Sunday, April 6, 2014

12:48 AM
Misi Utama Penyair
6th meeting of writing and composition 4. Pada class review kali ini, akan membahas mengenai  keutamaan sebagai seorang penulis yang baik. Sebagai seorang penulis, tugas utamanya adalah discover bukan emulate. Salah satu tugas utama penulis adalah untuk mengungkap kemungkinan-kemungkinan pemahaman yang baru. Memberikan suatu hasil karya tulisan dengan konteks menarik para pembaca melalui sesuatu-sesuatu yang baru. Menjangkau bentuk-bentuk baru dari pemahaman meliputi tiga tahap penting: meniru-menemukan-buat. Sebagai seorang penulis, terlebih dahulu harus mencari beberapa sumber-summber referensi dari berbagai bentuk yang kemudian ditelusuri hingga mendapatkan kesimpulan yang baru. Menulis adalah masalah menciptakan affordances dan mengeksplorasi potensi makna. Dalam hal ini, seorang penulis harus menampilkan perspektif sendiri mengenai apa yang sedang dianalisis penulis.
Menulis adalah sebuah semogenesis yaitu sebuah meaningàmakingàpractice. Dalam menulis, seorang penulis haruslah menciptakan semiogenesis yang baru kepada pembaca. Kemudian, menulis pernyataan tesis merupakan tahapan yang sangat penting untuk membuat dialog awal yang diharapkan pembaca, sehingga pembaca bias mengetahui alur paragraph selanjutnya sang penulis akan membahas mengenai apa dan kenapanya bahasan tersebut.
Seorang penulis yang baik pasti akan menghasilkan suatu buku yang baik pula dengan selalu memberikan pengaruh yang bermanfaat ke dalam benak pembacanya, sehingga pembaca tidak merasa tersesat atau bingung dengan apa yang ditulis oleh penulis.  Seorang penulis akan meninggikan jiwa dan pemikirannya.  Seorang penulis juga akan memperbesar khazanah pengetahuan sang pembaca. Buku yang ditulis oleh seorang penulis yang baik memiliki dampak yang lebih dalam bagi pembacanya, ketimbang sumber-sumber lain dalam memperoleh pengetahuan. Adakalanya, buku yang dibaca oleh pembaca membawa perubahan yang revolusioner bagi pandangan seseorang.
Seperti cara pandang terhadap Columbus yang berbeda antara sudut pandangan Howard Zinn dan Samuel Elliot Morrison, yang mana menurut Morrison walaupun Columbus seorang yang kejam yang telah melakukan genosida pada Indian Arawaks namun ia tetap mengagungkan kebesaran sang pelaut.  Morrison mengabaikan fakta kecil  kekejaman Columbus dengan jasa dan kepahlawanannya.  Lain halnya Zinn yang memandang dari versi yang berbeda, memandang dari sudut pandang kaum Arawaks yang kalah. Zinn bercerita bahwa penemu benua Amerika adalah suku Arawaks (karena melihat suku Arawaks terlebih dahulu tinggal disana).  Dalam kasus ini, pembaca harus cermat memilah dan memilih mana yang akan jadikan kiblat.  Pada dasarnya buku tidak ada yang salah, hanya kebenaranya tidak terjamin 100%.
Pada komentar Milan Kundera (di L'Art duroman, 1986): `menyatakan bahwa untuk menulis, berarti menjadi penyair karena harus bisa menghancurkan dinding kulit yang di belakang terdapat sesuatu yang ``selalu ada'' atau sesuatu yang baru. Contohnya untuk mengungkap suatu sejarah, terlebih dahulu seorang penulis haruslah mencari sumber-sumber dari berbagai asumsi-asumsi yang dianggap benar dulu, yang kemudian ditelusuri lebih lanjut tentang kebenaran dari asumsi-asumsi tersebut. Terkadang, sejarah adalah proses penciptaan manusia yang tidak pernah putus, selalu menarik untuk dianalisis. Sejarah itu selalu ditulis ulang yang direvisi secara terperinci hingga memunculkan suatu kebenaran sesungguhnya dari suatu peristiwa. Jadi, tugas seorang penulis dalam menulis sejarah adalah uncover atau menguak suatu kebenaran dari sejarah7

Historian à linguistic à poet                       

                    Discover
Dalam hal ini, tugas penyair tidak berbeda dari karya sejarah, yang juga menemukan daripada menciptakan' Sejarah, seperti penyair, mengungkapkan, dalam situasi yang selalu baru, kemungkinan sampai sekarang manusia memiliki sesuatu yang tersembunyi
Misi utama sebagai penyair (penulis) harus menolak mengenai kebenaran yang diketahui sebelumnya, kebenaran sudah jelas `'karena mengambang di permukaan. Karena sejarah adalah proses tanpa akhir penciptaan manusia, itu bukan karena alasan yang sama (dan dengan cara yang sama) proses tak berujung manusia penemuan diri?
Berdasarkan pemaparan-pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan sejarah, praktek literasi adalah jembatan untuk menciptakan sejarah manusia. Praktek literasi dapat dilakukan oleh penulis dengan media perantaranya adalah buku, perspektif penulis yang kemudian dituangkan dalam buku sehingga buku bisa memberikan manfaat bagi pembaca untuk mencari jawaban atas rasa penasaran dan ketidaktahuan sebuah masalah, sebagai pencerah karena tulisan penulis yang dibacanya mampu memberikan informasi penjelasan dan yang terakhir sebagai penguat jawaban atas ketidaktahuan dari suatu permasalahan. Meskipun sifatnya perantara tetapi buku juga bias menjadi pemantik,.mampu memberikan sebuah perspektif baru, yang sering sekali mampu mengoyak tatanan sebelum’nya.

Seperti perubahan suatu sejarah, tergantung dari beberapa bukti dan fakta yang ditemukan oleh penulis, yang kemudian penulis menuangkannya dalam perspektif baru seiring perubahan sejarah yang tercipta.

0 comments:

Post a Comment