Sunday, April 6, 2014

6th Class Review
Independensi
Individual, tidak berpihak adalah pengertian dari independensi tetapi Al Wasilah mengatakan “Literacy is never neutral” (2012), jika demikian literacy bukan independen, yah..literasi dipengaruhi oleh perspektif-perspektif, karena literasi dibangun oleh pandangan-pandangan yang memiliki ideology yang berbeda-beda. Seorang literat adalah orang yang besar dan memiliki ideology yang membuatnya tidak tergunjang-ganjing, memiliki pola pikir dan pandangan sendiri, sehingga yang timbul adalah perbedaan dan keragaman. Dan inilah hokum alam yang tidak bisa hilang karena keragaman akan selalu ada.
Fowler (996:12) berkata “ideology adalah kursus kedua dari sebuah medium dan sebuah instrument dari proses sejarah”. Instrument yang dimaksudkan itu seperti sebuah music: gitar, drum, keyboard yang menghasilkan nada yang berbeda-beda dan tidak bisa disatukan, hanya bisa dikolaborasikan. Begitupun dengan ideology, ideology terdapat dimana-mana, ideology adalah gambaran diri kita karena dalam setiap tindakan, perkataan symbol yang dihasilkan adalah wujud dari ideology itu sendiri, untuk itu ideology sangat penting dalam membangun intelektual.
Wujud dari ideology akan mempengaruhi cara pandang atau berfikir, sehingga tindakan yang sering terlihat, untuk diberikan penilaian oleh orang lain. Menurut Fowler (1996:10) sejarawan yang mengkritik linguistic bertujuan untuk mengerti nilai-nilai social, ekonomi, dan politik. Sebuah karya sastra (linguistic) akan membuat sebuah diakronik atau perubahan dalam jangka waktu yang lama, perubahan dalam nilai-nilai dan perubahan dalam formasi.
Maksudnya kritik sastra terhadap sejarah sangat diperlukan untuk membangun nilai, karena dalam kehidupan tidak akan terlepas dengan nilai, masyarakat sangat menghargai nilai. Untuk itu, nilai dapat merubah pandangan dengan pemahaman yang diperlukan oleh masyarakat.
Jika berbicara ideology, sesungguhnya ideology adalah konsep literasi, artinya dalam membaca akan mempengaruhi serta membangun sebuah ideology, dari membaca akan terbentuk sebuah pemahaman yang dituangkan dengan menulis, menulis dengan menggunakan perspektif sendiri dan ideology sendiri. Ideology harus dimunculkan ketika menulis agar bisa diketahui oleh pembaca bahwa ini adalah karya dengan ciri khasnya, dan orang akan mengenali tulisan karena pola pikir yang setara tidak stagnan.
Berbicara ideology-literasi, sebelumnya terdapat hal penting untuk menuju kepada keduanya yakni emulate-discover-create.
1.     Emulate, tahap meniru
Untuk mencapai literat adalah dengan meniru, tidak salah bahkan sangat baik jika dilakukan, karena meniru akan membuat orang akan termotivasi dan menambah pengetahuan. Contohnya: ketika menulis danmencantumkan referensi yang digunakan, karena sebagai penulis pemula tidak mungkin setiap ide dan gagasannya itu murni dari pikirannya. Untuk itu, tidak salah jika emulate ini di lakukan, bahkan dalam writing academis ini harus dicantumkan, jika tidak akan disebut sebagai plagiat.
2.    Discover, tahap menemukan
Dari meniru akan menemukan hal yang baru, ketika menemukan hal yang baru harus di interpretasi dan disaring bagaimana kebenaran dan kredibilitas dari teks atau artikel itu dan perbandingannya, dari interpretasi, olah dan kemaslah dalam bahasa dan gaya sendiri.
3.    Create, tahap menciptakan
Menghasilkan karya seperti menulis, yang dihasilkan dar tahap meniru dan menemukan. Untuk itu, sebelum tahapan pertama dan kedua dilaksanakan jangan langsung meloncat ke tahap ketiga, karena akan merusak dan menghasilkan karya yang jelek.
Namun, dari ketiga tahap ini, terdapat hal yang berbahaya yakni ketika tahap meniru telah dilakukan kemudian tanpa adanya penyaringan dalam tahapan kedua akan membenarkan karya secara asal-asalan, menjustice ini benar, itu salah atau sebaliknya tanpa adanya dasar dalam mengatakan itu.
Hindari hal seperti itu karena akan menghancurkan diri sendiri, ketika sudah merasa benar sendiri, dia adalah orang yang terperangkap dalam rezim kekeliruan bukan kebenaran.
Tahap meniru sangatlah rawan, untuk itu mencari perbandingan yang lain agar menambah juga pengetahuan dan semakin terbukanya pemikiran. Namun, ketika meniru akan ada banyak hambatan yakni ideology yang kita punya jika bertentangan akan menyebabkan perang dalam diri kita. Penolakan bisa saja tetapi tidak langsung memberikan kesimpulan yang egosentrisme.
Semakin terbukanya bahwa kajian literasi sangatlah luas, berkaitan dengan sejarah, social, budaya, orang literat adalah orang yang cinta akan pengetahuan, cinta terhadap perbaikan dan pemikiran yang terbuka.

Kesimpulannya, ideology, literacy, dan history sangat berkaitan satu sama lain. Ideology sebagai ciri khas ynag harus ditonjolkan. Dalam menuju literasi sebagai pelajar harus memenuhi tahapan-tahapan dalam menuju literat yakni emulate-discover-create.

0 comments:

Post a Comment