. Dengan menyeleksi “biografi yang tak terhitung
jumlahnya” dan menyajikan kehidupan mereka dalam konteks sosial yang sesuai,
dan menyajikan gagasan-gagasannya dalam konteks manusia, dan kita memahami
jalannya peristiwa.
Tugas sejarah bukan hanya sekedar
“mengadili masa lalu” akan tetapi harus bisa “mengajar bagi masa kini, untuk
kepentingan masa depan”. Warisan sejarah adalah warisan tugas, sebagaimana Daud
a.s kepada Sulaeman a.s : “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud …” (an-Naml: 16).
Tugas sejarah adalah tugas
kemanusiaan. Tugas untuk memanusiakan manusia, mengangkat harkat derajat
manusia pada fungsi dan peran yang dikehendaki oleh Yang Maha Menciptakan,
sebagaimana Firman-Nya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
(Qs. Al-Baqarah (2) : 30).
Menulis sejarah berguna untuk menjaga
dan memelihara warisan sejarah. Kepunahan sejarah disebabkan kekurangan bahan
referensi berupa tulisan sejarah. Quote dari Pramoedya Ananta Toer yang
terkenal “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia
akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian.” menunjukan arti penting menulis sejarah.
Menulis sejarah bukan perkara mudah.
Impian agar sejarawan bisa menghadirkan masa lalu wie es eigentlich gewesen ist
(sebagaimana sesungguhnya terjadi) dewasa ini semakin jelas tidak mungkin
terwujud. Seandainya ada mesin waktu yang bisa melontarkan kita ke masa lalu
pun, sejarah tetap akan dilihat dari perspektif tertentu, dan tidak dapat
dihadirkan kembali sepenuhnya. Sejarah, seperti kita tahu adalah representasi
dari masa lalu dan bukan masa lalu itu sendiri. Sejarah selalu diceritakan,
disusun kembali, berdasarkan informasi yang bisa diperoleh mengenai masa lalu,
dan karena itu akan selalu kurang, tidak lengkap dan memerlukan perbaikan.
Karena itu sejarawan umumnya mengatakan bahwa sejarah itu terbuka bagi
interpretasi yang berbeda, dan selalu bisa ditulis ulang.
Yahudi dan
Simpul-simpul Kekuasaan Dunia: Ekonomi, Politik dan Hukum:
Sesungguhnya
manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari ekonomi karena ia termasuk urat nadi
kehidupan. Menguasai ekonomi adalah untuk bisa menguasai dunia. Orang-orang Yahudi
sangat paham tentang ini. Namun tentu saja dengan agama Yahudi yang hanya
sebatas mengajarkan masalah individual, mereka tidak bisa merealisasi keinginan
tersebut. Dalam hal ini kaum Yahudi menyakini dan menjadikan Kapitalisme
sebagai ide dasar untuk menguasai ekonomi dunia.
Tidak
mengherankan, karenanya peran orang-orang Yahudi dalam kapitalisme ekonomi
dunia menjadi sangat besar. Tentunya bukan berarti ekonomi kapitalisme hanya
dibangun oleh orang-orang Yahudi. Namun orang-orang Yahudi inilah yang
memperkokoh ide-ide dan pelaksanaan ekonomi kapitalis. Bankir-bankir Yahudi
adalah inovator-inovator, pemberi ide-ide, organisator-organisator dalam sistem
efek (securities), memainkan peranan besar dalam mendirikan bursa-bursa efek
(stock exchange), dan bahwa mereka memainkan peranan penting dalam perkembangan
uang kertas (bank notes) di dalam kegunaan modernnya sebagai sekuritas yang
dapat diperjualbelikan. Hingga saat ini lembaga-lembaga kapitalisme
internasional seperti IMF, Bank Dunia, Bursa Saham, Bank-bank internasional
banyak dikuasai oleh orang-orang Yahudi.
Tidak hanya
dalam bidang ekonomi, lembaga-lembaga politik dan hukum Internasional juga
banyak dipegang oleh orang-orang Yahudi, seperti PBB, dan beberapa organ
penting PBB seperti Majelis Umum, Dewan Keamanan, FAO, UNESCO. Mahkamah
Internasional pun penuh dengan pakar-pakar Yahudi. Lewat lembaga inilah –yang
sesungguhnya merupakan alat kapitalis global- orang-orang Yahudi menguasai
dunia.
Dominasi Yahudi Dalam Media Massa Internasional:
Opini umum
adalah hal yang penting di tengah masyarakat. Arah dan kecenderungan masyarakat
sering kali dipengaruhi oleh opini umum yang ada. Dan media massa adalah salah
satu faktor penting dalam membentuk opini umum di dunia ini. Caranya dengan
menguasai berbagai media massa berskala internasional yang penting.
Adalah
merupakan fakta bahwa sebagian besar sumber berita internasional dikuasai oleh
Barat yang sebagian besar pemiliknya adalah orang-orang Yahudi. Dan ironisnya,
hampir semua surat kabar dan informasi di negeri-negeri Islam berkiblat dan
mengambil informasi dari mereka, seperti Reuters (Inggris), AFP (Perancis),
Associated Press (AS), CNN dan BBC. Karenanya tidak mengherankan, setting dunia
informasi dibentuk oleh Barat yang intinya merupakan penyerangan terhadap Islam
dengan stigma teroris, militan, fundamentalis dan radikal, serta pembelaan
terhadap Kapitalis dan Zionisme.
Rencana Kerja
Pimpinan Zionis terkait dengan media massa dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.
Menguasai dunia pers dan mengendalikannya.
2.
Tidak memberi kesempatan pada media massa non Yahudi
untuk membuat gagasan-gagasan anti Yahudi
3.
Melakukan sensor ketat sebelum berita disiarkan.
4.
Menerbitkan berbagai media massa untuk mendukung
aristokrat, republikan, revolusioner, hingga kelompok anarki.
5.
Mempengaruhi opini publik saat diperlukan sekaligus
meredam gejolak yang timbul.
6.
Memberi dorongan kepada orang-orang yang jenius untuk
mengendalikan media massa yang beroplah besar, khususnya pers anti Yahudi. Jika
suatu saat menunjukkan gejala-gejala tidak setia, dibongkarlah
skandal-skandalnya sekaligus memberikan pelajaran kepada yang lainnya.
Jadi pada kesimpulannya adalah Yakinlah bahwa sejarah merupakan wujud dari
curahan kasih sayang dan kecintaan Allah yang dikaruniakan kepada hamba-Nya.
Melupakan sejarah itu berarti melupakan karunia Allah, mengabaikan kasih sayang
dan kecintaan Allah. Di bumi Allah inilah sejarah terjadi dan dituliskan maka
di bumi Allah ini pula sejarah diwariskan kepada yang hak-nya. Dan Allah lah
sebenar-benarnya pewaris. “… akan Aku wariskan bumi ini kepada hamba-hamba-Ku
yang sholeh( bertaqwa) ”…. (Qs. Al-Anbiya : 105). Begitupun dapat disimpulkan
pula bahwa peran Yaahudi yang bertubi-tubi untuk melawan islam banyak dilakukan
dengan berbagai macam cara, dan sekarang penduduk kita Indonesia mesti
berhati-hati dengan berita-berita yang beredar, jangan cepat mengambil
keputusan yang belum benar dan pasti faktanya dan alasannya bak argumentative
essay. Thank you so much.
Referensi:
0 comments:
Post a Comment