Tiada kata berhenti untuk menulis dan
berpikir, itulah kata yang sekiranya cocok untuk menggambarkan keadaan sekarang
ini dan seterusnya. Kini tiba saatnya lagi waktu untuk menulis dan berpikir
lebih keras. Tentunya dengan suasana baru dan materi pembahasan yang baru yaitu
argumentative essay. Hal yang pertama kali terlintas dalam pikiran ketika
mendengar kata argumentative adalah opini, pendapat, alasan yang didasarkan
atas pandangan pribadi dalam melihat suatu masalah.
Sebenarnya, kata argumentative essay sudah
tidak asing lagi karena memang sebelumnya sudah pernah mempelajarinya. Namun,
argumentative essay yang satu ini sepertinya tingkatan levelnya lebih tinggi.
Alasannya bias jadi karena masalah atau kasus yang menjadi tema utama merupakan
masalah atau kasus yang mempunyai alur cukup rumit yaitu mengenai papua barat. Sehingga harus
mengetahui permasalahan secara detail dari awal kemunculan konflik sampai
sekarang.
Terbesit pertanyaan, apa perbedaan antara
argumentative essay dan expository essay
? sebenarnya kedua jenis teks tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu
menunjukan fakta mengenai suatu hal. Namun, tentu ada perbedaannya diantara
kedua jenis teks tersebut. Jika dalam expository menunjukan fakta, dalam
argumentative juga sama tapi jenis teks argumentative lebih mendalam
mengungkapkan kasusnya.
Argumentative essay adalah salah satu jenis
dari macam-macam tulisan. Dalam penulisan dibutukhan adanya investigasi
terhadap suatu topik, mengumpulkan, menghasilkan bukti dan membangun suatu
posisi pada topik dalam cerita yang singkat atau ringkas. Terkadang memang
sering terjadi kebingungan antara argumentative essay dan expository essay
karena dua jenis teks ini memang terlihat sama atau mirip. Namun, argumentative
berbeda dari expository dalam hal previewing (invention) dan melibatkan
penelitian. Argumentative essay umumnya menunjuk sebagai ‘capstone’ atau proyek
akhir dalam tulisan selama satu tahun pertama. Kemajuan suatu susunan
penelitian yang panjang memerlukan penelitian yang lebih rinci. Sedangkan dalam
expository kurang melibatkan penelitian dan karangnnya lebih pendek. Expository
essay sering digunakan dalam kelas menulis sebagai lahan atau tes seperti GED
atau GRE. Kegiatan debate juga merupakan salah satu penerapan ekspository.
Berikut
ini adalah format dasar struktur argumentative essay:
a. Introduction
b. Body
First point and supporting info
Second point and supporting info
Third point and supporting info
c. Conclusion
Menulis bukan hanya sekedar menuangkan idea
tau gagasan yang ada dalam pikiran kedalam tulisan, bukan pula sekedar
memberikan informasi kepada orang lain. Disamping itu, menulis mempunyai fungsi
lain yang jauh lebih besar, khususnya dalam menulis argumentative essay.
Menurut Fitz Patrick:2005, dalam sebuah karangan argumentative seseorang harus
membujuk, meyakinkan orang lain untuk menimbang-nimbang dan memikirkan
pandangannya bahkan jika ada orang lain
yang tidak setuju. Sehingga dibutuhkan adanya kepedulian dan
keterampilan. Seseorang perlu menunjukkan rasa hormat dan tanggapan untuk
pendapat yang bertentangan. Sampaikan pendapat tersebut dengan hati-hati dan
kosa kata serta bahasa yang tepat. Dari semua yang telah diketahui diatas,
dapat diketahui bahwa dalam menulis sebuah karangan argumentative essay harus
dengan jelas dan dapat diterima akal (logis).
Hal yang harus dilakukan sebelum membuat
argumentative essay adalah mengetahui struktur pembentuk esay tersebut.
Pertama, mengenai topik untuk membuat argumentative harus menentukan topik yang
ingin dibicarakan terlebih dahulu. Beberapa topik membutuhkan adanya definisi,
contoh jika ingin mengambil topik mengenai “sekolah harus mengajarkan
pendidikan moral” maka terlebih dahulu harus mengetahui dan menjelaskan apa itu
pendidikan moral ? definisikan inti dari topik yang diambil agar penjelasan
lebih lengkap dan pembaca mengetahui informasi secara mendalam dari hal-hal
yang paling kecil.
Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah
limit the topik. Dalam argumentative essay, beberapa topik membutuhkan adanya
pembatasan agar pembahasan tidak terlalu meluas. Contoh, jika topiknya mengenai
“nilai dalam tingkatan huruf” dan thesisnya mengatakan “guru tidak perlu
menggunakan nilai dalam tingkatan huruf”. Namun, dari thesis tersebut pembaca
akan merasa kebingungan apakah yang dimaksud tersebut adalah semua guru yang
berada dari semua tingkatan dari TK sampai universitas atau hanya guru tertentu
saja yang tidak perlu menggunakannya. Oleh karena itu, perlu adanya limit dalam
argumentative essay agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas. Jika
tidak, pembahasan akan menjangkau pada area yang lainnya.
