Saturday, May 17, 2014

12:15 AM





Tiada kata berhenti untuk menulis dan berpikir, itulah kata yang sekiranya cocok untuk menggambarkan keadaan sekarang ini dan seterusnya. Kini tiba saatnya lagi waktu untuk menulis dan berpikir lebih keras. Tentunya dengan suasana baru dan materi pembahasan yang baru yaitu argumentative essay. Hal yang pertama kali terlintas dalam pikiran ketika mendengar kata argumentative adalah opini, pendapat, alasan yang didasarkan atas pandangan pribadi dalam melihat suatu masalah.
Sebenarnya, kata argumentative essay sudah tidak asing lagi karena memang sebelumnya sudah pernah mempelajarinya. Namun, argumentative essay yang satu ini sepertinya tingkatan levelnya lebih tinggi. Alasannya bias jadi karena masalah atau kasus yang menjadi tema utama merupakan masalah atau kasus yang mempunyai alur cukup rumit  yaitu mengenai papua barat. Sehingga harus mengetahui permasalahan secara detail dari awal kemunculan konflik sampai sekarang.
Terbesit pertanyaan, apa perbedaan antara argumentative essay dan expository  essay ? sebenarnya kedua jenis teks tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu menunjukan fakta mengenai suatu hal. Namun, tentu ada perbedaannya diantara kedua jenis teks tersebut. Jika dalam expository menunjukan fakta, dalam argumentative juga sama tapi jenis teks argumentative lebih mendalam mengungkapkan kasusnya.
Argumentative essay adalah salah satu jenis dari macam-macam tulisan. Dalam penulisan dibutukhan adanya investigasi terhadap suatu topik, mengumpulkan, menghasilkan bukti dan membangun suatu posisi pada topik dalam cerita yang singkat atau ringkas. Terkadang memang sering terjadi kebingungan antara argumentative essay dan expository essay karena dua jenis teks ini memang terlihat sama atau mirip. Namun, argumentative berbeda dari expository dalam hal previewing (invention) dan melibatkan penelitian. Argumentative essay umumnya menunjuk sebagai ‘capstone’ atau proyek akhir dalam tulisan selama satu tahun pertama. Kemajuan suatu susunan penelitian yang panjang memerlukan penelitian yang lebih rinci. Sedangkan dalam expository kurang melibatkan penelitian dan karangnnya lebih pendek. Expository essay sering digunakan dalam kelas menulis sebagai lahan atau tes seperti GED atau GRE. Kegiatan debate juga merupakan salah satu penerapan ekspository.
Berikut ini adalah format dasar struktur argumentative essay:
a.    Introduction
b.    Body
First point and supporting info
Second point and supporting info
Third point and supporting info
c.    Conclusion
Menulis bukan hanya sekedar menuangkan idea tau gagasan yang ada dalam pikiran kedalam tulisan, bukan pula sekedar memberikan informasi kepada orang lain. Disamping itu, menulis mempunyai fungsi lain yang jauh lebih besar, khususnya dalam menulis argumentative essay. Menurut Fitz Patrick:2005, dalam sebuah karangan argumentative seseorang harus membujuk, meyakinkan orang lain untuk menimbang-nimbang dan memikirkan pandangannya bahkan jika ada orang lain  yang tidak setuju. Sehingga dibutuhkan adanya kepedulian dan keterampilan. Seseorang perlu menunjukkan rasa hormat dan tanggapan untuk pendapat yang bertentangan. Sampaikan pendapat tersebut dengan hati-hati dan kosa kata serta bahasa yang tepat. Dari semua yang telah diketahui diatas, dapat diketahui bahwa dalam menulis sebuah karangan argumentative essay harus dengan jelas dan dapat diterima akal (logis).
Hal yang harus dilakukan sebelum membuat argumentative essay adalah mengetahui struktur pembentuk esay tersebut. Pertama, mengenai topik untuk membuat argumentative harus menentukan topik yang ingin dibicarakan terlebih dahulu. Beberapa topik membutuhkan adanya definisi, contoh jika ingin mengambil topik mengenai “sekolah harus mengajarkan pendidikan moral” maka terlebih dahulu harus mengetahui dan menjelaskan apa itu pendidikan moral ? definisikan inti dari topik yang diambil agar penjelasan lebih lengkap dan pembaca mengetahui informasi secara mendalam dari hal-hal yang paling kecil.
Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah limit the topik. Dalam argumentative essay, beberapa topik membutuhkan adanya pembatasan agar pembahasan tidak terlalu meluas. Contoh, jika topiknya mengenai “nilai dalam tingkatan huruf” dan thesisnya mengatakan “guru tidak perlu menggunakan nilai dalam tingkatan huruf”. Namun, dari thesis tersebut pembaca akan merasa kebingungan apakah yang dimaksud tersebut adalah semua guru yang berada dari semua tingkatan dari TK sampai universitas atau hanya guru tertentu saja yang tidak perlu menggunakannya. Oleh karena itu, perlu adanya limit dalam argumentative essay agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas. Jika tidak, pembahasan akan menjangkau pada area yang lainnya.
