Kepentingan Nasianalis
atau Individualis ?
Indonesia adalah Negara kaya bukan hanya kaya budaya
melainkan beberapa SDA (Sumber Daya Alam) yang sebenarnya sangat menguntungkan
bagi bangsa Indonesianya sendiri yaitu dapat memajukan kesejahteraan rakyatnya.
Namun, dibalik kekayaan tersebut, tidak sepenuhnya dimiliki oleh Indonesia,
mengapa demikian? Seperti yang telah di jelaskan pada artikel “Don’t Use Your
Data as a Pillow” bahwasannya mengenai kasus papua dan BP yang telah di
jelaskan dan bukan hanya kasus tersebut saja kasus lain seperti perusahaan
pertambangan Freeport
McMoran, Conoco Phillips dan BP dengan total investasi keseluruhan mencapai
US$10.000 Miliar di Provinsi Papua.
Informasi yang saya daparkan adalah bahwa Freeport merupakan
tambang emas terbesar di dunia dengan cadangan terukur kurang dari 3046 to
emas, 31 juta ton tembaga dan 10 ribu ton lebih perak tersisa di pegunungan
papua. Itu semua di komandai oleh Negara lain padahal itu semua berada di
wilayah Indonesia. Seharusnya Indonesialah yang menjadi pemimpinnya bukan malah
di dokrin dengan orang-orang asing. Tak-tik dan manipulasi inilah yang menjadi permasalahan
sampai sekarang antara papua, militer Indonesia dan obejknya adalah PB.
Perrmasalahn tersebut merupakan kontorversi bukan hanya masalah nasionalisme, ekonomi
melainkan kekuasaan yang selalu mementingkat individualis tanpa memandang
akibat ke depannya dari wilahyanya sendiri.
Hal tersebut merupakan titik tengah
dari sebuah permasalahan awalnya seperti apa, penyebabnya bagaimana dan sampai
siapa saja yang dirugikan bahkan saya yakin orang-orang dari dalamnya kita
sendirilah yang seringkali diam-diam memanipuilasi demi kepentingan individu
yaitu kekayaan. Sungguah apa yang terjadi di dalam kehidupan papua. Papua yang
kaya, papua yang jaya kini diambang kehancuran. Kita kaji lebih dalam mengenai
kasus BP yaitu (British Petroleum) atau nama dulu yang kita kenal adalah Beyond
Petroleum. Permasalahan antara papua yang ingin mereka sendiri merupakan
permasalahan merupakan permasalahan yang sangat complex dari sebuah
nasionalisme sampai-sampai kemerdekaanlah yang menjadi jaminan atau taruhannya.
Tidak masuk akal memang!
Apabila papua telah merdeka sendiri, lalu bagaimana
dengan beberapa decade terakhir yang mengagung-agungkan tanah papaua tanah yang
jaya sampai-sampai diakui di berbagai judul lagu nasional. Yaitu seperti
Dari sabang sampai merauke
Berjejer Pulau-pulau
Sambung menyambung menjadu satu (dan setersunya)
Pada awalnya memang itu baik dan memperkenalkan
Indonesia dari bagian ujung barat sampai ujung Timur. Namun menurut saya jika
dilihat sekarang beberapa lirik lagu tersebut merupakan sebuah symbol belaka,
dikarenakan pada kenyataannya tidak seperti itu. Sebab kita ketahui banyak
konflik diantara keduanya padahal kita semua ini satu rumpun, satu Negara satu
bahasa satu kesatuan. Namun dalam prakteknya dapat dilihat sendiri.
Lalu, jika papua jadi memisahkan diri bagaimana
dengan perjuangan para pejuang yang telah membela bangsa ini? Bagaimana
jasa-jasa para pahlawan yang mengusahakan papua masuk ke wilayah Indonesia.
Katanya bebas merdeka tapi kenyataannya? Pernyataan terebut di dukung oleh Bung
Karno dalam pidatonya yaitu 17 Agustus 1945 yang menyatakan bahwa “Yang dinamakan tanah air Indonesia
ialah segenap wilayah yang dulu pernah dijajah oleh pihak Belanda, yang dulu
dinamakan Hindia Belanda, yang dulu dinamakan Nederlands Indiƫ. Itulah adalah
wilayah Republik Indonesia, itu berarti
bahwa sejak 17 Agustus 1945 Irian Barat telah masuk di dalam wilayah Republik
Indonesia”.
