Thursday, May 15, 2014

10:03 PM



Pada pertemuan kemarin dan seterusnya sampai sekarang, materi pokok yang diajadikan pembahasan di mk writing sudah berganti topik tetapi masih berhubungan dengan sejarah  karena memang sejarah tidak bisa terpisahkan dari ruang lingkup literasi. Materi pembahasan sebelumnya mengenai Benua Amerika yang tentunya berkaitan dengan Christopher Columbus. Namun, topik yang dibahas sekarang ini seputar salah satu kasus dari dalam negeri tapi tidak menutup kemungkinan jika didalamnya juga membahas hal yang lainya.
Alur metodenya sama seperti pertemuan kemarin. Berdiskusi dalam suatu kelompok kecil dan memahami bacaan perkalimat. Namun, sepertinya materi pembahasan belum sepenuhnya dipahami karena masih ada kebingungan dan ketidakpercayadirian ketika ditanya mengenai makna yang  terkandung dalam setiap paragraf tertentu. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa ada sesuatu yang hilang (missing point)  ketika memahami kasus yang sedang dibahas. Kebanyakan mahasiswa memahami pemahaman tulisan itu dari teks yang sudah diterjemahkan dari internet. Sedangkan sudah dapat diketahui bahwasannya terjemahan dari internet terkadang struktur kalimatnya sulit untuk dipahami. Sebenarnya membaca teks yang langsung berbahasa inggris berfungsi untuk mengecek comphrehension sekaligus menerapkan reading aloud dengan membaca kalimat per kalimat. Jadi, bukan hanya sekedar menterjemahkan.
Sebelum pembangunan pabrik, perusahaan Inggris telah menjanjikan orang Papua rumah yang lebih baik, pekerjaan jangka panjang dan perlindungan lingkungan penuh ketika mulai beberapa tahun yang lalu dalam membangun pabrik raksasa untuk mengekstrak 14 triliun meter kubik gas . BP telah membangun  rumah untuk orang papua Tetapi orang-orang benar-benar menderita mental dari pemukiman baru mereka. Akses mereka daerah lain seperti ke laut terbatas karena zona eksklusi perusahaan, dan mereka tidak dapat memperluas kebun mereka. Mereka tidak memiliki cukup kewenangan untuk itu. 
Orang  Papua pada awalnya terkesan ketika BP sepenuhnya membangun desa nelayan, mengalirkan uang ke masyarakat sekitar, dan mempekerjakan lingkungan terkemuka, hak asasi manusia dan kelompok-kelompok kesehatan serta memberitahu mereka tentang cara untuk menghindari konflik dan membawa kemakmuran ke desa-desa. Tapi semakin mendekati pembukaan proyek, orang telah membanjiri daerah tersebut. Dengan demikian, konflik antara masyarakat lokal dan pendatang sudah terlihat untuk mencari pekerjaan, dan tinggal menetap.
Selain itu, ekstraksi minyak dan gas telah meninggalkan jejak polusi, pelanggaran hak asasi manusia dan orang-orang tertekan dengan tidak mendapat bagian kekayaan dari hasil tanah mereka. Perusahaan berjanji dari awal untuk menetapkan standar sosial dan lingkungan baru, dan menjadi tanggung jawab sosial perusahaan. Dari proyek ini juga banyak mempekerjakan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang mempunyai peran untuk menawarkan nasihat. 
Orang papua memperkirakan bahwa BP dan Indonesia tidak akan peduli tentang kelangsungan hidup  di tanah mereka dan bangsa mereka. Mereka beranggapan bahwa BP dan Indonesia akan terus menghancurkan hutan dan pohon-pohon serta  mencemari sungai dan laut. Mereka khawatir bahwa BP dan Indonesia akan membawa malapetaka bagi orang Papua dengan menggunakan pekerja terampil dari luar Papua Barat dan mengklaim bahwa orang Papua tidak terampil hingga  prediksi tersebut telah menjadi kenyataan.
Angkatan bersenjata telah memprovokasi konflik di Wasior untuk membenarkan kejadian besar di sana. Uang yang mereka terima dari Pemerintah Indonesia jauh lebih sedikit dari yang mereka butuhkan. Sebuah laporan oleh tentara pada tahun 1999 menunjukkan bahwa gaji yang dibayarkan kepada jajaran mereka hanya cukup untuk mempertahankan mereka dan keluarga mereka selama dua minggu setiap bulan. Jadi, mereka menambah penghasilan mereka dengan menempatkan memeras pada bisnis pembalakan dan pertambangan dalam bentuk menjaga keamanan baik perusahaan besar dan kecil, lokal dan internasional. Dari BP, angkatan bersenjata melihat klien potensial yang besar untuk  diuangkan.
