Thursday, May 8, 2014



Kepentingan Nasianalis atau Individualis ?
Indonesia adalah Negara kaya bukan hanya kaya budaya melainkan beberapa SDA (Sumber Daya Alam) yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi bangsa Indonesianya sendiri yaitu dapat memajukan kesejahteraan rakyatnya. Namun, dibalik kekayaan tersebut, tidak sepenuhnya dimiliki oleh Indonesia, mengapa demikian? Seperti yang telah di jelaskan pada artikel “Don’t Use Your Data as a Pillow” bahwasannya mengenai kasus papua dan BP yang telah di jelaskan dan bukan hanya kasus tersebut saja kasus lain seperti perusahaan pertambangan Freeport McMoran, Conoco Phillips dan BP dengan total investasi keseluruhan mencapai US$10.000 Miliar di Provinsi Papua.
Informasi yang saya daparkan adalah bahwa Freeport merupakan tambang emas terbesar di dunia dengan cadangan terukur kurang dari 3046 to emas, 31 juta ton tembaga dan 10 ribu ton lebih perak tersisa di pegunungan papua. Itu semua di komandai oleh Negara lain padahal itu semua berada di wilayah Indonesia. Seharusnya Indonesialah yang menjadi pemimpinnya bukan malah di dokrin dengan orang-orang asing. Tak-tik dan manipulasi inilah yang menjadi permasalahan sampai sekarang antara papua, militer Indonesia dan obejknya adalah PB. Perrmasalahn tersebut merupakan kontorversi bukan hanya masalah nasionalisme, ekonomi melainkan kekuasaan yang selalu mementingkat individualis tanpa memandang akibat ke depannya dari wilahyanya sendiri.
            Hal tersebut merupakan titik tengah dari sebuah permasalahan awalnya seperti apa, penyebabnya bagaimana dan sampai siapa saja yang dirugikan bahkan saya yakin orang-orang dari dalamnya kita sendirilah yang seringkali diam-diam memanipuilasi demi kepentingan individu yaitu kekayaan. Sungguah apa yang terjadi di dalam kehidupan papua. Papua yang kaya, papua yang jaya kini diambang kehancuran. Kita kaji lebih dalam mengenai kasus BP yaitu (British Petroleum) atau nama dulu yang kita kenal adalah Beyond Petroleum. Permasalahan antara papua yang ingin mereka sendiri merupakan permasalahan merupakan permasalahan yang sangat complex dari sebuah nasionalisme sampai-sampai kemerdekaanlah yang menjadi jaminan atau taruhannya. Tidak masuk akal memang!
Apabila papua telah merdeka sendiri, lalu bagaimana dengan beberapa decade terakhir yang mengagung-agungkan tanah papaua tanah yang jaya sampai-sampai diakui di berbagai judul lagu nasional. Yaitu seperti
Dari sabang sampai merauke
Berjejer Pulau-pulau
Sambung menyambung menjadu satu (dan setersunya)
Pada awalnya memang itu baik dan memperkenalkan Indonesia dari bagian ujung barat sampai ujung Timur. Namun menurut saya jika dilihat sekarang beberapa lirik lagu tersebut merupakan sebuah symbol belaka, dikarenakan pada kenyataannya tidak seperti itu. Sebab kita ketahui banyak konflik diantara keduanya padahal kita semua ini satu rumpun, satu Negara satu bahasa satu kesatuan. Namun dalam prakteknya dapat dilihat sendiri.
Lalu, jika papua jadi memisahkan diri bagaimana dengan perjuangan para pejuang yang telah membela bangsa ini? Bagaimana jasa-jasa para pahlawan yang mengusahakan papua masuk ke wilayah Indonesia. Katanya bebas merdeka tapi kenyataannya? Pernyataan terebut di dukung oleh Bung Karno dalam pidatonya yaitu 17 Agustus 1945 yang menyatakan bahwa “Yang dinamakan tanah air Indonesia ialah segenap wilayah yang dulu pernah dijajah oleh pihak Belanda, yang dulu dinamakan Hindia Belanda, yang dulu dinamakan Nederlands IndiĆ«. Itulah adalah wilayah Republik Indonesia, itu berarti bahwa sejak 17 Agustus 1945 Irian Barat telah masuk di dalam wilayah Republik Indonesia”.
