Sunday, June 1, 2014

Setelah membaca beberapa paragraf dari artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang ditulis oleh Eben Kirksey, yang intinya adalah mengenai penelitiannya di kek Papua. Ada beberapa paragraf yang menjelaskan bahwa pada tahun tersebut diteror oleh aparatur negara seperti TNI dan Polisi setempat. Oleh karena itu, ormas Papua  mengunginkan kemerdekaan Papua seperti OPM (Organisasi Papua Merdeka). OPM melakukan sesuatu yang dinamakan (Operasi Penyisiran dan Penumpasan).
            Di sisi lain OPM juga didukung oleh TNI dan Polisi setempat untuk melakukan teror di Papua yang ingin merdeka atau lepas dari NKRI. Di sisi lain juga ada organisasi HAM (Komnas HAM) yang diketuai oleh Tyles Waropen yang ingin Papua tetap bagian dari NKRI. Oleh karena itu, di salah satu paragraf menyebutkan percakapan antara T. Waropen dengan Eben Kirksey. Seperti ‘What kinds of research sre you conducting?’ He asked, ‘Why the identity of your sources doesn’t matter?’ ‘Wouldn’t your data be stronger if you quoted Credible Sources?’. Pernyataan dari Waropen ini mengenai penelitian Eben Kirksey mengindikasikan bahwa Eben Kirksey diharapkan tidak hanya mencari data untuk penelitiannya saja, akan tetapi bisa membantu apa saja yang terjadi di Papua itu sendiri. Dan kebentulan, pada saat Eben Kirksey datang ke Papua. Terjadi beberapa konflik yang disebabkan orang-orang pribumi itu sendiri.
            Oleh karena itu, terdapat gambaran dari harapan orang pribumi ketika menyambut Eben Kirksey yang baru datang untuk melakukan penelitian. Penyambutan itu berisi harapan besar kepada Eben bahwa mungkin kedatangannya bisa merubah suasana yang sedang hangat-hangatnyay terjadi.
            Ada beberapa fakta yang mungkin tidak semua orang tahu mengenai Papua. Selain Freeport Indonesia di Jayapura, ada 2 perusahaan bersekala Multi National Coorporation (MNC) seperti BP (British Petroleum) di Bintuni dan LNG Tangguh di Sorong Selatan. Sama seperti perusahaan lainnya, awalnya BP berperan untuk menanggulangi masalah kemiskinan di Papua dengan membuka lapangan kerja. Namun, tidak seperti yang diharapkan orang pribumi karena BP terlalu mengutamakan skill dan pengalaman dalam bekerja di pertambangan. Oleh karena itu, orang pribumi tidak bisa bekerja di bumi mereka sendiri karena minim skill dan minim pengalaman apalagi di masalah pertambangan.

            Perusahaan- perusahaan di Papua seperti Freeport, BP, dan LNG Tangguh disebut-sebut sebagai tameng oleh Indonesia sebagai tameng untuk menghalangi pemberontakan orang-orang pribumi untuk merdeka. Pada awalnya pun Papua tidak ingin masuk bagian dari NKRI karena Papua Barat adalah bagian negara boneka bentukan Belanda. Namun, setelah pembubaran RIS (Republik Indonesia Serikat), Papua bukanlah bagian dari RIS itu sendiri karena Papua baru diperebutkan setelah beberapa tahun RIS dibubarkan.

0 comments:

Post a Comment