Hal lain juga yang tidak boleh terlupa dalam argumentative assay adalah analyze the topik yang berkaitan dengan esensi dari teks tersebut. Sebelum memutuskan sudut pandangnya, penulis harus menganalisis terlebih dahulu mengenai isu yang diangkat secara mendalam. Sebagian besar topik dalam argumentative mempunyai dua sudut pandang yaitu for dan against. Untuk menyatakannya dapat menggunakan pertanyaan dalam bentuk yes/no.
Contohnya seperti “haruskah siswa SMA bekerja selama tahun pembelajarannya?”. Dari sini penulis harus jelas berada pada sudut pandang yang mana, apakah berada pada pihak yang setuju atau tidak. Berikan opini atau pendapat dari permasalahan tersebut. Jika pendapatnya setuju atau tidak maka berikan alasannya pula untuk menguatkan pendapat tersebut. Buatlah suatu alasan yang dapat meyakinkan orang lain agar mempercayai alasan yang telah dikemukakan. Contoh sample opinion berdasarkan permasalahan diatas mengenai “high school student should work during the school year”. Berikut ini adalah contoh analisis yang setuju (for), dapat dituliskan dalam bentuk poin sebagai berikut :
a.    They can save for college.
b.    They can make new friends.
c.    They can learn responsibility.
d.    They may discover a career for themselves
Sedangkan jika berada pada pihak yang tidak setuju (against), dapat mengungkapkan alasan-alasannya juga :
a.    They  can get better grades if they do not work
b.    They can participate in extracurricular activities
Alasan-alasan tersebut dapat dipaparkan sebanyak yang diinginkan tergantung anda berada dipihak yang mana. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu dalam membuat suatu keputusan akhir mengenai sudut pandang sebaiknya tidak boleh asal memutuskan berdasarkan keinginan pribadi saja tapi sangatlah bagus jika terlebih dahulu mengevaluasi kelebihan dan alasan pendukung yang telah dirincikan.
Sebauah alasan yang kuat adalah alasan yang dapat dipercaya, artinya alasan tersebut memuat bukti-bukti yang meyakinkan dan bisa dipercaya keakuratannya. Kemudian sebuah alasan juga harus relevant, artinya alasan yang diberikan berhubungan dengan topik yang sedang dibicarakan dan tidak membahas hal lain yang keluar dari topik. Selanjutnya berikan alasan yang bersifat important, artinya alasan tersebut memuat informasi yang bermanfaat dan patut diberikan kepada orang lain dalam memperoleh informasi baru. Itulah beberapa hal yang perlu ada dalam argumentative essay. Untuk memastikan alasan yang sudah dirincikan tersebut, dapat dengan menggunakan pertanyaan berikut pada diri anda : is it true ? is it clearly connected to my topic ? does it matter or does it have real consequences ?
Apakah sudah cukup ? tentu belum. Dalam argumentative cantumkan juga thesis statement yang bias berisi pendapat. Pendapat ini biasanya diwujudkan atau diekspresikan dengan menggunakan modal verb “should” atau kata evaluasi seperti “good” atau “bad”, contohnya :
a.    Teenagers should have part-time jobs.
b.    Part-time work is good for teenagers.
Sebuah thesis statement yang lengkap juga berisi alsan-alasan atau pendukung agar menguatkan statement. Contohnya : “Employers should hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many entry-level jobs”.
Sebuah thesis statement juga boleh berisi pandangan yang bertentangan, artinya untuk membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain. Namun, tetap pada prinsipnya seseorang harus lebih mengunggulkan pendapatnya dibandingkan yang lain. Contonya “While some people say that teenagers do not have a good work ethic, employer should hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many entry-level jobs.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa sebuah opini tidak akan langsung menjadi argumentative essay, tapi harus menempuh beberapa proses terlebih dahulu. Untuk menjadi argumentative essay, opini harus melewati beberapa tahapan dan melengkapi syarat yang harus dipenuhi. Adapun hal-hal yang harus dipenuhi antara lain harus didukung oleh fakta, bukti, atau pendapat yang menguatkan dari para ahli mengenai permaslahan tersebut. Semua hal itu digunakan untuk memperkuat opini karena argumentative ini bersifat persuasive jadi butuh banyak bukti yang kuat untuk mendukungnya agar pendapat bisa diterima orang lain.



  

0 comments:

Post a Comment