Judul: Semakin Menarik Bermain Dengan Argumentative Essay
Pertemuan kali ini adalah submit
pertama 1.000 kata dalam bahasa Inggris (Argumentative Essay). Paper saya sudah
mengandung beberapa alasan Papua tidak boleh lepas dari NKRI, saya mencantumkan
4 alasan diantaranya faktor sejarah (history) dari Papua itu sendiri., melihat
keadaan Timor Leste (dahulu bernama Timor Timur) yang sudah lepas dari
Indonesia, adanya isu global warming, dan dari segi keuntungan (ekonomi)jika
Papua tetap berada di NKRI.
Hanya beberapa orang saja dari
teman kami yang hampir benar dalam membuat argumentative essay. Komen yang
diberikan pa Lala kepada kita rata-rata masih belum benar dalam membuat
argumentative essay. Pada pertemuan kali ini pa Lala lebih fokus pada paper
kita yaitu tentang topic, working thesis, dan generic structure. “Papua-Indonesia
Never Separated” itulah judul dari paper saya, dan pa Lala memberikan masukan
kalau lebih baik diganti menjadi “Papua-Indonesia Should Not Be Separated”
menurut saya itu lumayan bagus untuk judul paper saya.
Class Review kali ini saya
menambahkan dari buku Ken Hyland (2009). Proses dan praktek dirancang untuk
mengembangkan keterampilan menulis akademik mahasiswa, untuk mengembangkan
tehnik menghasilkan, penyusunan, merevisi dan menanggapi berbagai teks, dan
mengembangkan pengakuan bahwa menulis melibatkan mediasi antara penulis dan
audiens. Implikasi ini adalah adalah bahwa penulis dasar dapat dipandu melalui
strategi penemuan, penyusunan, dan revisi.
Tampilan proses penulisan
- Writing is problem solving
Penulis menggunakan
strategi penemuan dan perencanaan yang luas untuk menyelesaikan masalah
menulis, karena setiap menulis adalah sebuah penyajian
- Writing is generative
Penulis mengeksplorasi
dan menemukan ide-ide menulis mereka
- Writing is recursive
Penulis terus-menerus
meninjau dan memodifikasi teks-teks mereka dan sering menghasilkan draft untuk
menyelesaikan sebuah tulisan
- Writing is collaborative
Manfaat penulis
dari adanya umpan balik adalah fokus dari berbagai sumber
- Writing is developmental
Penulis tidak
harus di evaluasi hanya pada hasil tulisan akhir mereka tetapi pada pendekatan
perbaikan mereka
Pada bagian
ini, berusaha untuk menjadi akses yang relevan untuk semua jurusan dan keahlian
yang menghubungkan siswa untuk menulis sendiri atau pengalaman dan tuntutan
menulis study akademis, untuk mencapai itutetntu saja bergerak dari menulis
otobiografi, untuk topik dalam pengetahuan penulis, dan menulis dengan
menggunakan berbagai sumber. Hal ini di sejajarkan dengan gerakan dari menulis
bagi guru, menulis untuk rekan-rekan, dan menulis untuk umum.
Melibatkan siswa
dalam proses rekursif perencanaan, penyusunan, peninjauan, mengevaluasi, dan
merevisi, mneyediakan lingkungan yang mendukung, dan memanfaatkan berbagai
sumber umpan balik, penekanan diletakkan membantu basic siswa menulis sebagai
serangkaian tahapan untuk membantu mereka menyusun dari kebutuhan untuk
mencapai kebenaran dan kelengkapan seperti yang mereka tulis.
Umpan balik
yang sering akan datang dari teman-teman dalam evaluasi sebaya dan tutor. Kita akan
cepat belajar untuk menjadi kritikus efektif sendiri melaluai mengedit pekerjaan
teman dan merevisi diri kita (tulisan sendiri). Kebanyakan dari semuanya adalah
kita akan belajar dengan menulis, dalam perjuangan untuk makna yang ingin kita
sampaikan.
Kegiatan ini
dimulai dengan memfokuskan siswa pada proses dan praktek menulis meereka
sendiri. Disini penulis mendiskusikan komentar penulis yang sudah berpengalaman
seperti Ken Hyland, Lehtonen, dll. Mereka menyusun strategi sebelum pindah
untuk berlatih sebagai penemu, penyusun, dan merevisi. Tutor memperkuat
eksplorasi dan pendekatan reflektif dengan mengharuskan siswa untuk membuat
proses jurnal dan mereka dapat memeriksa praktek-praktek mereka.
Proses dalam menulis
- Prapenulisan
(prewriting) : brainstorming, menulis bebas, clustering, analisis topik,
pengorganisasian, perencanaan
- Menulis
(writing) : penyusunan, unblocking techniques
- Editing
: pemotongan, memperkuat kalimat,
meningkatkan gaya
- Menulis
ulang (rewriting) : mengidentifikasi fokus dan struktur, merevisi pada
tingkat yang berbeda, rekan umpan balik, mengadaptasi teks untuk berbicara
- Publication
: proofreading dan polishing, mengevaluasi produk akhir, publikasi.
Pada
pertemuan kali ini, pa Lala menanyakan kepada kita tentang apa yang sudah kita
dapat di MK Writing 4 selama satu semester ini? Pertanyaan ini ditanyakan sebagai
tolak ukur terhadap pengajaran yang selama satu semester ini sudah kita lewati.
Kalau satu kelas ditanya satu pertsatu mungkin tidak akan cukup dalam satu hari
karena banyak usaha yang sudah kita dapatkan. Hal itu juga bisa terjadi karena
adanya banyak usaha yang sudah kita dapatkan juga sangat banyak. Begitu pula
dengan belajar, jika usaha kita sungguh-sungguh dalam satu mata kuliah, hasil
atau pengalaman belajar kita semakin banyak.
Mungkin
ini adalah Class Review yang terakhir saya tulis, kesan-kesan satu semester
mengikuti mata kuliah writing 4 adalah: menjadi penulis “berkualitas” tidaklah
mudah, tidak cepat, dan tidak mudah untuk segala-galanya. Tapi inilah sebuah
proses belajar, dari yang tidak bbisa menjadi bisa.
Di
Writing 4 ini, kita memproduksi 2 genre yaitu: Narrative Essay dan Argumentative
Essay. Berkat bimbingan yang sabar dari Pa Lala kita dapat menyelesaikan MK ini
dengan baik.
0 comments:
Post a Comment