Menulis itu butuh proses.
Proses tersebut dapat diperoleh dari adanya kegiatan membaca. Jika kapasiatas
membaca seseorang itu kurang, dapat dipastikan hal yang akan ditulisnya pasti
kurang adanya informasi pendukung. Apalagi jika tidak membaca, tidak akan ada
yang patut untuk ditulis dan tentunya tidak akan ada hal yang patut untuk
dikomentari. Untuk melakukan sebuah kegiatan menulis diperlukan adanya analisis
yang dalam mengenai hal yang akan ditulisnya. Tentu kegiatan utamanya akan
bermula dari membaca.
Pertemuan hari ini tidak
seperti pertemuan kemarin. Rasanya baru saja kemarin mengeluarkan statement
sangat tertarik dan menyukai metode konsultasi. Tapi sekarang malah berbalik
arah karena metode yang digunakan beralih menggunakan metode evaluasi. Tentunya
diantara kedua metode tersebut pasti ada komentar tapi evaluasi lebih
menekankan asas ‘menyalahkan’ dari pada menggunakan asas ‘membimbing dan
mengarahkan’ seperti pada metode evaluasi.
Adilkah jika untuk menilai
suatu tulisan hanya berlandaskan pada satu pertanyaan untuk penulisnya? Jika
tidak bisa menjawab tulisan tersebut langsung diabaikan begitu saja, sedangkan
apa yang dipertanyakan tidak menjadi bagian dari tulisan tersebut. Jika
konteksnya berada pada pembaca yang umum, itu sah-sah saja dilakukan karena
memang sudah merasa tidak ingin membacanya. Tapi, jika konteksnya berada pada
ruang evaluasi yang membutuhkan adanya komentar, rasanya seperti tidak ada
apresiaisi apa-apa. Lalu apakah yang harus direvisi jika seperti itu adanya ? Baiklah,
saya paham pembaca punya hak penuh atas teks yang ingin dibacanya. Sadar bahwa
yang dilakukan sekarang adalah masih dalam tahap belajar, jika terdapat
kesalahan tentu tidak bisa manyalahkan siapapun melainkan kembali pada seorang
diri sebagai pembelajar.
Ada beberapa hal yang
dibahas dalam pertemuan kali ini. Beberapa diantanya sudah dijelaskan juga pada
class review sebelumnya. Namun dalam hal ini hanya akan sedikit menyinggung
sebagai pengingat saja. Topik berkaitan dengan inti atau materi pokok yang akan
diangkat dalam suatu tulisan. Topik merupakan suatu hal yang sangat essential
karena harus selalu ada dalam tulisan sebagai landasan untuk pengembangannya.
Lalu working thesis, Kalimat yang
bernama thesis statement sebenarnya selalu ada di sebuah tulisan.
Hubungan antara thesis statement
dan setiap paragraf berupa sebuah paragraf yang efektif. Di dalam sebuah
paragraf yang efektif, terdapat empat hal yang mendasar: kesatuan, hubungan yang jelas dengan thesis statement, adanya kepaduan dan
pengembangan paragraf yang baik. Apabila unsur yang dibutuhkan untuk menunjang
tulisan tersebuat sudah ada, maka dapat dikatakan bahwa tulisan tersebut sudah
memiliki working thesis.
Kemudian generic structure,
berkaitan dengan susunan umum atau seperti bagian kerangka karangan yang
digunakan untu menunjukan urutan topik yang akan dibahas. Generic structure ini
harus selalu ada karena sebagai pengatur agar pemaparan ide dalam tulisan
menjadi lebih terstruktur dan tidak terpecah-pecah. Hal lain juga yang dibahas
yaitu mengenai beberapa hal yang terdapat dalam bukunya Ken Hyland (2002) mengenai
hal yang berkaitan dengan proses writing, antara lain :
Writing
is Problem solving
Dalam hal ini, penulis
menggunakan strategi penemuan (invention strategies ) dan rencana yang sangat
luas (extensive planning) untuk memecahkan masalah dalam retorika atau
kemampuan berbicara dalam mempressentasikan tulisan. Dalam bukunya Hyland tertulis,
“While it makes use of constructionist
views of text structure and audience, its main sources are Flower’s work on writing
as problem-solving, Elbow’s emphasis on prewriting, revision and peer response,
and Murray’s views on writing for learning (Holst, pc).”
Writing
is generative
Dalam hal ini, penulis mengeksplorasi
(explor) dan menemukan (discover) ide yang akan mereka tulis. Proses menulis
memang panjang, penulis perlu mendalami dan menelusuri hal apa saja yang akan
ditulis. Setelah menelusuri tentunya penulis akan menemukan ide yang akan
mereka tulis.
Writing
is recursive
Dalam hal ini, penulis
secara terus menerus meninjau kembali dan mengubah teks mereka sesuai dengan
yang ingin mereka tulis. Pengubahan Ini dilakukan untuk menguji ketepatan
teks. Dari kegiatan ini akan diperoleh
beberapa konsep yang hanya akan menghasilkan satu tulisan yang utuh karena
untuk menjadi sebuah teks akan dibutuhkan revisi yang berulang-ulang.
Writing
is collaborative
Dalam hal ini, penulis
memberikan suatu yang bermanfaat atau menguntungkan dari umpan balik yang
difukuskan dalam berbagai sumber. Adanya penulisan sebuah teks tentunya
mempunyai tujuan yang ingin sampaikan, diharapkan tujuan tersebut mempunyai
efek yang baik terhadap masalah yang difokuskan. “Feedback is vital to the
process of learning. Research shows it enables students to assess their
performances, modify their behavior and transfer their understandings (Brinko,
1993; Hyland and Hyland, 2006)”
Writing
is developmental
Dalam hal ini, penulis tidah
harus mengevaluasi hanya dari hasil akhirnya saja tetapi dari proses kemajuannya
juga. Berarti proses juga menentukan sebagai developmental. Proses tentu
menjadi begian yang sangat penting dalam pembuatan teks karena dari sini dapat
diketahui perubahan dan kemajuan dari
penulisannya.
Berikut
ini ada beberapa tahapan dalam menulis atau Process stages dalam bukunya Hyland
:
a. Prewriting ( brainstorming, free writing,
clustering, topic analysis, organising, planning )
b. Writing ( drafting, unblocking
techniques )
c.
Editing ( cutting deadwood,
strengthening sentences, improving style )
d. Rewriting ( identifying focus and
structure, revising on different levels, peer feedback, adapting text for
speaking )
e. Publication (proofreading and polishing,
evaluating the final product, Publication )
Dari pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa hal yang paling essential yang harus ada dalam sebuah tulisan
meliputi 3 hal yaitu : topic, working thesis dan thesis statement. Ditambahkan
pula dalam bukunya Ken Hyland bahwa proses peninjauan dalam writing meliputi
: problem solving, generative, recursive,
collaborative, dan developmental. karangan argimentatif yang baik biasanya mengemukakan alasan, contoh, dan
bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan pembaca.
0 comments:
Post a Comment