Friday, May 30, 2014


Judul: Semakin Menarik Bermain  Dengan Argumentative Essay


Pertemuan kali ini adalah submit pertama 1.000 kata dalam bahasa Inggris (Argumentative Essay). Paper saya sudah mengandung beberapa alasan Papua tidak boleh lepas dari NKRI, saya mencantumkan 4 alasan diantaranya faktor sejarah (history) dari Papua itu sendiri., melihat keadaan Timor Leste (dahulu bernama Timor Timur) yang sudah lepas dari Indonesia, adanya isu global warming, dan dari segi keuntungan (ekonomi)jika Papua tetap berada di NKRI.
Hanya beberapa orang saja dari teman kami yang hampir benar dalam membuat argumentative essay. Komen yang diberikan pa Lala kepada kita rata-rata masih belum benar dalam membuat argumentative essay. Pada pertemuan kali ini pa Lala lebih fokus pada paper kita yaitu tentang topic, working thesis, dan generic structure. “Papua-Indonesia Never Separated” itulah judul dari paper saya, dan pa Lala memberikan masukan kalau lebih baik diganti menjadi “Papua-Indonesia Should Not Be Separated” menurut saya itu lumayan bagus untuk judul paper saya.
Class Review kali ini saya menambahkan dari buku Ken Hyland (2009). Proses dan praktek dirancang untuk mengembangkan keterampilan menulis akademik mahasiswa, untuk mengembangkan tehnik menghasilkan, penyusunan, merevisi dan menanggapi berbagai teks, dan mengembangkan pengakuan bahwa menulis melibatkan mediasi antara penulis dan audiens. Implikasi ini adalah adalah bahwa penulis dasar dapat dipandu melalui strategi penemuan, penyusunan, dan revisi.
Tampilan proses penulisan
  1. Writing is problem solving
Penulis menggunakan strategi penemuan dan perencanaan yang luas untuk menyelesaikan masalah menulis, karena setiap menulis adalah sebuah penyajian
  1. Writing is generative
Penulis mengeksplorasi dan menemukan ide-ide menulis mereka
  1. Writing is recursive
Penulis terus-menerus meninjau dan memodifikasi teks-teks mereka dan sering menghasilkan draft untuk menyelesaikan sebuah tulisan
  1. Writing is collaborative
Manfaat penulis dari adanya umpan balik adalah fokus dari berbagai sumber
  1. Writing is developmental
Penulis tidak harus di evaluasi hanya pada hasil tulisan akhir mereka tetapi pada pendekatan perbaikan mereka

Pada bagian ini, berusaha untuk menjadi akses yang relevan untuk semua jurusan dan keahlian yang menghubungkan siswa untuk menulis sendiri atau pengalaman dan tuntutan menulis study akademis, untuk mencapai itutetntu saja bergerak dari menulis otobiografi, untuk topik dalam pengetahuan penulis, dan menulis dengan menggunakan berbagai sumber. Hal ini di sejajarkan dengan gerakan dari menulis bagi guru, menulis untuk rekan-rekan, dan menulis untuk umum.
Melibatkan siswa dalam proses rekursif perencanaan, penyusunan, peninjauan, mengevaluasi, dan merevisi, mneyediakan lingkungan yang mendukung, dan memanfaatkan berbagai sumber umpan balik, penekanan diletakkan membantu basic siswa menulis sebagai serangkaian tahapan untuk membantu mereka menyusun dari kebutuhan untuk mencapai kebenaran dan kelengkapan seperti yang mereka tulis.
Umpan balik yang sering akan datang dari teman-teman dalam evaluasi sebaya dan tutor. Kita akan cepat belajar untuk menjadi kritikus efektif sendiri melaluai mengedit pekerjaan teman dan merevisi diri kita (tulisan sendiri). Kebanyakan dari semuanya adalah kita akan belajar dengan menulis, dalam perjuangan untuk makna yang ingin kita sampaikan.
Kegiatan ini dimulai dengan memfokuskan siswa pada proses dan praktek menulis meereka sendiri. Disini penulis mendiskusikan komentar penulis yang sudah berpengalaman seperti Ken Hyland, Lehtonen, dll. Mereka menyusun strategi sebelum pindah untuk berlatih sebagai penemu, penyusun, dan merevisi. Tutor memperkuat eksplorasi dan pendekatan reflektif dengan mengharuskan siswa untuk membuat proses jurnal dan mereka dapat memeriksa praktek-praktek mereka.
Proses dalam menulis
  1. Prapenulisan (prewriting) : brainstorming, menulis bebas, clustering, analisis topik, pengorganisasian, perencanaan
  2. Menulis (writing) : penyusunan, unblocking techniques
  3. Editing : pemotongan, memperkuat kalimat,  meningkatkan gaya
  4. Menulis ulang (rewriting) : mengidentifikasi fokus dan struktur, merevisi pada tingkat yang berbeda, rekan umpan balik, mengadaptasi teks untuk berbicara
  5. Publication : proofreading dan polishing, mengevaluasi produk akhir, publikasi.
Pada pertemuan kali ini, pa Lala menanyakan kepada kita tentang apa yang sudah kita dapat di MK Writing 4 selama satu semester ini? Pertanyaan ini ditanyakan sebagai tolak ukur terhadap pengajaran yang selama satu semester ini sudah kita lewati. Kalau satu kelas ditanya satu pertsatu mungkin tidak akan cukup dalam satu hari karena banyak usaha yang sudah kita dapatkan. Hal itu juga bisa terjadi karena adanya banyak usaha yang sudah kita dapatkan juga sangat banyak. Begitu pula dengan belajar, jika usaha kita sungguh-sungguh dalam satu mata kuliah, hasil atau pengalaman belajar kita semakin banyak.
Mungkin ini adalah Class Review yang terakhir saya tulis, kesan-kesan satu semester mengikuti mata kuliah writing 4 adalah: menjadi penulis “berkualitas” tidaklah mudah, tidak cepat, dan tidak mudah untuk segala-galanya. Tapi inilah sebuah proses belajar, dari yang tidak bbisa menjadi bisa.
Di Writing 4 ini, kita memproduksi 2 genre yaitu: Narrative Essay dan Argumentative Essay. Berkat bimbingan yang sabar dari Pa Lala kita dapat menyelesaikan MK ini dengan baik.

0 comments:

Post a Comment