Pada pertemuan kemarin dan
seterusnya sampai sekarang, materi pokok yang diajadikan pembahasan di mk
writing sudah berganti topik tetapi masih berhubungan dengan sejarah karena memang sejarah tidak bisa terpisahkan
dari ruang lingkup literasi. Materi pembahasan sebelumnya mengenai Benua
Amerika yang tentunya berkaitan dengan Christopher Columbus. Namun, topik yang
dibahas sekarang ini seputar salah satu kasus dari dalam negeri tapi tidak
menutup kemungkinan jika didalamnya juga membahas hal yang lainya.
Alur metodenya sama seperti
pertemuan kemarin. Berdiskusi dalam suatu kelompok kecil dan memahami bacaan
perkalimat. Namun, sepertinya materi pembahasan belum sepenuhnya dipahami karena
masih ada kebingungan dan ketidakpercayadirian ketika ditanya mengenai makna
yang terkandung dalam setiap paragraf
tertentu. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa ada sesuatu yang hilang
(missing point) ketika memahami kasus
yang sedang dibahas. Kebanyakan mahasiswa memahami pemahaman tulisan itu dari
teks yang sudah diterjemahkan dari internet. Sedangkan sudah dapat diketahui
bahwasannya terjemahan dari internet terkadang struktur kalimatnya sulit untuk
dipahami. Sebenarnya membaca teks yang langsung berbahasa inggris berfungsi
untuk mengecek comphrehension sekaligus menerapkan reading aloud dengan membaca
kalimat per kalimat. Jadi, bukan hanya sekedar menterjemahkan.
Sebelum pembangunan pabrik, perusahaan Inggris
telah menjanjikan orang Papua rumah yang lebih baik, pekerjaan jangka panjang
dan perlindungan lingkungan penuh ketika mulai beberapa tahun yang lalu dalam
membangun pabrik raksasa untuk mengekstrak 14 triliun meter kubik
gas . BP telah membangun rumah
untuk orang papua Tetapi orang-orang benar-benar menderita mental dari
pemukiman baru mereka. Akses mereka daerah lain seperti ke laut terbatas karena
zona eksklusi perusahaan, dan mereka tidak dapat memperluas kebun mereka.
Mereka tidak memiliki cukup kewenangan untuk itu.
Orang Papua pada awalnya
terkesan ketika BP sepenuhnya membangun desa nelayan, mengalirkan uang ke
masyarakat sekitar, dan mempekerjakan lingkungan terkemuka, hak asasi manusia
dan kelompok-kelompok kesehatan serta memberitahu mereka tentang cara untuk
menghindari konflik dan membawa kemakmuran ke desa-desa. Tapi semakin
mendekati pembukaan proyek, orang telah membanjiri daerah tersebut. Dengan
demikian, konflik antara masyarakat lokal dan pendatang sudah terlihat untuk
mencari pekerjaan, dan tinggal menetap.
Selain itu, ekstraksi minyak dan gas telah meninggalkan jejak
polusi, pelanggaran hak asasi manusia dan orang-orang tertekan dengan tidak mendapat
bagian kekayaan dari hasil tanah mereka. Perusahaan berjanji dari awal
untuk menetapkan standar sosial dan lingkungan baru, dan menjadi tanggung jawab
sosial perusahaan. Dari proyek ini juga banyak mempekerjakan beberapa Lembaga Swadaya
Masyarakat yang mempunyai peran untuk menawarkan nasihat.
Orang papua memperkirakan bahwa BP dan Indonesia tidak akan
peduli tentang kelangsungan hidup di
tanah mereka dan bangsa mereka. Mereka beranggapan bahwa BP dan Indonesia akan terus
menghancurkan hutan dan pohon-pohon serta mencemari sungai dan laut. Mereka
khawatir bahwa BP dan Indonesia akan membawa malapetaka bagi orang Papua dengan
menggunakan pekerja terampil dari luar Papua Barat dan mengklaim bahwa orang
Papua tidak terampil hingga prediksi
tersebut telah menjadi kenyataan.
Angkatan bersenjata telah memprovokasi konflik di Wasior untuk
membenarkan kejadian besar di sana. Uang
yang mereka terima dari Pemerintah Indonesia jauh lebih sedikit dari yang
mereka butuhkan. Sebuah laporan
oleh tentara pada tahun 1999 menunjukkan bahwa gaji yang dibayarkan kepada
jajaran mereka hanya cukup untuk mempertahankan mereka dan keluarga mereka
selama dua minggu setiap bulan. Jadi,
mereka menambah penghasilan mereka dengan menempatkan memeras pada bisnis
pembalakan dan pertambangan dalam bentuk menjaga keamanan baik perusahaan besar
dan kecil, lokal dan internasional. Dari
BP, angkatan bersenjata melihat klien potensial yang besar untuk diuangkan.
Dalam membahas kasus
mengenai Papua, banyak hal yang perlu diketahui termasuk mengenai pihak-pihak
yang terlibat didalamnya seperti militer, Polri, OPM, BP, dll. Namun,hal yang
menarik yaitu peran BP dalam kasus ini. Pada
class review sebelumnya telah dijelaskan beberapa paragraph dari artikel S.
