Tuesday, June 3, 2014

Mencari Kebenaran dari Seuntaian Sejarah
        Pelajaran berharga dari sebuah sejarah, tidak boleh melupakan sejarah karena sejarah adalah bagian dari masa depan bangsa pula. Pertemuan kali ini benar-benar mendebarkan hati, seisi ruangan kelas menceritakan sejarah agung Indonesia, tanah air tercinta ini.
        Pertama sebelum anak-anak kelas membentuk kelompok untuk konsultasi dengan Bapak dosen, kita diberikan wejangan dengan argumentative essay itu. Dikarenakan minggu kemaren Bapak dosen tidak bisa hadir dan hanya memberikan amanat penuh kepada kita (mahasiswa) untuk mengecek hasil dari galian pengamatan kita mengenai sejarah Papua dengan teman-teman kelompok kita.
        Argumentative essay membutuhkan alasan-alasan dan fakta-fakta untuk memperjelas dan memberikan argument yang kuat pula kepada kalangan masyarakat semesta. Argumentative essay pula bukan menggunakan emosi, jadi berhati-hati dalam menulis essay kali ini, banyak pertimbangan, penyaringan, dan yang terakhir pengambilan intinya. Dan yang terakhir adalah thesis statement yang kita buat mesti dalam satu kalimat di awal kalimat di dalam paragraph pertama. Perlu diingat bahwa fakta-fakta itu mesti konkrit, jelas, dan pasti (definite evidence).
        Ada beberapa pilihan yang diajukan oleh Bapak dosen kepada kita, apakah kita memilih sejarah sebagai asset ataukah tidak. Dan rata-rata dari kita (mahasiswa) menjawab sejarah sebagai asset.
          Sejarah adalah guru kehidupan. Mewarisi sejarah adalah reliving the experience of other people kemampuan menghidupkan kembali pengalaman orang lain. Pengalaman masa lalu memberikan hikmah kebijaksanaan pada ruang kehidupan masa kini.
          Banyak tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia yang memiliki pengalaman hidup yang luar biasa dan mengarungi kehidupannya dengan penuh bijaksana yang dapat memberikan teladan bagi manusia bangsa Indonesia masa kini. Dengan jurus sederhana : Amati – Tiru – Modifikasi (ATM) bukan hal yang mustahil kita bisa sebesar tokoh-tokoh besar itu.
          Amati dengan cara “mengakrabi” para pelaku sejarah lewat biografinya, pemikirannya dan kiprahnya. Tiru pola pikir, sikap dan tindaknya serta modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi kekinian maka kita akan menemukan hikmah kebijaksanaan dalam mengarungi hidup dan kehidupan kini dan akan datang.
          Sejarah adalah pohon kehidupan, yang kokoh kuat menjulang ke langit manakala tertanam dalam akar yang menjadi fondamennya.
          Menangkap pesan-pesan sejarah untuk menciptakan sejarah, untuk mengetahui “pohon sejarah” apa yang sedang dibuat. “Kasyajaratin thayyibah” pohon sejarah yang sukses dengan fondasi akar yang kuat, batang yang menjulang dan ranting yang merindang serta buah sejarah yang bisa dinikmati sepanjang musim. “Kasyajaratin khabisyah” pohon sejarah yang rapuh, akar yang tercabut dari  bumi, tidak ajeg dalam hidup yang akhirnya mudah runtuh dan rubuh.
          Mengapa Allah memberikan rumusan, untuk memperoleh masa depan, harus menoleh kemasa lalu?  Sejarah memberikan Mau’idzah (pelajaran) yang membuat umat Islam dzikra (sadar) sebagai actor sejarah, untuk menciptakan sejarah yang benar.