            Negara yang sebenarnya kaya merupakan Negara incaran para investor dari Negara lain yang dapat menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Berbagai macam investasi telah ditawarkan kepada Negara Indonesia. Namun, dari investasi ini kecenderungan Negara yang masuk ke Indonesia hanya mengakali Indonesia dan yang sangat memprihatinkan, beberapa pihak pemegang otoritas yang menangani masalah investasi dan yang menangani permasalahan ini adalah kurangnya all-out  membela kepentingan Indonesia namun kebanyakan membela kepentingan indivualis meskipun negaranya sendiri yang sebenarnya menjadi bahan sumber daya alam ataupun sumber daya manusia yang dapat meningkat, tetapi dengan individualis tersebut malah menimbulkan keparahan bagi bangsanya sendiri sehingga merugikan bagi Indonesia.
Sepak terjang yang terjadi pada permasalahan di sector industry Migas yaitu British Petroleum (BP). BP ini bukan hanya terdapat di Papua namun juga terdapat di Ladang Terang Sirasun, Kangean, Jawa Timur, Ladang Tangguh, Bintuni, Ladang Muria hingga di Kalimantan Timur Prima Coal (KPC). Seperti yang kita ketahui, memang BP di indonesia lebih banyak memainkan aksi sebagai pembisnis sejati ketimbang menjadi investor yang mengembangkan bisnis saling menguntungkan bagi Indonesia. Sebagai pembisnis sejati target BP adalah mengejar untung bisa saja melalui cost recovery (biaya penormalan kondisi) atau melalui penguasaan bisnis vertical secara integration dan permintaan intensip di luar kewajaran.
Kelincahan BP di Indonesia dapat di lihat pada kasus Tangguh yaitu di Ladang Gas yang terletak di Teluk Bintuni Papua Barat.  Menurut artikel yang say abaca melalui searching goegle bahwa proyek BP di papua ini adalah proyek terbesar di tanah Air. Di bawah lahan seluas 3.416 hektar dan tak kurang dari 23,7 triliun kaki kubik gas alam cair  (liquid natural gas) (LNG) dan BP pun telah menerapkan kontrak dari pemerintah. BP di Indonesia telah menjadi operator untuk ladang gas tersebut. BP ini menguasai 37,16 persen saham proyek Tangguh sekaligus sebagai investor. Banyak sekali saham-saham BP.
Masalah Papua yang berhubungan dengan kasus BP adalah bukan masalah nasionalis tetapi juga ekonomi, politik dan social.   Mengapa demikian? Kita lihat saja dari perebutan pekerjasamaan antara BP, militer Indonesia dan orang papua semuanya dimanipulasi oleh BP. Pernyataan tersebut di dukung dalam paragrap 32 yaitu pada saat penulis mengadakan pertemuan di kantor BP dan ditemukannya bahwa BP secara rahasia, telah mengingkari janjinya untuk tidak bekerjasama dengan Pasukan Keamanan Indonesia. Saya fikir BP tidak mau memilih satu di antara pilihan tersebut BP menginginkan keduanya seperti bekerjasama denagn Pasukan Keamanan Indonesia dan orang-orang papua sehingga BP lebih mudah untuk dapat mempropagandakan keduannya dan yang diinginkannya adalah sebuah kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan. Adu domba ini juga di dukung oleh paragrap ke 35 yang menyatakna bahwa anggota primob telah dituduh berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia untuk menjaga bahan peledak.
