Wednesday, April 9, 2014


Senin, 10 Maret 2014 merupakan pertemuan ke-6 dalam mata kuliah writing. Sama seperti pertemuan sebelumnya, hari itu kita diwajibkan membawa laptop untuk berlatih menulis free writing mengenai Howard zinn dan Christopher Columbus. Saat itu, setelah kita mengetik beberapa kalimat mengenai Howard zinn dan Christopher Columbus tersebut, kita harus saling tukar dengan teman lainnya untuk mengoreksi hasil tulisan yang telah dibuat dalam bahasa Inggris. Dan ternyata sebagian besar dari kita masih banyak kesalahan yang perlu dibenahi yaitu kurang adanya keterkaitan antara judul dengan isi tulisan yang dibuat serta dalam penulisan thesis statement dan paragraph berikutnya tidak koheren.
Beralih ke materi, hari itu Mr. Lala membuka slide yang isinya mengenai pemahaman tentang thesis statement yaitu untuk memperkuat pernyataan thesis : perjalanan lain memahami Columbus. Dalam slide pertamanya Mr. Lala menuliskan Quotes of the day mengenai kaum literat mereka yang tercerahkan.  
Berikut adalah Quotes of the day dalam pertemuan ke-6:
·         Katanya, tugas mereka yang tercerahkan--kaum literat--adalah meneroka ceruk ceruk 'baru' tempat pengetahuan dan keterampilan yang mereka pungut, kumpulkan dan kuasai dalam perjalanan hidupnya sebagai bagian sederhana dari cinta mereka pada pengetahuan dan pemberi pengetahuan. Mereka yang hanya baru tahu teori ini dan itu dari 'suara-suara penuh kuasa' di bidang yang mereka geluti, belumlah dapat dikatakan yang tercerahkan--literat; mereka baru pada fase awal; peniru. 
·         Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu menciptakan, dari memahami affordance dan meaning potential tanda tanda yang terserak, yang dibaca dengan teori ini dan itu. Yang berbahaya adalah ketika kita merasa sudah mendesiminasi, pun meneroka padang-padang baru tempat segala teori yang dipahami digunakan, padahal kita baru sampai pada tahap meniru. Lalu kita dengan pongahnya mengatakan 'ini salah itu tak benar", tanpa dasar yang 'tak bergetar' pada mereka yang berada di titik awal menjadi peniru. Kita merasa bahwa hapal saja teori ini dan itu, telah membuat kita menjadi bagian dari "Rejim kebenaran tak terbantahkan". Begitu banyak yang harus dipelajari, dipahami lalu dimaknai; lebih banyak dari alasan menjadi sombong sebab apa yang baru kita sedikit ketahui.
·         Fowler (1996:10):  “Like the historian critical linguist aims to understand the values which underpin social, economic, and political formations, and diachronically, changes in values and changes in formaitons.
·         Fowler (1996: 12): “Ideology is of course both a medium and an instrument of historical processes.”
·         Ideology is omnipresent in every single text (spoken, written, audio, visual or the combinations of all of them) (Fowler 1996)
·         Text productions is never neutral! (Fairclough 1989; 1992; 1995; 2000; Lehtonen 2000)
·         Literacy is NEVER neutral (Alwasilah 2001; 2012)
Therefore, reading and writing is always ideologically motivated.
Menulis di perguruan tinggi sering mengambil bentuk persuasi- meyakinkan orang lain bahwa kita memiliki sesuatu yang menarik, sudut pandang logika dalam subjek kita adalah belajar. Persuasi adalah keterampilan/ skill seseorang yang dilakukan secara teratur dalam kehidupan sehari-hari. Di perguruan tinggi juga, dalam tugas mata kuliah sering kali meminta mahasiswa untuk membuat kasus persuasive secara tertulis. Sebagai penulis, kita akan diminta untuk meyakinkan pembaca mengenai sudut pandang yang kita tulis. Bentuk persuasi, sering disebut argument akademik, mengikuti pola yang diprediksi secara tertulis. Setelah pengenalan singkat dari topik, kita menyatakan sudut pandang kita pada topic secara langsung dan sering dalam suatu kalimat. Kalimat ini disebut thesis statement dan berfungsi sebagai ringkasa dari argumen kita sebagai penulis.
