Tuesday, April 8, 2014



Minggu lalu kita membahas mengenai salah satu tugas utama penulis adalah untuk mengungkap kemungkinan-kemungkinan baru pemahaman menjangkau bentuk-bentuk baru dari pemahaman menjangkau bentuk-bentuk baru dari pemahaman meliputi tiga tahap penting yang pertama meniru, kedua menemukan dan yang ketiga itu membuat atau menciptakan.

Menulis adalah masalah yang menciptakan affordances dan mengeksplorasi potensi makna. Menulis adalah sebuah semiogenesis yaitu proses pembentukan makna yakni that language has within itself the resources by which people can create new meanings Halliday dan Matthisen, 1999 yang dikutip oleh Paul Tench dalam bukunya “Process of Semiogenesis in English Intonation”. Pernyataan tesis ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk membuat dialog awal dengan pembaca yang diharapkan.


            Dalam komentar Milan Kundera (di L’Art duroman, 1986). Untuk menulis berarti untuk penyair untuk menghancurkan dinding di belakang yang sesuatu yang selalu ada. Dalam hal ini tugas penyair tidak berbeda dari sebuah karya sejarah yang juga menemukan dari pada menciptakan.
            Sejarah seperti penyair mengungkapkan dalam situasi yang selalu baru kemungkinan manusia sampai sekarang tersembunyi. Apakah sebuah sejarah itu tidak mencekik bahkan adalah misi untuk penyair. Untuk naik misi ini penyair harus menolak melayani kebenaran yang diketahui sebelum sebelum, kebenaran sudah jelas karena mengambang dalam permukaan, karena alasan adalah proses tanpa akhir penciptaann manusia, itu bukan karena alasan yang sama dan dengan cara yang sama proses yang tak berujung manusia bisa menemukan penemuan diri.
            Banyak yang diinginkan disini yang pertama peer review dalam waktu satu jam 45  menit, apa yang harus menilai antara dua parameter dasar, kesatuan dam koherensi dan bagaimana menyatakan jika untuk UNITY 40% dan 60% untuk koherensi.
            Ada cara untuk menulis kritikan secara academic writing. Contoh introduction itu makalah ini menawarkan wawasan kritis/ perspektif pada artikel Howard Zinn yang berjudul ‘’Berbicara kebeneran to power dengan buku”. Ada beberapa hal  dasar yang Zinn tulis untuk Columbus yang kita terima bahwa Columbus itu pahlawan benua Amerika, pertama, kedua, dan ketiga.            Ada contoh lain dalam mengkritik orang diawali dengan point empat pada Columbus yang diabaikan dalam artikel Zinn yaitu yang pertama, kedua, ketiga dan keempat.
                        Dan yang terakhir adalah conclution ada kata-kata yang pas dalam generic structure untuk conclution yaitu kutipan “There are two basic point that can be concluded from Zinn’s article”.
            Kita disuruh membawa dua teks. Teks-teks revisi baru plus yang lama. Lampirkan dua makalah dengan menggunakan klip kertas. Pastikan bahwa kertas bebas dari kesalahan tata bahasa dan unsur-unsur kesatuan dan koherens secara strategi terpenuhi.
            Manfaat kita membuat kritik terhadap sumber bacaan itu jangan berharap saat kita membaca laporan buku teks atau jurnal. Seolah-olah kita membaca sebuah novel atau majalah. Tetapi yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah membaca sumber yang ada secara kritis dan aktif. Beberapa mahasiswa bahkan membuat catatan di tepi buku atau di fotokopi dari artikel yang sudah dibaca guna menemukan poin yang penting dari sumber bacaan.
                                    Terimalah bahwa kita akan banyak perspektif yang berbeda untuk melihat suatu topic tertentu. Coba untuk mengapa penulis dari sumber yang ada baca tidak setuju dan apa sudut pandang sehingga menjadikannya berbeda. Jangan hanya menerima apa saja yang ditulis penulis dan peneliti. Galilah ide-ide kita. Bukti apa yang digunakan? Dapatkah kita melihat berasumsi tersembunyi dalam karya seorang penulis.
Menulis akademik adalah praktek sosial. Dengan praktek sosial berarti bahwa itu adalah apa yang dilakukan bersama. Ini berarti bahwa kita selalu menulis dengan pembaca dalam sebuah fikiran. Kita selalu menulis dengan tujuan untuk menjelaskan, untuk membujuk dan lain-lain ini juga berarti bahwa apa benar dan salah, cocok atau tidak didefinisikan oleh pengguna dalam komunitas sosial.
Kecenderungan dalam pembelajaran writing pada pembelajaran bahasa inggris atau bahasa-bahasa asing lainnya. Serupa dengan pembelajaran keterampilan-keterampilann yang lain khususnya listening( menyimak ) dan speaking (berbicara).
Pembelajaran komunikatif saat ini mengharuskan dosen untuk memahami bagaimana mengajarkan fluency (kelancaran) bukan hanya accuracy (akurasi) bagaimana meningkatkan motivasi.
Korelasi kesalahan dalam writing harus dilakukan dengan cara yang berbeda karena  writing tidak seperti speaking seringkali meliputi tahap perencanaan yang panjang, korelasi terhadap kesalahan yang dimulai pada tahap drafting dan revising yang merupakan waktu yang paling tepat untuk mengoreksi dibandingkan dengan tahap-tahap menulis yang lain.
Jadi, menulis merupakan aktivitas psikologis seseorang pengguna bahasa untuk menampilkan informasi dalam bentuk tertulis yang didalamnya terkandung topic tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Untuk menyelesaikan sebuah tulisan baik dalam bahasa penutur maupun bahasa asing, seorang pembelajar harus melaksanakan beberapa tahapan yang secara umum terdiri dari perencanaan (planning atau prewriting) pembuatan konsep dan tulisan (drafting) dan perbaikan (revising). Sejumlah teknik dan strategi dapat diharapkan oleh dosen dikelas untuk membelajarkan keterampilan menulis sehingga pembelajar dapat menghasilkan t yang menarik dan berkualitas. Penerapan teknik atau strategi tertentu semestinya disesuaikan dengan karakteristik pembelajar, kebutuhannya dan tujuan dari pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat tercipta kelas writing yang kondusif guna memunculkan performa writing pembelajar yang maksimal.
Dan jangan tersesat untuk memulai menulis karena pembelajaran writing(menulis) di perguruan tinggi dianggap perlu di dalam perguruan tinggi, menulis merupakan away of life, ini dapat dimaknai bahwa sebagian besar aktivitas m daahasiswa baik berupa tugas dari dosen, ujian semester dan lain-lain itu tetap membutuhkan keterampilan menulis. Tanpa kemampuan yang memadai dalam menulis mahasiswa akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.


0 comments:

Post a Comment