Dalam membahas kasus mengenai Papua, banyak hal yang perlu diketahui termasuk mengenai pihak-pihak yang terlibat didalamnya seperti militer, Polri, OPM, BP, dll. Namun,hal yang menarik yaitu  peran BP dalam kasus ini. Pada class review sebelumnya telah dijelaskan beberapa paragraph dari artikel S. Eben Kirksey Untuk lebih lebih memahaminya, berikut ini adalah lanjutanya :
Tentara militer Indonesia mengarahkan milisia dengan mengirimkan surat yang didalamnya berisi instruksi untuk menyerang O’relly ketika ia sedang berkunjung. Tampak adanya suatu rencana untuk menggagalkan kunjungan suatu pejabat yang namanya tidak disebutkan secara eksplisit. Pada nyatanya, polisi Indonesia dan militer sering terjadi persaingan sengit diantara mereka mengenai lahan atau sumber daya. O’relly ingin mengetahui lebih jauh mengenai kekerasan dalam operasi isolat dan pemusnahan proyek gas BP. Padahal jarak dari Wasior dengan proyek BP adalah 160 km dan tidak ada jalan yang menuju kesana, yang ada hanya pegunungan dan jalan berbukit. Namun, kejadian yang terjadi di Wasior tidak menimbulkan sinyal apa-apa. Anggota milisi telah berjalan jauh untuk mengintai tempat tersebut.
Pada suatu pertemuan, rumbiak meminta untuk memastikan agar pelaku kekerasan dituntut oleh pemerintah Indonesia. Namun, permintaan tersebut mendapat sanggahan dari O’relly. Lalu rumbiak meminta Kirksey untuk mempublikasikan penemuannya agar diterbitkan dalam kabar utama. Setelah itu, Kirksey terhubung dengan  editor dari the Sunday times dan mereka sangat tertarik dengan ceritanya tapi tidak akan menerbitkannya secara keseluruhan. Pihak penerbit ingin mencetak nama milisi yang membantu membunuh polisi. Kirksey ingin meminta nasehat dari Rumbiak sebelum memutuskannya tapi karena tidak ada jawaban dari Rumbiak atau susah dihubungi, jadi Kirksey membuat keputusan sendiri untuk tidak mencantumkan nama milisi tersebut karena hidup mereka pasti akan menghadapi bahaya.
Grimston dan Kirksey berdiskusi di telepon dan berusaha mengkonfirmasi dengan detail kekerasan BP dengan pasukan keamanan tapi hanya disebutkan sedikit. BP terlibat dengan pasukan militer Indonesia dalam upaya melindungi produksi gas. Agen militer Indonesia telah memasok peluru, makanan dan uang kepada seseorang untuk membunuh polisi. Kebijakan ini dirancang untuk meminimalkan keterlibatan agen militer maksudnya agar kejahatan mereka tidak diketahui orang lain.
Kompleksitas pelaku dan kejadian pada penelitian Kirksey dikurangi menjadi paragraf yang sedikit dan dia juga sudah menerjemahkan informasi yang diperoleh dari sumber yang terpinggirkan kedalam suatu reportase yang global. Dengan semua upaya penerjemahan, ada yang hilang dalam artikel itu yaitu laporan lengkap dari pelanggaran HAM di Wasior. Konteks yang lebih luas dari gerakan kemerdekaan papua barat dan pandangan orang papua dari proyek gas BP. Kredibilitas orang papua sebagian besar dikucilkan, sehingga muncul sebuah koalisi  dari kelompok papua seperti mahasiswa, aktivis lingkungan aktivis HAM, yang ingin melihat proyek BP berhenti.
Kirksey tidak mendapat ucapan selamat dari Waropen atas artikelnya yang sudah terbit di Sunday times, yang mengungkap fakta untuk memperoleh keadilan bagi para korban pelanggaran HAM di Wasior. Tapi sebelum cerita dicetak, editor Sunday times hanya memotong satu kalimat yang dikutip dari sumber orang papua dengan nama. Bagi mereka yang menginginkan kemrdekaan, Kirksey disambut hangat oleh mereka, tapi banyak juga orang papua yang menganggap BP sebagai sekutu dalam memperjuangkan kemerdekaan karena BP pernah member sumbangan pada kongres papua pada tahun 2000. Kirksey akan  menjalani wawancara di Sunday times pada acara BBC atas artikelnya yang keluar beberapa bulan yang lalu. Dia akan diwawancarai mengenai kebijakan keamanan berbasis komunitas BP. Disana ia juga bertemu dengan Victor Kaisiepo, seorang aktivis kemerdekaan bagi papua yang telah hidup di pengasingan di belanda.
Didalam acara radio itu, kirksey mengungkapkan bahwa agen militer Indonesia telah memicu atau memprovokasi kekerasan didekat lokasi proyek BP. Kaisiepo juga  menambahkan untuk aktivis luar negeri yang ingin melihat proyek BP berhenti. Kaisiepo mengirimkan email kepada Kirksey dengan bahasa yang sangat ramah dan dia menyarankan untuk berkolaborasi. Sementara dia ingin proyek BP tetap berlanjut dan menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh militer. Disisi lain, John Rumbiak dan orang papua lainnya mencari Kirksey dan mendorongnya untuk berkolaborasi dengan dewan presidium papua serta pimpinan kemerdekaan lainnya. Secara tidak langsung, dia juga akan mempelajari hubungan perusahaan multinasional dan agen militer Indonesia.
