Time
to Write Again: Exploring Argumentative Essay
The
10th Class Review
April
24, 2014
Argumentative Essay: Submission is Going On,,, ^_^
Setelah sekitar seminggu, bahkan lebih dari tujuh hari, kini
tiba saatnya melanjutkan perjalanan jungle based writing kami, tentunya
dengan materi baru, yang lebih challenging, yaitu Argumentative Essay.
Mendengar hal itu, saya teringat dengan semester 3 lalu karena kelas kami telah
mempelajarinya. Akan tetapi, tidak boleh bersenang terlebih dahulu, karena
argumentative kali ini berbeda , tentu karena dosen yang berbeda, dan data atau
issue yang digunakan pun berbeda, yakni masih tentang PAPUA.
Terkait dengan argumentative essay yang akan dibuat, disini
saya harus bisa membedakan antara argumentative, expository dan exposition.
Expository= subject-oriented and contains facts
and information using little dialogues. The pyrpose of this text is to
presents information.
Exposition= a piece of text that presents one
side of an issue. The purpose of this text is to persuade the reader by
presenting one side of an argument, that is, the case or the case against. This
text is can be in the form of advertisement, arguments, and editorials. In this
text, use specific point of view or fact is to convince the readers.
Argumentative= uses reasoning and evidence, not
emotion, to take a definitive stand on a controversial or debatable issue.
Jadi, data dipahami bahwa expository
text itu hanya menginformasikan fakta, sedangkan dalam exposition text ini
lebih berbeda karena menggunakan spesifik argument yang tentu di dalamnya
terdapat fakta. Berbeda dengan argumentative essay, yaitu lebih cenderung pada
fakta dan data, dimana di dalamnya membutuhkan deep research yang berupa
fenomena yang dijadikan sebagai orientasi data. Dalam argumentative essay,
penggunaan counter argument dan comparison hanya sebagai optional saja.
Terkait dengan definisi
argumentative essay, merupakan genre of writing yang menyaratkan siswanya untuk
menyelidiki sebuah topic, mengumpulkan, menghasilkan dan menaksir bukti-bukti
dan membangun posisi pada topic dalam cara yang ringkas. Dalam membuat
argumentative essay, mungkin perasaan bingung terjadi karena argumentative dan
expository itu hamper mirip, tetapi argumentative ini berbeda dengan expository
essay. Dalam argumentative, research yang dalam sangat terlibat karena
merupakan sebuah esensi dari argumentative itu sendiri. Biasanya argumentative
ini dijadikan sebagai puncak atau ahir proyek dalam writing atau petualangan
dalam menulis yang memiliki keterlibatan yang luas dalam research.
Berbeda dengan expository essay yang
tidak melibatkan research di dalamnya, tetapi hanya informasi dan tentunya
lebih pendek dari argumentative essay. Biasanya expository essay ini sering
digunakan dalam latihan writing atau test, seperti GED ( Generate
Education Development) dan GRE (Graduate Record Examination).
Menurut (Fitzpatrick; 2005),
writing is merely a matter of giving information to your audience. Hal ini
berarti bahwa aktivitas menulis dapat dimaknai sebagai cara member informasi
kepada para pembaca atau audience nya. Dalam hal ini, argumentative essay, yang
merupakan salah satu genre of writing dimana saya harus bisa mengajak para
pembaca untuk mempertimbangkan pendapat yang saya tulis dalam argumentative
essay, meskipun para pembaca terkadang tidak menyetujui dengan pendapat yang
ditulis.
Dalam menulis argumentative essay,
ada beberapa hal yang perlu diwaspadai, seperti:
1. Define the
topic
Terkadang dalam menulis, baik argumentative ataupun lainnya,
sering kali dalam teksnya, content tidak berkesinambungan dengan topic. Oleh
karenanya, topic disini mensyaratkan adanya definisi. Misalkan tentang “should
school provide moral education?” dalam hal itu, kita bisa mendefinisikan topic
nya “Moral Education.”
2. Limit the
topic
Terkadang dalam menulis, seseorang terlalu bertele-tele atau
melebar kesana kemari tidak jelas. Hal ini akan mengakibatkan para pembaca
sulit untuk mendefinisikan isi dari tulisan tersebut. Oleh karenanya, membatasi
topic merupakan cara yang baik dalam menulis.
3. Analyse the
topic
Dalam menulis argumentative essay, kita harus teliti
dalam memutuskan argument atau point of view. Sebaiknya kita harus menganalisis
issue secara keseluruhan terlebih dahulu. Dalam argumentative, hanya terdapat
dua pandangan, yaitu for dan against.
4. Evaluate
point of view
Berhati-hati merupakan sebuah kunci dalam memutuskan
argument-argumen yang akan kita tulis. Dimana dalam evaluasi ini bertujuan
untuk mengidentifikasi argument yang kuat dan lemah serta alasan yang mendukung
yng kita buat dalam list.