          Al-Qur`an seringkali mengemukakan bahwa kisah masa lalu seyogianya diambil sebagai pelajaran moral (mau’izhah/’ibrah). Dan pelajaran itu hanya bisa ditemukan oleh kaum Intelektual (Ulil Albab) sebagaimana dalam Firman-Nya :
          Pada kisah-kisah mereka terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (Q.S. Yusuf: 111)
          Aspek-aspek kesejarahan yang terdapat di dalam ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya menekankan tentang perlunya sejarah sebagai pengetahuan (kognitif), akan tetapi lebih mengutamakan pada substansi pengambilan pelajaran dari peristiwa sejarah itu (afektif) dan sekaligus penerapannya ke dalam tingkah laku masa kini (psikomotorik).
          Sejarah mengutamakan kajian tentang orang-orang yang “menaklukan daratan dan lautan tanpa beristirahat” daripada tentang mereka yang “hanya berdiri dan menunggu“. Sejarah mengkaji perjuangan manusia sepanjang zaman. Dengan menyeleksi “biografi yang tak terhitung jumlahnya” dan menyajikan kehidupan mereka dalam konteks sosial yang sesuai, dan menyajikan gagasan-gagasannya dalam konteks manusia, dan kita memahami jalannya peristiwa.
          Tugas sejarah bukan hanya sekedar “mengadili masa lalu” akan tetapi harus bisa “mengajar bagi masa kini, untuk kepentingan masa depan”. Warisan sejarah adalah warisan tugas, sebagaimana Daud a.s kepada Sulaeman a.s : “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud …” (an-Naml: 16).
          Tugas sejarah adalah tugas kemanusiaan. Tugas untuk memanusiakan manusia, mengangkat harkat derajat manusia pada fungsi dan peran yang dikehendaki oleh Yang Maha Menciptakan, sebagaimana Firman-Nya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (Qs. Al-Baqarah (2) : 30).
          Menulis sejarah berguna untuk menjaga dan memelihara warisan sejarah. Kepunahan sejarah disebabkan kekurangan bahan referensi berupa tulisan sejarah. Quote dari Pramoedya Ananta Toer yang terkenal “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”  menunjukan arti penting menulis sejarah.
          Menulis sejarah bukan perkara mudah. Impian agar sejarawan bisa menghadirkan masa lalu wie es eigentlich gewesen ist (sebagaimana sesungguhnya terjadi) dewasa ini semakin jelas tidak mungkin terwujud. Seandainya ada mesin waktu yang bisa melontarkan kita ke masa lalu pun, sejarah tetap akan dilihat dari perspektif tertentu, dan tidak dapat dihadirkan kembali sepenuhnya. Sejarah, seperti kita tahu adalah representasi dari masa lalu dan bukan masa lalu itu sendiri. Sejarah selalu diceritakan, disusun kembali, berdasarkan informasi yang bisa diperoleh mengenai masa lalu, dan karena itu akan selalu kurang, tidak lengkap dan memerlukan perbaikan. Karena itu sejarawan umumnya mengatakan bahwa sejarah itu terbuka bagi interpretasi yang berbeda, dan selalu bisa ditulis ulang.
         Yahudi dan Simpul-simpul Kekuasaan Dunia: Ekonomi, Politik dan Hukum:
          Sesungguhnya manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari ekonomi karena ia termasuk urat nadi kehidupan. Menguasai ekonomi adalah untuk bisa menguasai dunia. Orang-orang Yahudi sangat paham tentang ini. Namun tentu saja dengan agama Yahudi yang hanya sebatas mengajarkan masalah individual, mereka tidak bisa merealisasi keinginan tersebut. Dalam hal ini kaum Yahudi menyakini dan menjadikan Kapitalisme sebagai ide dasar untuk menguasai ekonomi dunia.
          Tidak mengherankan, karenanya peran orang-orang Yahudi dalam kapitalisme ekonomi dunia menjadi sangat besar. Tentunya bukan berarti ekonomi kapitalisme hanya dibangun oleh orang-orang Yahudi. Namun orang-orang Yahudi inilah yang memperkokoh ide-ide dan pelaksanaan ekonomi kapitalis. Bankir-bankir Yahudi adalah inovator-inovator, pemberi ide-ide, organisator-organisator dalam sistem efek (securities), memainkan peranan besar dalam mendirikan bursa-bursa efek (stock exchange), dan bahwa mereka memainkan peranan penting dalam perkembangan uang kertas (bank notes) di dalam kegunaan modernnya sebagai sekuritas yang dapat diperjualbelikan. Hingga saat ini lembaga-lembaga kapitalisme internasional seperti IMF, Bank Dunia, Bursa Saham, Bank-bank internasional banyak dikuasai oleh orang-orang Yahudi.
