Sunday, April 6, 2014



Teka Teki di Negri Papua

Untuk melanjutkan perjuangan menulis saya di class review ali ini sepertinya akan akan lebih bertambah rumit. Karena yang harus ada dalam review class kali ini benar-benar harus lengkap dan detail. Untuk saat ini jujur saya belum mendapat inspirasi dan pencerahan, tapi seiring berjalannya proses menulis, saya akan mencoba berteman dengan sepi dan biasanya inspirasi itu datang dengan sendirinya.
Pada pertemuan minggu lalu, ada banyak poin yang dibahas. Pada awalnya Bapak membahas tentang apa yang dilihat di babak musim pertama. Poin-poin yang Bapak lihat terperinci sebagai berikut :
·         Bapak merasa mahasiswa itu lelah dalam arti yang sanagt literal (harfiah), tetapi
·         Tampaknya ada kemajuan mendekati kami
·         Sulit bagi Bapak untuk melihat karya mahasiswanya yang berkualitas tinggi
·         Bapak kecewa sekali bila ada terlalu banyak mahasiswa melanggar aturan dalam penyerahan paper
·         Bapak tidak mentolerir kesalahan kecil, atau kesalahan yang diulang-ulang
·         Mempromosikan penulis multi bahasa (dan pembaca) adalah pekerjaan yang nyata
·         Bergerak di L1 – L2 kontinum adalah pelajaran yang nyata. Artinya L1 itu area bahasa lain selain Bahasa Inggris bisa Bahasa Sunda, Jawa dan lain sebagainya dan L2 itu adalah area Bahasa Inggris (semuanya harus dikuasi)
Setelah kita mengetahui banyak sekali kelemahan di season petama,  maka harapan Bapak di season ini, adalah sebagai berikut:
·         Kerangka kerja yang lebih baik dari kata “sikap”. Artinya kita harus paham apa sih “Attitude” itu? Mungkin Bapak telah banyak melihat mahasiswa yang tidak memiliki attitude yang baik dalam belajar. Atau bahkan mengharapkan sikap yang lebih baik dari mahasiswa dalam proses belajar dengan Bapak. Jadi kita harus banyak membenahi diri terutama di area sikap ketika kita belajar.
·         Membaca konstan pengalaman (ekstensif dan intensif)
·         Sebuah diskusi terus menerus dengan mitra terbaik
·         Sebuah doa konstan setiap detik. Artinya, ketika belajar kita harus melakukan banyak berdoa, karena doa itu penting. Ketika seseorang itu berusaha tanpa berdoa, maka berarti dia “sombong”, sebaliknya dia terus berdoa tanpa ada usaha itu berarti dia “bodoh”, karena Tuhan juga tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga ia mau mengubah dirinya sendiri. Jadi doa dan usaha harus seimbang.
·         Harus banyak pertemuan di luar kelas
·         “Fokus” adalah suatu keharusan! dan Bapak sangat tidak suka kepada orang yang tidak fokus
·         “Komitmen” adalah suatu keharusan! jelas jika dalam belajar tidak ada komitmen, maka belajar tidak akan berjalan dengan benar
·         “ketekunan” adalah suatu keharusan!
·         Bapak menulis kata ini sebanyak tujuh kali “TEAM WORK” artinya team work itu sangat penting dan merupakan keharusan yang konstan.
Dan minggu lalu kami telah melakukan praktek “Reading Time” dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
·         Reading time dilakukan dengan kelompok
·         Satu kelompok dilakukan sebanyak 5 orang
·         Teks yang dipilih berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”
·         Setiap orang harus membaca kalimat dengan keras dan ungkapkan argumen menurut pemikiran masing-masing tentang kalimat tersebut.
·         Diskusikan jika dengan anggota lain memilki pemikiran yang sama
·         Berhenti untuk sementara dan mendiskusikan apa yang anda mengerti dari satu paragraf.
·         Buat catatan setiap kali membahas sesuatu
·         Lakuakn secara berulang-ulang sampai kita selesai membaca seluruh bab