Alasan atau argumenyang kuat, merupakan suatu hal yang dapat
dipercaya, relevan, dan penting. Telah kita ketahui bahwa tujuan argumentative
essay adalah untuk membujuk dan meyakinkan pembaca. Tentu dalam penulisannya
itu berisi penjelasan, bukti alasan, ulasan yang obektif yang disertai contoh,
analogi, dan sebab akibat. Hal ini dalam rangka agar pembaca yakin bahwa
gagasan tersebut adalah benar dan terbukti.
5. Thesis
statement
Dalam thesis statement argumentative, harus berupa opini. Opini sering
diekspresikan dengan modal verb seperti “should” atau avaluative seperti “good”
and “bad” seperti pada contoh.
Opinion: HSS should work during the school year
They can save for college.
They can make new friends.
They can learn responsibility.
They may discover a career for themselves.
Opinion:
HSS should NOT work during the school year
They can get
better grades if they do not work
They can participate in extracurricular activities
Terkait dengan penjelasan tersebut,
saya bertanya kepada beliau tentang “apakah opini harus ditandai dengan should
saja?” kemudian beliau menjawab kalu itu merupakan linguistic marker. Beliau
juga mengatakan bahwa itu termasuk modalitas dan evaluative. Beliau juga
menyarankan untuk mencari definisi nya dalam buku Halliday. Sayangnya, saya
tidak menemukan penjelasan tersebut. Jadi saya mencoba mengutip referensi lain.
Menurut
Peter Knapp dalam bukunya “Genre, Text, Grammar” halaman 189. Modality is
used in arguing to position the writer and reader. It can be expressed in a
number of ways; for example, through:
You should put rubbish
in the bin. Modal auxiliaries
I think children should
go to school. Mental verbs
It will make your class room look
yucky. Temporal auxiliaries
Dari catatan
Peter, dapat dipahami bahwa mengungkapkan opini itu terdapat banyak cara.
Namun, kita harus tetap berjalan pada track Mr.Lala yakni menggunakan should.
Okay, kembali ke topic thesis statements. Topic statements yang lengkap terdiri
dari alasan atau supporting argument itu sendiri.
E.g.: Employers should hire teenagers because they are eager to work, they are
flexible, and they have the knowledge and skills required to do many
entry-level jobs.
Sedikit terlewat tentang bahasan
Modality menurut Peter, modal auxiliaries bisa mengekspresikan obligation dan
probability.
·
You must check that everything you
need has been packed before
you leave.
·
You should also inform the National
Parks office of your plans.
Modal auxiliaries expressing obligation
compared with
·
Make sure that all essential items are
packed. It may be necessary
to
use a checklist.
·
Leave your intended route with the National
Parks office as it could be
useful if any
problems arise.
Modal
auxiliaries expressing probability
Lanjut ke pembahasan
selanjutnya mengenai thesis statement. Dalam memperkaya tesis, diperlukan juga
adanya opposing view.
e.g.:
While some people say that teenagers do not have a good
work ethic, employer should hire teenagers because they are eager to work, they
are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many
entry-level jobs.
·
Opposing view “ while
some people say . .
. “
·
Opinion “. . . Should
. . . “
·
Reasoning “ because
they are. . . “
Dalam
menulis argumentative essay, kita harus mengetahui struktur formatnya yang
sesuai dengan track Mr.Lala. dan jangan lupa ditulis secara eksplisit.
·
Introduction/ genesis/
muqaddimah
·
Body “ but in the
paper, don’t write body”
·
Conclusion “ masih
basic, tetapi harus mampu mendefinisikan topic”
Terkait dengan by the end of learning process, beliau menyarankan kami
bahwa dalam menulis argumentative ata jenis teks lainnya, jangan terlalu
mengutip quote /site yang banyak karena kemungkinan ada beberapa site yang
tidak terlalu penting. Oleh karenanya, ambil beberapa quote /site yang memiliki
efek saja.
Di tengah learning proses, beliau juga
mengatakan bahwa kita harus membuat jenis teks dari esensi jenis teks itu
sendiri. Menurut saya, ungkapan ini mengindikasikan bahwa dalam menulis
karangan argumentative ataupun lainnya, esensi dari jenis teks itu sendiri
tidak menghilang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam
menulisargumentative, banyak hal yang harus dipertimbangkan baik topic, data,
dan lain-lain. Perlu diingat bahwa DEEP RESEARCH yang menurut saya sebagai
esensi dari argumentative itu harus tetap exist di dalamnya. Dan untuk tugas
nya adalah The 1st Argumentative essay yang berisikan pendapat PRO
atau KONTRa jika PAPUA berpisah dengan NKRI.
References:
Knapp,
P & Watkins, M (2005). Genre, Text, Grammar: technologies for teaching and
assessing writing. Sydney: UNSW.
id.wikipedia.org
0 comments:
Post a Comment