10th Class Review
Semangat pagi! Ini akan menjadi pengalaman yang tak akan
terlupakan. Pukul 05.00 pagi, dimana suasana masih teramat sepi dan gelap. Mobil-mobil
pun jarang berlalu lalang. Kali ini chalenge dalam writing 4 bertambah lagi,
mulai dari berangkat pagi, hingga di perjalanan pun hampir mendapati suatu
accident. Meskipun begitu, ini semua merupakan pengalaman yang tak akan
terlupakan di semester 4 ini.
Berbicara
mengenai chalenge, yang mana dalam tiap pertemuan selalu bertambah, kini
saatnya kami semua menghadapi materi argumentatif esay. Masih ingat sebelumnya,
kami dihadapkan pada reading time dengan topik “don’t use your data as a
pillow”, yakni mengarah kepada kasus di Papua Barat. Maka di pertemuan kali ini
beralih pada writing time, yang mana topiknya pun masih seputar kasus di Papua
Barat.
Sebelum
memulai untuk menjelajahi argumentatif esay dan mulai mempraktekkannya, kami
semua dihimbau untuk sejenak merenungkan dengan beberapa pertanyaaan-pertanyaan
yang mungkin dapat dijawab. Pertama yaitu, apa yang ada dalam pikiran Anda
ketika mendengar istilah “argumentatif esay?” kedua, bagaimana cara membedakan
esay tersebut dari “ekspositori esay?” ketiga, apakah Anda mempunyai pengalaman
menulis dari kedua jenis esay tersebut?”
Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sejenak kita berfikir what is
argumentative essay? Argumentatif esay adalah genre penulisan yang
mengharuskan untuk menyelidiki suatu topik; mengumpulkan, menghasilkan, dan
mengevaluasi bukti, serta membangun posisi pada topik secara ringkas.
Argumentatif esay ini sesuai dengan namanya, yakni dari kata dasar argumen,
maka tentu berisi tentang berbagai opini mengenai suatu persoalan yang sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat. Dalam hal ini penulis menyampaikan
argumennya berdasarkan pada pengetahuan dan pandangan yang dianutnya, serta
didukung atau diperkuat oleh sejumlah data-data yang handal dan disampaikan
secara logis dan komprehensif.
Dalam
argumentatif esay ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang
persoalan yang sedang dibahas, dengan tinjauan kaca mata sang penulis. Misalnya
persoalan yang sedang hangat dibicarakan di kalangan Mahasiswa semester 4 ini
adalah kasus Papua Barat, maka yang harus dipaparkan adalah opini para
mahasiswa mengenai Papua Barat, beserta dengan penguatan bukti dari opini
masing-masing mahasiswa. Penguatan bukti dapat berupa opini orang lain yang
dipercayainya, opini para pakar, dan bukti-bukti lainnya.
Selain
bertujuan memberikan wawasan kepada pembaca, argumentatif juga berupaya
menerangkan pendirian kita sebagai sesuatu yang benar dan lebih baik dari yang
lainnya. maka dalam hal ini akan terjadi proses meyakinkan orang lain untuk
menerima opini kita. Fungsi tulisan argumentatif adaalah menunjukkan pernyataan
kita berupa opini, pendapat, teori, maupun hipotesis tentang satu fenomena itu
benar atau lebih benar dari pernyataan orang lain. Namun harap dicatat, kita
mungkin akan menemukan beberapa kebingungan pada saat membuat argumentatif
esay, dikarenakan argumentatif esay mirip dengan esay ekspositori. Kedua genre
serupa, tetapi easay argumentatif berbeda dari esay ekspositori dalam jumlah
yang terlibat.
Esay
argumentatif umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas akhir dalam
tahun ajaran menulis atau rangkaian komposisi maju dan melibatkan lebih jauh
mengenai penelitian secara detail. Sedangkan esay ekspositori melibatkan
kurangnya penelitian dan lebih pendek. Esay ekspositori sering digunakan untuk
latihan menulis di kelas atau tes, seperti GED atau GRE.
Menurut
Fitzpatrick 2005, menulis hanyalah masalah memberikan informasi kepada audiens.