Eben Kirksey Untuk lebih lebih memahaminya, berikut ini adalah lanjutanya :
Tentara militer Indonesia
mengarahkan milisia dengan mengirimkan surat yang didalamnya berisi instruksi
untuk menyerang O’relly ketika ia sedang berkunjung. Tampak adanya suatu
rencana untuk menggagalkan kunjungan suatu pejabat yang namanya tidak disebutkan
secara eksplisit. Pada nyatanya, polisi Indonesia dan militer sering terjadi
persaingan sengit diantara mereka mengenai lahan atau sumber daya. O’relly
ingin mengetahui lebih jauh mengenai kekerasan dalam operasi isolat dan
pemusnahan proyek gas BP. Padahal jarak dari Wasior dengan proyek BP adalah 160
km dan tidak ada jalan yang menuju kesana, yang ada hanya pegunungan dan jalan
berbukit. Namun, kejadian yang terjadi di Wasior tidak menimbulkan sinyal
apa-apa. Anggota milisi telah berjalan jauh untuk mengintai tempat tersebut.
Pada suatu pertemuan,
rumbiak meminta untuk memastikan agar pelaku kekerasan dituntut oleh pemerintah
Indonesia. Namun, permintaan tersebut mendapat sanggahan dari O’relly. Lalu
rumbiak meminta Kirksey untuk mempublikasikan penemuannya agar diterbitkan
dalam kabar utama. Setelah itu, Kirksey terhubung dengan editor dari the Sunday times dan mereka
sangat tertarik dengan ceritanya tapi tidak akan menerbitkannya secara
keseluruhan. Pihak penerbit ingin mencetak nama milisi yang membantu membunuh
polisi. Kirksey ingin meminta nasehat dari Rumbiak sebelum memutuskannya tapi
karena tidak ada jawaban dari Rumbiak atau susah dihubungi, jadi Kirksey membuat
keputusan sendiri untuk tidak mencantumkan nama milisi tersebut karena hidup
mereka pasti akan menghadapi bahaya.
Grimston dan Kirksey berdiskusi
di telepon dan berusaha mengkonfirmasi dengan detail kekerasan BP dengan
pasukan keamanan tapi hanya disebutkan sedikit. BP terlibat dengan pasukan
militer Indonesia dalam upaya melindungi produksi gas. Agen militer Indonesia
telah memasok peluru, makanan dan uang kepada seseorang untuk membunuh polisi.
Kebijakan ini dirancang untuk meminimalkan keterlibatan agen militer maksudnya
agar kejahatan mereka tidak diketahui orang lain.
Kompleksitas pelaku dan
kejadian pada penelitian Kirksey dikurangi menjadi paragraf yang sedikit dan
dia juga sudah menerjemahkan informasi yang diperoleh dari sumber yang
terpinggirkan kedalam suatu reportase yang global. Dengan semua upaya
penerjemahan, ada yang hilang dalam artikel itu yaitu laporan lengkap dari
pelanggaran HAM di Wasior. Konteks yang lebih luas dari gerakan kemerdekaan
papua barat dan pandangan orang papua dari proyek gas BP. Kredibilitas orang
papua sebagian besar dikucilkan, sehingga muncul sebuah koalisi dari kelompok papua seperti mahasiswa, aktivis
lingkungan aktivis HAM, yang ingin melihat proyek BP berhenti.
Kirksey tidak mendapat
ucapan selamat dari Waropen atas artikelnya yang sudah terbit di Sunday times,
yang mengungkap fakta untuk memperoleh keadilan bagi para korban pelanggaran
HAM di Wasior. Tapi sebelum cerita dicetak, editor Sunday times hanya memotong
satu kalimat yang dikutip dari sumber orang papua dengan nama. Bagi mereka yang
menginginkan kemrdekaan, Kirksey disambut hangat oleh mereka, tapi banyak juga
orang papua yang menganggap BP sebagai sekutu dalam memperjuangkan kemerdekaan
karena BP pernah member sumbangan pada kongres papua pada tahun 2000. Kirksey
akan menjalani wawancara di Sunday times
pada acara BBC atas artikelnya yang keluar beberapa bulan yang lalu. Dia akan
diwawancarai mengenai kebijakan keamanan berbasis komunitas BP. Disana ia juga
bertemu dengan Victor Kaisiepo, seorang aktivis kemerdekaan bagi papua yang
telah hidup di pengasingan di belanda.
Didalam acara radio itu,
kirksey mengungkapkan bahwa agen militer Indonesia telah memicu atau
memprovokasi kekerasan didekat lokasi proyek BP. Kaisiepo juga menambahkan untuk aktivis luar negeri yang
ingin melihat proyek BP berhenti. Kaisiepo mengirimkan email kepada Kirksey dengan
bahasa yang sangat ramah dan dia menyarankan untuk berkolaborasi. Sementara dia
ingin proyek BP tetap berlanjut dan menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh
militer. Disisi lain, John Rumbiak dan orang papua lainnya mencari Kirksey dan
mendorongnya untuk berkolaborasi dengan dewan presidium papua serta pimpinan
kemerdekaan lainnya. Secara tidak langsung, dia juga akan mempelajari hubungan
perusahaan multinasional dan agen militer Indonesia.
