Thursday, May 1, 2014




Time to Write Again: Exploring Argumentative Essay
The 10th Class Review
April 24, 2014
Argumentative Essay: Submission is Going On,,, ^_^




 
Setelah sekitar seminggu, bahkan lebih dari tujuh hari, kini tiba saatnya melanjutkan perjalanan jungle based writing kami, tentunya dengan materi baru, yang lebih challenging, yaitu Argumentative Essay. Mendengar hal itu, saya teringat dengan semester 3 lalu karena kelas kami telah mempelajarinya. Akan tetapi, tidak boleh bersenang terlebih dahulu, karena argumentative kali ini berbeda , tentu karena dosen yang berbeda, dan data atau issue yang digunakan pun berbeda, yakni masih tentang PAPUA.
Terkait dengan argumentative essay yang akan dibuat, disini saya harus bisa membedakan antara argumentative, expository dan exposition.
Expository= subject-oriented and contains facts and information using little dialogues. The pyrpose of this text is to presents information.
Exposition= a piece of text that presents one side of an issue. The purpose of this text is to persuade the reader by presenting one side of an argument, that is, the case or the case against. This text is can be in the form of advertisement, arguments, and editorials. In this text, use specific point of view or fact is to convince the readers.
Argumentative= uses reasoning and evidence, not emotion, to take a definitive stand on a controversial or debatable issue.
            Jadi, data dipahami bahwa expository text itu hanya menginformasikan fakta, sedangkan dalam exposition text ini lebih berbeda karena menggunakan spesifik argument yang tentu di dalamnya terdapat fakta. Berbeda dengan argumentative essay, yaitu lebih cenderung pada fakta dan data, dimana di dalamnya membutuhkan deep research yang berupa fenomena yang dijadikan sebagai orientasi data. Dalam argumentative essay, penggunaan counter argument dan comparison hanya sebagai optional saja.
            Terkait dengan definisi argumentative essay, merupakan genre of writing yang menyaratkan siswanya untuk menyelidiki sebuah topic, mengumpulkan, menghasilkan dan menaksir bukti-bukti dan membangun posisi pada topic dalam cara yang ringkas. Dalam membuat argumentative essay, mungkin perasaan bingung terjadi karena argumentative dan expository itu hamper mirip, tetapi argumentative ini berbeda dengan expository essay. Dalam argumentative, research yang dalam sangat terlibat karena merupakan sebuah esensi dari argumentative itu sendiri. Biasanya argumentative ini dijadikan sebagai puncak atau ahir proyek dalam writing atau petualangan dalam menulis yang memiliki keterlibatan yang luas dalam research.
            Berbeda dengan expository essay yang tidak melibatkan research di dalamnya, tetapi hanya informasi dan tentunya lebih pendek dari argumentative essay. Biasanya expository essay ini sering digunakan dalam latihan writing atau test, seperti GED ( Generate Education Development) dan GRE (Graduate Record Examination).
            Menurut (Fitzpatrick; 2005), writing is merely a matter of giving information to your audience. Hal ini berarti bahwa aktivitas menulis dapat dimaknai sebagai cara member informasi kepada para pembaca atau audience nya. Dalam hal ini, argumentative essay, yang merupakan salah satu genre of writing dimana saya harus bisa mengajak para pembaca untuk mempertimbangkan pendapat yang saya tulis dalam argumentative essay, meskipun para pembaca terkadang tidak menyetujui dengan pendapat yang ditulis.
            Dalam menulis argumentative essay, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai, seperti:
1.      Define the topic
Terkadang dalam menulis, baik argumentative ataupun lainnya, sering kali dalam teksnya, content tidak berkesinambungan dengan topic. Oleh karenanya, topic disini mensyaratkan adanya definisi. Misalkan tentang “should school provide moral education?” dalam hal itu, kita bisa mendefinisikan topic nya “Moral Education.”

2.      Limit the topic
Terkadang dalam menulis, seseorang terlalu bertele-tele atau melebar kesana kemari tidak jelas. Hal ini akan mengakibatkan para pembaca sulit untuk mendefinisikan isi dari tulisan tersebut. Oleh karenanya, membatasi topic merupakan cara yang baik dalam menulis.


3.      Analyse the topic
Dalam menulis argumentative essay, kita harus teliti dalam memutuskan argument atau point of view. Sebaiknya kita harus menganalisis issue secara keseluruhan terlebih dahulu. Dalam argumentative, hanya terdapat dua pandangan, yaitu for dan against.