Hal lain juga yang tidak boleh terlupa dalam
argumentative assay adalah analyze the topik yang berkaitan dengan esensi dari
teks tersebut. Sebelum memutuskan sudut pandangnya, penulis harus menganalisis
terlebih dahulu mengenai isu yang diangkat secara mendalam. Sebagian besar topik
dalam argumentative mempunyai dua sudut pandang yaitu for dan against. Untuk
menyatakannya dapat menggunakan pertanyaan dalam bentuk yes/no.
Contohnya seperti “haruskah siswa SMA bekerja
selama tahun pembelajarannya?”. Dari sini penulis harus jelas berada pada sudut
pandang yang mana, apakah berada pada pihak yang setuju atau tidak. Berikan
opini atau pendapat dari permasalahan tersebut. Jika pendapatnya setuju atau
tidak maka berikan alasannya pula untuk menguatkan pendapat tersebut. Buatlah
suatu alasan yang dapat meyakinkan orang lain agar mempercayai alasan yang
telah dikemukakan. Contoh sample opinion berdasarkan permasalahan diatas
mengenai “high school student should work during the school year”. Berikut ini
adalah contoh analisis yang setuju (for), dapat dituliskan dalam bentuk poin
sebagai berikut :
a. They can save for college.
b. They can make new friends.
c. They can learn responsibility.
d. They may discover a career for themselves
Sedangkan jika berada pada pihak yang tidak
setuju (against), dapat mengungkapkan alasan-alasannya juga :
a. They can get
better grades if they do not work
b. They can participate in extracurricular activities
Alasan-alasan tersebut dapat dipaparkan
sebanyak yang diinginkan tergantung anda berada dipihak yang mana. Hal lain
yang perlu diperhatikan yaitu dalam membuat suatu keputusan akhir mengenai
sudut pandang sebaiknya tidak boleh asal memutuskan berdasarkan keinginan
pribadi saja tapi sangatlah bagus jika terlebih dahulu mengevaluasi kelebihan
dan alasan pendukung yang telah dirincikan.
Sebauah alasan yang kuat adalah alasan yang
dapat dipercaya, artinya alasan tersebut memuat bukti-bukti yang meyakinkan dan
bisa dipercaya keakuratannya. Kemudian sebuah alasan juga harus relevant,
artinya alasan yang diberikan berhubungan dengan topik yang sedang dibicarakan
dan tidak membahas hal lain yang keluar dari topik. Selanjutnya berikan alasan
yang bersifat important, artinya alasan tersebut memuat informasi yang
bermanfaat dan patut diberikan kepada orang lain dalam memperoleh informasi
baru. Itulah beberapa hal yang perlu ada dalam argumentative essay. Untuk
memastikan alasan yang sudah dirincikan tersebut, dapat dengan menggunakan
pertanyaan berikut pada diri anda : is it true ? is it clearly connected to my topic
? does it matter or does it have real consequences ?
Apakah sudah cukup ? tentu belum. Dalam
argumentative cantumkan juga thesis statement yang bias berisi pendapat.
Pendapat ini biasanya diwujudkan atau diekspresikan dengan menggunakan modal
verb “should” atau kata evaluasi seperti “good” atau “bad”, contohnya :
a. Teenagers should have part-time jobs.
b. Part-time work is good for teenagers.
Sebuah thesis statement yang lengkap juga
berisi alsan-alasan atau pendukung agar menguatkan statement. Contohnya : “Employers should hire teenagers because they are eager to
work, they are flexible, and they have the knowledge and skills required to do
many entry-level jobs”.
Sebuah thesis statement juga boleh berisi
pandangan yang bertentangan, artinya untuk membandingkan pendapatnya dengan
pendapat orang lain. Namun, tetap pada prinsipnya seseorang harus lebih
mengunggulkan pendapatnya dibandingkan yang lain. Contonya “While some people say that teenagers do not have a good
work ethic, employer should hire teenagers because they are eager to work, they
are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many
entry-level jobs”.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa
sebuah opini tidak akan langsung menjadi argumentative essay, tapi harus
menempuh beberapa proses terlebih dahulu. Untuk menjadi argumentative essay,
opini harus melewati beberapa tahapan dan melengkapi syarat yang harus dipenuhi.
Adapun hal-hal yang harus dipenuhi antara lain harus didukung oleh fakta,
bukti, atau pendapat yang menguatkan dari para ahli mengenai permaslahan
tersebut. Semua hal itu digunakan untuk memperkuat opini karena argumentative
ini bersifat persuasive jadi butuh banyak bukti yang kuat untuk mendukungnya
agar pendapat bisa diterima orang lain.
0 comments:
Post a Comment