Tesis esay adalah ide uatamanya. Thesis statement dari esay adalah pernyataan satu aatu dua kalimat yang mengungkapkan gagasan utama. Thesis statement mengidentifikasi topik penulis dan pendapat penulis tentang topik itu. Thesis statement terdiri dari dua fungsi yaitu:
1.      Penulis menciptakan tesis untuk focus subjek esay.
2.      Kehadiran pernyataan tesis yang baik membantu pemahaman pembaca.
Thesis statement adalah:
a.       Memberi tahu pembaca bagaimana kita akan menafsirkan pentingnya materi pelajaran yang sedang dibahas.
b.      Peta jalan untuk sebuah bacaan, dengan kata lain thesis statetement memberitahu pembaca apa yang diharapkan dari sisa bacaan tersebut.
c.       Langsung menjawab pertanyaan yang kita minta. Tesis merupakan interpretasi dari pertanyaan atau subjek, bukan subjek itu sendiri. Subjek atu topik dari sebuah esay mungkin Perang Dunia II atau Moby Dick, maka tesis harus menawarkan cara untuk memahami perang atau sebuah novel.
d.      Membuat klaim bahwa orang lain mungkin membantah/ menyanggah.
e.       Biasanya sebuah kalimat di suatu tempat pada paragraf pertama penulis menyajikan sebuah argumen kepada pembaca. Sisa kerta, tubuh esay, mengumpulkan data dan mengatur bukti yang akan membujuk logika pembaca terhadap penafsiran penulis.
Jadi, tesis adalah hasil proses berfikir panjang, mengapa demikian? Karena jika kita membuat tesis kita harus berfikir berulang-ulang dan membutuhkan proses yang cukup lama, sebab kita harus mepertimbangkan tesis tersebut dengan apa yang akan kita tulis pada paragraph berikutnya. Sebelum kita mengembangkan argunen tentang topic apa saja, kita harus mengumpulkan bukti terlebih dahulu, kemudian mencari kemungkinan hubungan antara fakta yang diketahui (perbedaan atau persamaan), dan berpikir tentang hubungan ini.
Self Assessment Procedure
·         Apakah tesis yang kita buat lulus dari “So what test?” jika respon pertama pembaca adalah “So what?” maka kita perlu menjelaskan tesis tersebut agar dapat terhubung ke masalah yang lebih besar.
·         Apakah esay kita mendukung tesis secara khusus tanpa berkeliaran? Jika tesis dan tubuh esay (isi) yang kita buat tampaknya seperti tidak sejalan, salah satu dari mereka harus kita ubah. Untuk mengubah tesis kita tesis harus mencerminkan hal-hal yang sudah diketahui dalam rangka tulisan esay kita. Dan ingatlah, untuk selalu menunjau kembali dan merevisi tulisan kita.
·         Apakah tesis kita lulus dari pertanyaan “How and Why test?” jika respon pembaca pertama kali adalah “How?” atau “Why?” itu artinya mungkin tesis kita terlalu terbuka atau kurangnya bimbingan atau panduan dari pembaca. Oleh sebab itu agar apa yang kita tuliskan lebih baik maka posisi awal harus diperbaiki.
Kesimpulannya, sangatlah penting bagi seseorang untuk memiliki kemampuan menganalisis kemampuan orang lain, karena dengan begitu jika kita berada sebagai posisi penulis maka ia dapat membaca dan menganalisis dengan sebaik-baiknya. Hal ini mencakup cara membongkar dan menyusun thesis statement, apa yang dilarang dan diperbolehkan dalam penulisan. Oleh karena itu, salah satu cara seorang penulis produktif adalah dengan mengetahui bagaimana cara mengembangkan thesis statement yang baik.

0 comments:

Post a Comment