Negara
yang sebenarnya kaya merupakan Negara incaran para investor dari Negara lain
yang dapat menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Berbagai macam investasi
telah ditawarkan kepada Negara Indonesia. Namun, dari investasi ini
kecenderungan Negara yang masuk ke Indonesia hanya mengakali Indonesia dan yang
sangat memprihatinkan, beberapa pihak pemegang otoritas yang menangani masalah
investasi dan yang menangani permasalahan ini adalah kurangnya all-out membela kepentingan Indonesia namun
kebanyakan membela kepentingan indivualis meskipun negaranya sendiri yang
sebenarnya menjadi bahan sumber daya alam ataupun sumber daya manusia yang
dapat meningkat, tetapi dengan individualis tersebut malah menimbulkan
keparahan bagi bangsanya sendiri sehingga merugikan bagi Indonesia.
Sepak terjang yang terjadi pada permasalahan di
sector industry Migas yaitu British Petroleum (BP). BP ini bukan hanya terdapat
di Papua namun juga terdapat di Ladang Terang Sirasun, Kangean, Jawa Timur,
Ladang Tangguh, Bintuni, Ladang Muria hingga di Kalimantan Timur Prima Coal
(KPC). Seperti yang kita ketahui, memang BP di indonesia lebih banyak memainkan
aksi sebagai pembisnis sejati ketimbang menjadi investor yang mengembangkan
bisnis saling menguntungkan bagi Indonesia. Sebagai pembisnis sejati target BP
adalah mengejar untung bisa saja melalui cost recovery (biaya penormalan
kondisi) atau melalui penguasaan bisnis vertical secara integration dan
permintaan intensip di luar kewajaran.
Kelincahan BP di Indonesia dapat di lihat pada kasus
Tangguh yaitu di Ladang Gas yang terletak di Teluk Bintuni Papua Barat. Menurut artikel yang say abaca melalui
searching goegle bahwa proyek BP di papua ini adalah proyek terbesar di tanah
Air. Di bawah lahan seluas 3.416 hektar dan tak kurang dari 23,7 triliun kaki
kubik gas alam cair (liquid natural gas)
(LNG) dan BP pun telah menerapkan kontrak dari pemerintah. BP di Indonesia
telah menjadi operator untuk ladang gas tersebut. BP ini menguasai 37,16 persen
saham proyek Tangguh sekaligus sebagai investor. Banyak sekali saham-saham BP.
Masalah Papua yang berhubungan dengan kasus BP adalah
bukan masalah nasionalis tetapi juga ekonomi, politik dan social. Mengapa demikian? Kita lihat saja dari
perebutan pekerjasamaan antara BP, militer Indonesia dan orang papua semuanya
dimanipulasi oleh BP. Pernyataan tersebut di dukung dalam paragrap 32 yaitu
pada saat penulis mengadakan pertemuan di kantor BP dan ditemukannya bahwa BP
secara rahasia, telah mengingkari janjinya untuk tidak bekerjasama dengan
Pasukan Keamanan Indonesia. Saya fikir BP tidak mau memilih satu di antara pilihan
tersebut BP menginginkan keduanya seperti bekerjasama denagn Pasukan Keamanan
Indonesia dan orang-orang papua sehingga BP lebih mudah untuk dapat
mempropagandakan keduannya dan yang diinginkannya adalah sebuah kekuasaan untuk
mendapatkan keuntungan. Adu domba ini juga di dukung oleh paragrap ke 35 yang
menyatakna bahwa anggota primob telah dituduh berbagai pelanggaran Hak Asasi
Manusia untuk menjaga bahan peledak.
