Friday, May 23, 2014

11:32 PM



Menulis itu butuh proses. Proses tersebut dapat diperoleh dari adanya kegiatan membaca. Jika kapasiatas membaca seseorang itu kurang, dapat dipastikan hal yang akan ditulisnya pasti kurang adanya informasi pendukung. Apalagi jika tidak membaca, tidak akan ada yang patut untuk ditulis dan tentunya tidak akan ada hal yang patut untuk dikomentari. Untuk melakukan sebuah kegiatan menulis diperlukan adanya analisis yang dalam mengenai hal yang akan ditulisnya. Tentu kegiatan utamanya akan bermula dari membaca.
Pertemuan hari ini tidak seperti pertemuan kemarin. Rasanya baru saja kemarin mengeluarkan statement sangat tertarik dan menyukai metode konsultasi. Tapi sekarang malah berbalik arah karena metode yang digunakan beralih menggunakan metode evaluasi. Tentunya diantara kedua metode tersebut pasti ada komentar tapi evaluasi lebih menekankan asas ‘menyalahkan’ dari pada menggunakan asas ‘membimbing dan mengarahkan’ seperti pada metode evaluasi.
Adilkah jika untuk menilai suatu tulisan hanya berlandaskan pada satu pertanyaan untuk penulisnya? Jika tidak bisa menjawab tulisan tersebut langsung diabaikan begitu saja, sedangkan apa yang dipertanyakan tidak menjadi bagian dari tulisan tersebut. Jika konteksnya berada pada pembaca yang umum, itu sah-sah saja dilakukan karena memang sudah merasa tidak ingin membacanya. Tapi, jika konteksnya berada pada ruang evaluasi yang membutuhkan adanya komentar, rasanya seperti tidak ada apresiaisi apa-apa. Lalu apakah yang harus direvisi jika seperti itu adanya ? Baiklah, saya paham pembaca punya hak penuh atas teks yang ingin dibacanya. Sadar bahwa yang dilakukan sekarang adalah masih dalam tahap belajar, jika terdapat kesalahan tentu tidak bisa manyalahkan siapapun melainkan kembali pada seorang diri sebagai pembelajar.
Ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan kali ini. Beberapa diantanya sudah dijelaskan juga pada class review sebelumnya. Namun dalam hal ini hanya akan sedikit menyinggung sebagai pengingat saja. Topik berkaitan dengan inti atau materi pokok yang akan diangkat dalam suatu tulisan. Topik merupakan suatu hal yang sangat essential karena harus selalu ada dalam tulisan sebagai landasan untuk pengembangannya. Lalu working thesis, Kalimat yang bernama thesis statement sebenarnya selalu ada di sebuah tulisan. Hubungan antara thesis statement dan setiap paragraf berupa sebuah paragraf yang efektif. Di dalam sebuah paragraf yang efektif, terdapat empat hal yang mendasar:  kesatuan, hubungan yang jelas dengan thesis statement, adanya kepaduan dan pengembangan paragraf yang baik. Apabila unsur yang dibutuhkan untuk menunjang tulisan tersebuat sudah ada, maka dapat dikatakan bahwa tulisan tersebut sudah memiliki working thesis.
Kemudian generic structure, berkaitan dengan susunan umum atau seperti bagian kerangka karangan yang digunakan untu menunjukan urutan topik yang akan dibahas. Generic structure ini harus selalu ada karena sebagai pengatur agar pemaparan ide dalam tulisan menjadi lebih terstruktur dan tidak terpecah-pecah. Hal lain juga yang dibahas yaitu mengenai beberapa hal yang terdapat dalam bukunya Ken Hyland (2002) mengenai hal yang berkaitan dengan proses writing, antara lain :
Writing is Problem solving
Dalam hal ini, penulis menggunakan strategi penemuan (invention strategies ) dan rencana yang sangat luas (extensive planning) untuk memecahkan masalah dalam retorika atau kemampuan berbicara dalam mempressentasikan tulisan. Dalam bukunya Hyland tertulis,  “While it makes use of constructionist views of text structure and audience, its main sources are Flower’s work on writing as problem-solving, Elbow’s emphasis on prewriting, revision and peer response, and Murray’s views on writing for learning (Holst, pc).”
Writing is generative
Dalam hal ini, penulis mengeksplorasi (explor) dan menemukan (discover) ide yang akan mereka tulis. Proses menulis memang panjang, penulis perlu mendalami dan menelusuri hal apa saja yang akan ditulis. Setelah menelusuri tentunya penulis akan menemukan ide yang akan mereka tulis.
Writing is recursive
Dalam hal ini, penulis secara terus menerus meninjau kembali dan mengubah teks mereka sesuai dengan yang ingin mereka tulis. Pengubahan Ini dilakukan untuk menguji ketepatan teks.  Dari kegiatan ini akan diperoleh beberapa konsep yang hanya akan menghasilkan satu tulisan yang utuh karena untuk menjadi sebuah teks akan dibutuhkan revisi yang berulang-ulang.
Writing is collaborative
Dalam hal ini, penulis memberikan suatu yang bermanfaat atau menguntungkan dari umpan balik yang difukuskan dalam berbagai sumber. Adanya penulisan sebuah teks tentunya mempunyai tujuan yang ingin sampaikan, diharapkan tujuan tersebut mempunyai efek yang baik terhadap masalah yang difokuskan. “Feedback is vital to the process of learning. Research shows it enables students to assess their performances, modify their behavior and transfer their understandings (Brinko, 1993; Hyland and Hyland, 2006)”
Writing is developmental
Dalam hal ini, penulis tidah harus mengevaluasi hanya dari hasil akhirnya saja tetapi dari proses kemajuannya juga. Berarti proses juga menentukan sebagai developmental. Proses tentu menjadi begian yang sangat penting dalam pembuatan teks karena dari sini dapat diketahui  perubahan dan kemajuan dari penulisannya.
Berikut ini ada beberapa tahapan dalam menulis atau Process stages dalam bukunya Hyland :
a.    Prewriting ( brainstorming, free writing, clustering, topic analysis, organising, planning )
b.    Writing ( drafting, unblocking techniques )
c.    Editing     ( cutting deadwood, strengthening sentences, improving style )
d.    Rewriting ( identifying focus and structure, revising on different levels, peer feedback, adapting text for speaking )
e.    Publication (proofreading and polishing, evaluating the final product, Publication )
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hal yang paling essential yang harus ada dalam sebuah tulisan meliputi 3 hal yaitu : topic, working thesis dan thesis statement. Ditambahkan pula dalam bukunya Ken Hyland bahwa proses peninjauan dalam writing meliputi :  problem solving, generative, recursive, collaborative, dan developmental. karangan argimentatif yang baik biasanya mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan pembaca.

0 comments:

Post a Comment