4.      Evaluate point of view
Berhati-hati merupakan sebuah kunci dalam memutuskan argument-argumen yang akan kita tulis. Dimana dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi argument yang kuat dan lemah serta alasan yang mendukung yng kita buat dalam list.
Alasan atau argumenyang kuat, merupakan suatu hal yang dapat dipercaya, relevan, dan penting. Telah kita ketahui bahwa tujuan argumentative essay adalah untuk membujuk dan meyakinkan pembaca. Tentu dalam penulisannya itu berisi penjelasan, bukti alasan, ulasan yang obektif yang disertai contoh, analogi, dan sebab akibat. Hal ini dalam rangka agar pembaca yakin bahwa gagasan tersebut adalah benar dan terbukti.

5.      Thesis statement



 



  
Dalam thesis statement argumentative, harus berupa opini. Opini sering diekspresikan dengan modal verb seperti “should” atau avaluative seperti “good” and “bad” seperti pada contoh.
Opinion: HSS should work during the school year
  They can save for college.
  They can make new friends.
  They can learn responsibility.
  They may discover a career for themselves.
Opinion: HSS should NOT work during the school year
  They  can get better grades if they do not work
  They can participate in extracurricular activities


Terkait dengan penjelasan tersebut, saya bertanya kepada beliau tentang “apakah opini harus ditandai dengan should saja?” kemudian beliau menjawab kalu itu merupakan linguistic marker. Beliau juga mengatakan bahwa itu termasuk modalitas dan evaluative. Beliau juga menyarankan untuk mencari definisi nya dalam buku Halliday. Sayangnya, saya tidak menemukan penjelasan tersebut. Jadi saya mencoba mengutip referensi lain.
Menurut Peter Knapp dalam bukunya “Genre, Text, Grammar” halaman 189. Modality is used in arguing to position the writer and reader. It can be expressed in a number of ways; for example, through:
You should put rubbish in the bin. Modal auxiliaries
I think children should go to school. Mental verbs
It will make your class room look yucky. Temporal auxiliaries
            Dari catatan Peter, dapat dipahami bahwa mengungkapkan opini itu terdapat banyak cara. Namun, kita harus tetap berjalan pada track Mr.Lala yakni menggunakan should. Okay, kembali ke topic thesis statements. Topic statements yang lengkap terdiri dari alasan atau supporting argument itu sendiri.
E.g.: Employers should hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many entry-level jobs.
            Sedikit terlewat tentang bahasan Modality menurut Peter, modal auxiliaries bisa mengekspresikan obligation dan probability.
·         You must check that everything you need has been packed before
you leave.
·         You should also inform the National Parks office of your plans.
Modal auxiliaries expressing obligation
compared with
·         Make sure that all essential items are packed. It may be necessary
to use a checklist.
·         Leave your intended route with the National Parks office as it could be
useful if any problems arise.
Modal auxiliaries expressing probability

            Lanjut ke pembahasan selanjutnya mengenai thesis statement. Dalam memperkaya tesis, diperlukan juga adanya opposing view.
e.g.:
While some people say that teenagers do not have a good work ethic, employer should hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many entry-level jobs.
·         Opposing view “ while some people say . . . “
·         Opinion “. . . Should . . . “
·         Reasoning “ because they are. . . “
Dalam menulis argumentative essay, kita harus mengetahui struktur formatnya yang sesuai dengan track Mr.Lala. dan jangan lupa ditulis secara eksplisit.
·         Introduction/ genesis/ muqaddimah
·         Body “ but in the paper, don’t write body”
·         Conclusion “ masih basic, tetapi harus mampu mendefinisikan topic”
Terkait dengan by the end of learning process, beliau menyarankan kami bahwa dalam menulis argumentative ata jenis teks lainnya, jangan terlalu mengutip quote /site yang banyak karena kemungkinan ada beberapa site yang tidak terlalu penting. Oleh karenanya, ambil beberapa quote /site yang memiliki efek saja.
             Di tengah learning proses, beliau juga mengatakan bahwa kita harus membuat jenis teks dari esensi jenis teks itu sendiri. Menurut saya, ungkapan ini mengindikasikan bahwa dalam menulis karangan argumentative ataupun lainnya, esensi dari jenis teks itu sendiri tidak menghilang.
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam menulisargumentative, banyak hal yang harus dipertimbangkan baik topic, data, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa DEEP RESEARCH yang menurut saya sebagai esensi dari argumentative itu harus tetap exist di dalamnya. Dan untuk tugas nya adalah The 1st Argumentative essay yang berisikan pendapat PRO atau KONTRa jika PAPUA berpisah dengan NKRI.
References:
Knapp, P & Watkins, M (2005). Genre, Text, Grammar: technologies for teaching and assessing writing. Sydney: UNSW.
id.wikipedia.org



0 comments:

Post a Comment