          Tidak hanya dalam bidang ekonomi, lembaga-lembaga politik dan hukum Internasional juga banyak dipegang oleh orang-orang Yahudi, seperti PBB, dan beberapa organ penting PBB seperti Majelis Umum, Dewan Keamanan, FAO, UNESCO. Mahkamah Internasional pun penuh dengan pakar-pakar Yahudi. Lewat lembaga inilah –yang sesungguhnya merupakan alat kapitalis global- orang-orang Yahudi menguasai dunia.
 Dominasi Yahudi Dalam Media Massa Internasional:
          Opini umum adalah hal yang penting di tengah masyarakat. Arah dan kecenderungan masyarakat sering kali dipengaruhi oleh opini umum yang ada. Dan media massa adalah salah satu faktor penting dalam membentuk opini umum di dunia ini. Caranya dengan menguasai berbagai media massa berskala internasional yang penting.
          Adalah merupakan fakta bahwa sebagian besar sumber berita internasional dikuasai oleh Barat yang sebagian besar pemiliknya adalah orang-orang Yahudi. Dan ironisnya, hampir semua surat kabar dan informasi di negeri-negeri Islam berkiblat dan mengambil informasi dari mereka, seperti Reuters (Inggris), AFP (Perancis), Associated Press (AS), CNN dan BBC. Karenanya tidak mengherankan, setting dunia informasi dibentuk oleh Barat yang intinya merupakan penyerangan terhadap Islam dengan stigma teroris, militan, fundamentalis dan radikal, serta pembelaan terhadap Kapitalis dan Zionisme.
          Rencana Kerja Pimpinan Zionis terkait dengan media massa dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.   Menguasai dunia pers dan mengendalikannya.
2.   Tidak memberi kesempatan pada media massa non Yahudi untuk membuat gagasan-gagasan anti Yahudi
3.   Melakukan sensor ketat sebelum berita disiarkan.
4.   Menerbitkan berbagai media massa untuk mendukung aristokrat, republikan, revolusioner, hingga kelompok anarki.
5.   Mempengaruhi opini publik saat diperlukan sekaligus meredam gejolak yang timbul.
6.   Memberi dorongan kepada orang-orang yang jenius untuk mengendalikan media massa yang beroplah besar, khususnya pers anti Yahudi. Jika suatu saat menunjukkan gejala-gejala tidak setia, dibongkarlah skandal-skandalnya sekaligus memberikan pelajaran kepada yang lainnya.
        Jadi pada kesimpulannya adalah Yakinlah bahwa sejarah merupakan wujud dari curahan kasih sayang dan kecintaan Allah yang dikaruniakan kepada hamba-Nya. Melupakan sejarah itu berarti melupakan karunia Allah, mengabaikan kasih sayang dan kecintaan Allah. Di bumi Allah inilah sejarah terjadi dan dituliskan maka di bumi Allah ini pula sejarah diwariskan kepada yang hak-nya. Dan Allah lah sebenar-benarnya pewaris. “… akan Aku wariskan bumi ini kepada hamba-hamba-Ku yang sholeh( bertaqwa) ”…. (Qs. Al-Anbiya : 105). Begitupun dapat disimpulkan pula bahwa peran Yaahudi yang bertubi-tubi untuk melawan islam banyak dilakukan dengan berbagai macam cara, dan sekarang penduduk kita Indonesia mesti berhati-hati dengan berita-berita yang beredar, jangan cepat mengambil keputusan yang belum benar dan pasti faktanya dan alasannya bak argumentative essay. Thank you so much.

Referensi:


0 comments:

Post a Comment