Dalam menulis esay argumentatif diharapkan kita dapat membujuk audiens untuk
mempertimbangkan sudut pandang kita, bahkan jika kemungkinan mereka tidak
setuju dengan pendapat kita. Maka dalam hal ini membutuhkan ketelitian dan
keterampilan. Kita perlu menunjukkan rasa hormat, karena sekalipun kita
menentang sudut pandang, kita harus memilih kosa kata dengan hati-hati atau
dengan bahasa yang sopan, dan semua itu tidak lepas dari jelas dan logisnya
tulisan kita.
Langkah-langkah
apa saja yang harus kita lakukan dalam membuat esay argumentatif tersebut?
1. Tentukan Topik (Define the Topic)
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya, jika topik kita adalah
“haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?” maka kita harus menjelaskan apa
itu pendidikan moral? Bagaimana kita mendefinisikan istilah tersebut.
2. Batasi Topik (Limit the Topic)
Beberapa topik argumentatif memerlukan
pembatasan. Misalnya, jika topik kita adalah “nilai huruf” dan tesis kita
menyatakan “guru tidak harus menggunakan nilai huruf”. Pembaca mungkin akan
bertanya-tanya yang berarti “semua guru di semua tingkatan dari TK sampai
Perguruan Tinggi” atau “guru tertentu saja”.
3. Analisis Topik (Analyse the Topic)
Sebelum kita memutuskan suatu sudut pandang,
kita harus menganalis masalah secara menyeluruh. Topik yang paling argumentatif
yakni memiliki dua sudut pandang (for and aginst), dan dapat dinyatakan sebagai
pernyataan “iya/tidak”. Contoh seperti: “Should high school students work
during the school year?”
Contoh opini:
Ø
Opini I : HSS should work during the school
year
Maka beberapa daftar informasi yang mendukung atau yang
mungkin dapat menguatkan opini tersebut yaitu:
ü
Mereka bisa menabung untuk kuliah.
ü
Mereka dapat memperbanyak teman atau
mendapatkan teman baru.
ü
Mereka bisa belajar tanggung jawab.
ü
Mereka mungkin menemukan karir untuk diri
mereka sendiri.
Ø
Opini II : HSS should NOT work during the
school year
Beberapa daftar informasi yang mendukung:
ü
Mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih baik
jika mereka tidak bekerja.
ü
Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
Sebelum membuat keputusan akhir mengenai sudut
pandang kita sendiri, apakah sudut pandang kita itu akan menjadi ide yang baik
untuk mengevaluasi kekuatan dan alasan yang mendukung dalam daftar seperti yang
tertera di atas. Alasan yang kuat adalah salah satu yang dipercaya, relevan,
dan penting. Namun untuk menguji setiap alasan pada daftar sebaiknya tanyakan
pada diri sendiri apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut benar? apakah jelas
terhubung kepada topik? Apakah itu penting atau malah tidak memiliki konskuensi
yang nyata?
Selanjutnya tulis pernyataan tesis. Pernyataan
tesis dari sebuah argumen harus berisi pendapat. Pendapat biasanya dinyatakan
dengan kata kerja modal “should” atau evaluatif seperti “good” dan “bad”.
Misalnya:
·
Teenagers should have part time job.
·
Part time work is good for teenagers.
Sebuah pernyataan tesis yang lengkap juga
mengandung alasan, atau argumen yang mendukung, contoh:
·
Employers should hire teenagers
because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge
and skills required to do many entry-level jobs
Sebuah pernyataan tesis juga mengandung
pandangan yang berlawanan, contoh:
·
While some people say that teenagers
do not have a good work ethic, employer should hire teenagers because they are
eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills
required to do many entry-level jobs.
Jadi dapat disimpulkan bahwa esay argumentatif dan esay ekspositori itu
berbeda. Argumentatif membutuhkan adanya opini yang real mengena sudut pandang
kita. Argumentatif esay ini akan menjadi batu loncatan dalam membuat esay
mengenai Papua Barat.
0 comments:
Post a Comment