Para aktivis merekrut Kirksey dalam penelitiannya dan mengajarkan pentingnya kemerdekaan yang khusus. Dia pun menghadiri suatu pertemuan dengan pejabat tertentu dan hasil dari pertemuan tersebut membuat sekutu baru menjadi rapuh yang mendukung suatu inisiatif tertentu. Kirksey berpikir mengapa dia menulis dan untuk siapa tulisan itu. Dia mencoba menerjemahkan laporan HAM yang berbahasa Indonesia selama berjam-jam denga harapan laporan itu bias dibaca oleh pemerintah. Namun, dia sedikit memasukan berita distribusi elektronik yang aktif berkampanye di papua barat. Selain Kirksey, banyak sarjana lain yang mendukung kelopmok pribumi seperti Charles Hale yang telah menggunakan pengumpulan data, metode analisis dan program kartografi berbasis komputer baru untuk memperjuangkan politik yang lemah.
Standar epistemologis melihat semua segi pengetahuan sebagai politik, dimana orang masuk dalam suatu politik tertentu tidak perbah bebas dari nilai dan social tempat dia berada. Seperti yang dikatakan oleh Harding bahwa menghasilkan klaim yang kuat untuk pendidikan, perlu dibimbing dengan ilusi dari nilai yang netralitas. Kirksey dalam tulisannya berkomitmen untuk mendengarkan structural yang terpinggirkan. Tantangannya tentu secara terbuka untuk refleksi kritik bahkan mereka meredam emosionalnya dan menggunakan intelektual. Untuk menghindari adanya godaan, mencoba melihat segala sesuatu dari hal yang baik dan berbicara mengenai pengetahuan dengan member pendapat. Memposisikan diri sebagai aktivis pengetahuan adalah kesalahan karena akan kehilangan pengalaman, menyatu dengan pengetahuan akan memunculkan wawasan yang tidak terduga.
Dalam sebuah anthropology harus siap menghadapi tuntutan multi arah untuk tanggung jawab, informasi yang terungkap dari undang-undang pencemaran nama baik, dan dari masyarakat pembaca yang menginginkan bentuk narasi tertentu. Belajar beroperasi mengikuti epistemologis pada domain yang berbeda dan system ini mengetahui dan menghasilkan klaim yang berpengetahuan.
Setelah menyelesaikan karangannya pada November 2007, minggu terakhir menyelesaikan disertasi Ph.D dan merevisi naskah menjadi sebuah buku. Dia berusaha menjadi penerjemah yang setia untuk melakukan keadilan kebebasan di papua barat. Pada saat yang sama dia berusaha mengetahui hal-hal yang penting, mengetahui hal yang baik untuk realitas hidup  di papua barat. Bahkan mimpi orang papua yang terputus yang diacuhkan oleh lembaga kekuasaan dan kekerasan, orang papua membayangkan kejutan dimasa depan.
Dalam hal ini, pihak BP tidak ingin disalahkan mengenai proyeknya. Mereka mengatakan hal-hal sebagai berikut :
1.    Menyangkal adanya kerusakan lingkungan di papua
2.    Pihak BP terikat aturan tentang jumlah pekerja dari papua
3.    Tenaga konstruksi sebanyak 30% berasal dari papua sebagai lapangan pekerjaan untuk mereka yang berjangka panjang.
4.    BP lebih memprioritaskan desa yang terkena dampak
5.    Menurut mereka papua itu cukup luas. Sehingga sulit untuk mengidentifikasi masyarakat asli papua.
Apapun yang disampaikan pihak BP, masyarakat papua merasa janji mereka telah diingkari karena beberapa hal berikut :
1.    Adanya pemblokiran lahan dan perikanan untuk tidak menangkap ikan di perairan tertentu
2.    Banyaknya perusahaan di papua menyebabkan banyak imigran yang dating ke papua
3.    Orang papua hanya ditempatka pada pekerjaan yang bukan staf.
Dari pembahasan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa banyak hal yang dilakukan untuk menunjukan kekuasaan dan kekuatan siapa yang terkuat. System pengamanan yang seharusnya bertugas mengamankan justru bias menjadi pengganggu. Beberapa pihak yang memiliki ambisi kuat seperti BP, militer Indonesia, para aktivis dan masyarakat papua, mereka memiliki ambisi sesuai dengan ideology mereka masing-masing. Tentunya ideologi mereka berbeda satu sama lain, dengan mengguanakan kekuasaan, kekuatan, kecerdasan, atau keahlian dan penyerangan dalam mencoba mendapatkan apa yang diinginkan.

0 comments:

Post a Comment