Informasi yang saya dapatkan bahwa tanggal 13
November 2012 Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas)
dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi yang dikeuai oleh Akil Mochtar mengapa
demikian sebab, proyek ini di nilai
prokepentingan asing sehingga bertentangan dengan UUD 1945 sebab sejak adanya
UU No 22 Tahun 2012 yang berkaitan dengan Migas dinyatakan inkostitusional
sehingga langsung dibubarkan dan diganti dengan dengan nama Satuan Kerja Khusu
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas). Setelah adanya SKK
Migas, menurut beberapa sumber bahwa terjadi banyak kasus korupsi, tentu saja
alih-alih yang pernah saya katakana pada awal paragrap bahwa sifat dak
kepentingan individualis di Indonesia masih banyak sekali bahkan mayoritasnnya
memang iya, lebih spesifik kepada hubungan dengan kasus ini. Lalu jika seperti
ini! Harus bagaimana? Berarti saya yakin kasus BP do papua ini tidak semestinya
propaganda dari otak luar negeri saja melainkan otak Indonesia yang mau di
bodohi oleh orang luar negeri dengan jaminan uang bukan hanya nominal rupiah
yang nilainya kecil melainkan nila dolarlah yang membuat oknum-oknum Orang
Indonesia matanya menjadi Hijau bahkan tangannya pun menjadi hijau. Mengapa
saya katakana bahkan tangannyapun sampai hijau sebab korupsi dalam kasus ini
bukan hanya ratusan juta/milyaran tapi trlyunan dan jika sudah di hadapkan
begiru otomatus tanpa berfikir panjang matapu menerima dan tanganpun ikut berwarna
hijau.
Masalah migas dan Migas. Perusahaan Migas memang
memiliki kekuasaan strategis sehingga dapat menguatkan dan dapat juga memecah
belah bangsa. Seperti yang kasus dari Negara Nigeria dan Sudan yang
tercabik-cabik karena rebutan minyak gas. Jadi dari posisi yang strategis ini
yang harus dipertanyakan sekarang adalah posisinya mau dibawa kemana? Apakah
dibawa kea rah kapasitas, atau sosialis? Apakah memang benar-benar demi bangsa
ataupunhanya kepentingan segelinir golongan saja.
Dari penjelasan di atas dan artike dari Eben Kirksey
kita dapat menyimpulkan bahwa tejadinya adu domba antara pasukan militer
Indonesia dengan orang papua itu disebabkan karena BP tidak mau memilih diantar
keduanya untuk bekerjasama. Menurut saya jelas sekali bahwa BP
memporak-porandakan keduannya agar kedua antara Militer Indonesia dan papua
hancur dengan perlahan-lahan yang seolah-olah bukan hancur karena BP melainkan
karena kesalahpahaman terhadap Adu Domba BP tersebut. Pernyataan Ini yang telah
dijelaskan oleh penelis di beberapa paragrap. Namun yang saya lihat bahwa hanya
beberapa adu domba membahas tentang BP namun tidak membahas militer Indonesia
dan papua. Ada apakah di balik artikel ini? Seharusnya Eben apabila mengetahui
tentang BP mengadu domba seharusnya dijelaskan pula anggota TNI dan warga
papuanya seperti apa, kondisinya bagaimana, dan selanjutnya bertindak apa? Menurut
saya curiga dengan tidak dijelaskan dari pihak keduanya. Saya berfikiran bahwa
penulis ini diam-diam mendukung kemerdekaan papua yang seolah-olea disebabkan
karena kasus BP dan pertentangan antara militer Indonesia dan orang-orang papua
tentang kasus pembunuhannya. Sebab, itu tidak dijelaskan secara rinci mengenai
adu domba dari pihak BP dan dari adu domba tersebut tidak pula dijelaskan
tentang pihak dari korabn adu dombanya seperti Militer Indonesia dan orang
papua. Akan tetapi di beberapa paragrap membahas tentang BP. Tidak menjelaskan
tentang pihak dari korban adu domba permasalahan atau akarnya seperti apa?
Selanjutnya militer indonesia baru muncul pada
paragrap ke 41 yang tiba-tiba muncul dan menceritakan bahwa agen militer
Indonesia telah memicu kekerasan di dekat lokasi BP dan penulis juga
menjelaskan bahwa BP mengingkari janji-janji mereka untuk tidak bekerja dengan
pasukan keaamanan Indonesia. Menurut saya penulis ini sangat membela
orang-orang papua sebab, dalam artikelnya tidak menjelaskan lebih dalam tentang
kebaikan dan kejelekan atau kesalahan apa saja yang telah dilakukan oleh orang
papua yang ada hanya BP dan pasukan militer Indonesia.
0 comments:
Post a Comment