Informasi yang saya dapatkan bahwa tanggal 13 November 2012 Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi yang dikeuai oleh Akil Mochtar mengapa demikian sebab, proyek ini  di nilai prokepentingan asing sehingga bertentangan dengan UUD 1945 sebab sejak adanya UU No 22 Tahun 2012 yang berkaitan dengan Migas dinyatakan inkostitusional sehingga langsung dibubarkan dan diganti dengan dengan nama Satuan Kerja Khusu Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas). Setelah adanya SKK Migas, menurut beberapa sumber bahwa terjadi banyak kasus korupsi, tentu saja alih-alih yang pernah saya katakana pada awal paragrap bahwa sifat dak kepentingan individualis di Indonesia masih banyak sekali bahkan mayoritasnnya memang iya, lebih spesifik kepada hubungan dengan kasus ini. Lalu jika seperti ini! Harus bagaimana? Berarti saya yakin kasus BP do papua ini tidak semestinya propaganda dari otak luar negeri saja melainkan otak Indonesia yang mau di bodohi oleh orang luar negeri dengan jaminan uang bukan hanya nominal rupiah yang nilainya kecil melainkan nila dolarlah yang membuat oknum-oknum Orang Indonesia matanya menjadi Hijau bahkan tangannya pun menjadi hijau. Mengapa saya katakana bahkan tangannyapun sampai hijau sebab korupsi dalam kasus ini bukan hanya ratusan juta/milyaran tapi trlyunan dan jika sudah di hadapkan begiru otomatus tanpa berfikir panjang  matapu menerima dan tanganpun ikut berwarna hijau.
Masalah migas dan Migas. Perusahaan Migas memang memiliki kekuasaan strategis sehingga dapat menguatkan dan dapat juga memecah belah bangsa. Seperti yang kasus dari Negara Nigeria dan Sudan yang tercabik-cabik karena rebutan minyak gas. Jadi dari posisi yang strategis ini yang harus dipertanyakan sekarang adalah posisinya mau dibawa kemana? Apakah dibawa kea rah kapasitas, atau sosialis? Apakah memang benar-benar demi bangsa ataupunhanya kepentingan segelinir golongan saja.
Dari penjelasan di atas dan artike dari Eben Kirksey kita dapat menyimpulkan bahwa tejadinya adu domba antara pasukan militer Indonesia dengan orang papua itu disebabkan karena BP tidak mau memilih diantar keduanya untuk bekerjasama. Menurut saya jelas sekali bahwa BP memporak-porandakan keduannya agar kedua antara Militer Indonesia dan papua hancur dengan perlahan-lahan yang seolah-olah bukan hancur karena BP melainkan karena kesalahpahaman terhadap Adu Domba BP tersebut. Pernyataan Ini yang telah dijelaskan oleh penelis di beberapa paragrap. Namun yang saya lihat bahwa hanya beberapa adu domba membahas tentang BP namun tidak membahas militer Indonesia dan papua. Ada apakah di balik artikel ini? Seharusnya Eben apabila mengetahui tentang BP mengadu domba seharusnya dijelaskan pula anggota TNI dan warga papuanya seperti apa, kondisinya bagaimana, dan selanjutnya bertindak apa? Menurut saya curiga dengan tidak dijelaskan dari pihak keduanya. Saya berfikiran bahwa penulis ini diam-diam mendukung kemerdekaan papua yang seolah-olea disebabkan karena kasus BP dan pertentangan antara militer Indonesia dan orang-orang papua tentang kasus pembunuhannya. Sebab, itu tidak dijelaskan secara rinci mengenai adu domba dari pihak BP dan dari adu domba tersebut tidak pula dijelaskan tentang pihak dari korabn adu dombanya seperti Militer Indonesia dan orang papua. Akan tetapi di beberapa paragrap membahas tentang BP. Tidak menjelaskan tentang pihak dari korban adu domba permasalahan atau akarnya seperti apa?
Selanjutnya militer indonesia baru muncul pada paragrap ke 41 yang tiba-tiba muncul dan menceritakan bahwa agen militer Indonesia telah memicu kekerasan di dekat lokasi BP dan penulis juga menjelaskan bahwa BP mengingkari janji-janji mereka untuk tidak bekerja dengan pasukan keaamanan Indonesia. Menurut saya penulis ini sangat membela orang-orang papua sebab, dalam artikelnya tidak menjelaskan lebih dalam tentang kebaikan dan kejelekan atau kesalahan apa saja yang telah dilakukan oleh orang papua yang ada hanya BP dan pasukan militer Indonesia.  

             

0 comments:

Post a Comment