Para aktivis merekrut Kirksey
dalam penelitiannya dan mengajarkan pentingnya kemerdekaan yang khusus. Dia pun
menghadiri suatu pertemuan dengan pejabat tertentu dan hasil dari pertemuan
tersebut membuat sekutu baru menjadi rapuh yang mendukung suatu inisiatif
tertentu. Kirksey berpikir mengapa dia menulis dan untuk siapa tulisan itu. Dia
mencoba menerjemahkan laporan HAM yang berbahasa Indonesia selama berjam-jam
denga harapan laporan itu bias dibaca oleh pemerintah. Namun, dia sedikit
memasukan berita distribusi elektronik yang aktif berkampanye di papua barat. Selain
Kirksey, banyak sarjana lain yang mendukung kelopmok pribumi seperti Charles Hale
yang telah menggunakan pengumpulan data, metode analisis dan program kartografi
berbasis komputer baru untuk memperjuangkan politik yang lemah.
Standar epistemologis melihat
semua segi pengetahuan sebagai politik, dimana orang masuk dalam suatu politik
tertentu tidak perbah bebas dari nilai dan social tempat dia berada. Seperti
yang dikatakan oleh Harding bahwa menghasilkan klaim yang kuat untuk
pendidikan, perlu dibimbing dengan ilusi dari nilai yang netralitas. Kirksey
dalam tulisannya berkomitmen untuk mendengarkan structural yang terpinggirkan.
Tantangannya tentu secara terbuka untuk refleksi kritik bahkan mereka meredam
emosionalnya dan menggunakan intelektual. Untuk menghindari adanya godaan,
mencoba melihat segala sesuatu dari hal yang baik dan berbicara mengenai
pengetahuan dengan member pendapat. Memposisikan diri sebagai aktivis
pengetahuan adalah kesalahan karena akan kehilangan pengalaman, menyatu dengan
pengetahuan akan memunculkan wawasan yang tidak terduga.
Dalam sebuah anthropology
harus siap menghadapi tuntutan multi arah untuk tanggung jawab, informasi yang
terungkap dari undang-undang pencemaran nama baik, dan dari masyarakat pembaca
yang menginginkan bentuk narasi tertentu. Belajar beroperasi mengikuti
epistemologis pada domain yang berbeda dan system ini mengetahui dan
menghasilkan klaim yang berpengetahuan.
Setelah menyelesaikan
karangannya pada November 2007, minggu terakhir menyelesaikan disertasi Ph.D
dan merevisi naskah menjadi sebuah buku. Dia berusaha menjadi penerjemah yang
setia untuk melakukan keadilan kebebasan di papua barat. Pada saat yang sama
dia berusaha mengetahui hal-hal yang penting, mengetahui hal yang baik untuk
realitas hidup di papua barat. Bahkan
mimpi orang papua yang terputus yang diacuhkan oleh lembaga kekuasaan dan
kekerasan, orang papua membayangkan kejutan dimasa depan.
Dalam hal ini, pihak BP
tidak ingin disalahkan mengenai proyeknya. Mereka mengatakan hal-hal sebagai
berikut :
1.
Menyangkal adanya kerusakan lingkungan di
papua
2.
Pihak BP terikat aturan tentang jumlah
pekerja dari papua
3.
Tenaga konstruksi sebanyak 30% berasal dari
papua sebagai lapangan pekerjaan untuk mereka yang berjangka panjang.
4.
BP lebih memprioritaskan desa yang terkena
dampak
5.
Menurut mereka papua itu cukup luas. Sehingga
sulit untuk mengidentifikasi masyarakat asli papua.
Apapun yang disampaikan
pihak BP, masyarakat papua merasa janji mereka telah diingkari karena beberapa
hal berikut :
1.
Adanya pemblokiran lahan dan perikanan untuk
tidak menangkap ikan di perairan tertentu
2.
Banyaknya perusahaan di papua menyebabkan
banyak imigran yang dating ke papua
3.
Orang papua hanya ditempatka pada pekerjaan
yang bukan staf.
Dari pembahasan tersebut
dapat diperoleh kesimpulan bahwa banyak hal yang dilakukan untuk menunjukan
kekuasaan dan kekuatan siapa yang terkuat. System pengamanan yang seharusnya
bertugas mengamankan justru bias menjadi pengganggu. Beberapa pihak yang
memiliki ambisi kuat seperti BP, militer Indonesia, para aktivis dan masyarakat
papua, mereka memiliki ambisi sesuai dengan ideology mereka masing-masing.
Tentunya ideologi mereka berbeda satu sama lain, dengan mengguanakan kekuasaan,
kekuatan, kecerdasan, atau keahlian dan penyerangan dalam mencoba mendapatkan
apa yang diinginkan.
0 comments:
Post a Comment