Thursday, April 17, 2014



6th Class Review
Written by Muhammad Saefullah

            Berjuanglah dalam kegaduhan sekelumit masalah. Perjuangan dalam memangkas habis pengetahuan ihwal menulis sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh kaum akademisi IAIN, tepatnya mahasiswa jurusan bahasa Inggris yang diciptakan untuk membombardir sebuah perubahan. Berbagai quotes yang didapat dari Howard Zinn menjadi amunisi pamungkas untuk mencetak sejarah di lingkungan yang (cukup tertinggal) ini.
            Perjalanan panjang yang membutuhkan banyak energy untuk mendapatkan sebuah keinginan yang bergengsi tidaklah mudah, setengah perjalan sudah dilalui penulis bersama sahabat karibnya dengan rengekan tugas-tugas yang memaksa kita untuk bersanding dengannya, hal ini menjadi salah satu bukti menuju maqom tertinggi yang tertulis dalam sebuah prasasti yaitu repressoclass.blogspot.com.
            Semoga ini menjadi sebuah revivalisme yang terpendam bertahun-tahun dalam gemerlapnya dunia pendidikan. Perlahan tapi pasti mahasiswa IAIN SEJATI mulai mengeluarkan taringnya untuk bersaing di kancah internasional. Tak tanggung-tanggung lulusan yang sudah banyak makan asam garam secara khusus didatangkan untuk menciptakan generasi yang literat.
            Semakin tajam saja otak mahasiswa Bahasa Inggris semester empat. Hipnotis dari Columbus telah memberikan efek pada mahasiswa untuk mencari kebenaran yang ada, berbagai sumber banyak yang menjadi santapan renyah dalam sehari-harinya. Ditemani dengan sosok Howard Zinn yang sangat berani untuk mengungkap sisi gelap Amerika. Alunan music denyutan jam terus menghantui hingga pertemuan ke-6 ini, kita telah berlayar jauh dalam mencari kebenaran yang absolut dari penemuan dunia barunya Columbus.
            Imajinasi seorang penulis handal kini mulai menguak di pertemuan yang ke-6. Kekuatan thesis statement menjadi kunci agar sukses dalam menulis, perjalanan lain dalam memahami Columbus juga bisa dilakukan agar tetap eksis juga mendukung kita untuk tetap survive tanpa halangan yang berarti. Fowler (1996:10) mengatakan “like the historian critical linguist aims to understand the value which underpin social, economic, and politic formations, and diachronically, change in value and changes in information”. Sejarah sendiri merupakan sebuah proses diakronik yang mana butuh suatu proses tidak semata-mata muncul secara instan (akronik), karena dari rentetan peristiwa akan muncul suatu cerita.
            Sebenarnya, target kita belajar writing ini tidak lain target utamanya ialah untuk mengajak pembaca. Setiap kalimat dibuat dengan menarik agar rasa ingin membaca timul dengan sendirinya, dalam tugas-tugas pembelajaran juga tidak lain untuk mengajak agar mau untuk membaca dan menulis. Sebagai penulis class review, saya tercengang saat melihat dan membaca quote of the day pada pertemuan ke-6 kemarin.
            Kata-kata mutiara yang ditunjukkan pada slide mengungkapkan bahwa kita ini masih pemula dalam menulis. Proses yang masih belm ada apa-apanya yang meneroka setiap pendapat orang lain, kita masih dengan lugunya menganggap pendapat orang A ialah yang paling benar dan pendapat B itu tidak tepat. Meniru adalah bagian penting dari menemukan identitas seseorang, dari proses meniru tersebut maka akan timbul rasa ingin menciptakan dari dirinya.
            Mendengar kata meniru tentunya seseorang punya ideology masing-masing. Dalam sebuah text ideology itu ada di mana-mana pada setiap text (berbicara, menulis, audio, visual, atau bahkan gabungan dari semuanya: Fowler 1996). Texts diproduksi tidak pernah netral, hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Falclough 1989; 1992; 1995; 2000; Lehtonen 2000). Pak Chaedar mengungkapkan bahwa literasi itu tidak pernah netral posisinya. Membaca dan menulis selalu dipengaruhi oleh motivasi dalam ideologinya, jadi apabila seseorang mempunyai motivasi yang rendah maka bisa jadi posisi literasinya di bawah. Bagaimanapun juga menulis bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, butuh daya piker yang sistematis dan kritis untuk menuangkan idenya.
            Seputar thesis statement pembahasanna harus jelas agar bisa dipahami. Thesis statement upayakan agar posisinya berada pada tempat yang tepat, seperti halnya ditempatkan pada awal kalimat, hal ini akan memudahkan pembaca untuk menangkap pembahasan yang akan dijelaskan. Sudut pandang kita sebagai penulis dimunculkan pada thesis statement, biasanya berupa ajakan yang sering disebut dengan academic argument.
            Opsi lain bisa juga thesis statement penulis dimunculkan di akhir. Setelah menjelaskan dari beberapa teori, barulah penulis merangkum dengan sudut pandangnya sendiri dan hal ini bisa diprediksi pola dalam tulisannya. Thesis statement merangkum dari semua kumpulan argumen-argumen yang aka diungkapkan oleh penulis. Thesis statement dalam sebuah essay juga punya ide pokok yang mana terdiri dari satu atau dua kalimat. Konsep dasar dari thesis statement sendiri ialah menceritakan kepada pembaca bagaimana penulis menginterpretasikan pola dari pembaca seperti tentang apa, bagaimana, mengapa. Dalam penulisan sebuah essay poin yang harus diperhatikan ialah pada paragraf pertamanya, karena dari paragraf inilah menentukan berkualitas atau tidaknya sebuah tulisan.
            Sebagai langkah awal dalam pembuatan essay, kita wajib lolos dari beberapa seleksi.  Seleksi yang pertama ialah so what test, seleksi ini diberikan sepenuhnya kepada pembaca dalam menganalisis text. Apakah sudah jelas informasi-informasi di paragraf pertama, jika sudah clear maka free so what test. Penilaian dari seleksi ini ialah sekiranya pembaca sudah jelas dan tidak ada pertanyaan lagi dari teks yang dibacanya. Seleksi yang kedua ialah apakah essay penulis mendukung thesis secara spesifik, seleksi ini belum dilakukan oleh penulis class review masih dalam tahap pertama. Seleksi yang terakhir ialah bagaimana dan mengapa (how and why), pembaca akan merespon untuk yang pertama kalinya ialah bagaimana teks tersebut bisa ditulis. Thesis penulis akan menjawab pertanyaan dari how and why, posisi thesis statement haruslah tepat.
            Bagaimanapun, thesis statement mempunyai fungsi dasar yaitu penulis membuat thesis untuk focus pada essay yang dibuatnya dan untuk memberi pemahaman kepada pembaca. Sebelum mengembangkan argumen-argumen di berbagai pembahasan, kita harus mengumpulkan dan mengatur terlebih dahulu. Mencari kemungkinan hubungan-hubungan antara fakta yang dikenal.
            Akhirul kalam, dapat disimpulkan bahwa untuk membuat sebuah essay tidaklah mudah. Berawal dari proses mengkritisi Columbus dan pemikiran Howard Zinn kita berada pada level yang semakin tinggi, yaitu level yang penuh gengsi dengan seleksei-seleksi yang dijadikan standar seperti so what test, does your essay support your thesis specifically and without wondering test, and (how and why) test.

0 comments:

Post a Comment