            Setelah saya membaca 26 paragraf teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” milik S. Eben Kirksey, ada sedikit saja yang dapat saya pahami sekitar 11 paragraf saja, tetapi masih banyak sekali yang belum saya pahami. Bagi saya, untuk memahami teks berbahasa Inggris sebanyak itu dalam waktu yang cukup singkat bukan hal yang mudah. Tapi sedikit demi sedikit akan terus saya coba pahami, dan akan coba saya uraikan beberapa paragraf yang dapat saya pahami.
            Paragraf pertama yaitu berisi bentuk penghargaan kepada Eben (penulis) yaitu berupa pesta kecil penutupan (keberangkatan) Eben, disana dia di jamu dengan berbagai makanan oleh orang-orang Papua dan dibantu oleh Denny Yomaki (orang Paua sebagai petugas HAM). Adapun alur dari teks ini mundur maju (flas back).
            Di paragraf kedua, berisi tentang ketika Irian Jaya berubah nama dan Papua ingin merdeka. Di paragraf ketiga yaitu dinyatakan Papua ketika sedang rusuh, ingin melepaskan diri (membuat OPM) itu dikarenakan adanya pembantaian militer Indonesia, dimana banyak mahasiswa ditembak kepalanya dan puluhan demonstran tak bersenjata lainnya dibuang kelaut.
            Pada paragraf keempat berisi bahaw sistem genosida terjadi karena satu prajurit militer membunuh 24 mahasiswa (itu ketika Soeharto lengser). Kemudian di paragraf kelima, saya menemukan penulis mengungkapkan banyak orang Papua mencari saya sebagai sekutu (karena berkulit putih) / teman untuk memperkuat pembentukan militer mereka. Aktivitas hak asasi manusia mendorong penulis untuk meneliti kampanye teror oleh paukan keamanan Indonesia. Dengan mempelajari dimensi budaya kekerasan, Eben mengharapkan bisa memerdekakan Papua.
            Diparagraf keenam penulis (Eben) menceritakan tentang Waropen, anggota Komnas HAM, Waropen ini orang jahat, dia adalah seorang penghasut muda Papua diakhir 20-an sekitar usia penulis pada waktu itu. Dia merupakan propokator, dan menginginkan agar Papua lepas. Selanjutnya pada paragraf ketujuh, Indonesia melakukan oprasi militer ke Papua dengan menunjukan rasa kepercayaan pemerintah Indonesia ke Papua.
            Langsung dilanjutkan ke paragraf 11, yaitu berisi tentang masyarakat Papua ingin diakui sebagai masyarakat mandiri dalam segala hal, Papua tidak ingin dianggap sebagai orang-orang yang terbelakang. Mungkin hanya itu saja yang dapat saya jabarkan mengenai teks milik Eben. Beberapa paragraf sisanya masih dalam proses pemikiran saya. Kekuatan saya sebagai reader masih sangat belum nampak, disaat ini memang masih banyak kelemahan dalam diri saya sebagai seorang reader, karena ternyata memang menjadi seorang reader yang baik itu sangat sulit.
            Pada mingggu lalu Bapak memberikan Trivia Quiz, pertanyaan-pertanyaannya akan saya uraikan sebagai berikut:
·         Apa Papua Barat? Dan dimana letaknya?
·         Perbedaan apa yang dapat anda lihat antara Papua dan Irian Jaya?
·         Pada tahun berapa tanah yang disebut Papua di integrasikan ke dalam NKRI?
·         Apakah Trikora itu?
·         Apa peran Soekarno dalam integrasi Papua ke dalam NKRI?
·         Apa kolonial Belanda dilakukan di Papua?
·         Apa peran dari AS-PBB dan negara-negara tetangga kita dalam konflik Papua?
·         Apakah Organisai Papua Merdeka (OPM) dan siapa yang membiyayai mereka?
·         Secara pribadi kita akan mendukung Papua menjadi negara yang baru terpisah? Mengapa?
Disini saya akan coba menjawab mengenai beberapa pertanyaan diatas.
Pertama yaitu Papua Barat. Papua Barat merupakan wilayah bagian barat dari pulau Papua yang terbagi kedalam dua provinsi, yaitu provinsi Papua dan Papua Barat. Wilayah ini juga sering hanya disebut Papua Barat (West Papua) oleh berbagai media internasional.
Kedua yaitu perbedaan yang dapat dilihat antara Papua dan Irian adalah disorot dari segi nama terlebih dahulu. Kata/ nama Papua dan Irian tidak begitu disukai penduduk setempat, karena mengandung arti-arti yang buruk. Yang saya tahu, pada awalnya daerah yang kita sebut sekarang sebagai Papua itu bernama Nuu Waar menjadi Papua kemudia Irian pada 1214 Masehi. Namun, ketika Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden, Irian kembali lagi menjadi Papua.
Selanjutnya Trikora itu adalah tiga komando rakyat, yang dideklarasikan oleh presiden RI Soekarno yang berisi sebagai berikut:
·         Gagalkan negara boneka buatan Belanda
·         Bersiaplah untuk memobilisasi umum
·         Kibarkan bendera merah putih diseluruh pelosok tanah Papua
Selanjutnya saya akan membahas mengenai OPM. Apa itu OPM? OPM itu adalah singkatan dari Organisasi Papua Merdeka, yaitu sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di Provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia, menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatih dari grup Grilya New People’s Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih perjuangan ditingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera bintang kejora, dan simbol persatuan lainnya, seperti lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua” dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai perjanjian New York.
Secara pribadi, saya akan mendukung bila Papua bersatu dengan Indonesia. Karena Papua itu wilayah yang paling banyak menyimpan kekayaan alam dan memiliki banyak ragam budaya, sayang sekali rasanya bila harus lepas dari Indonesia. Semoga selamanya negara Indonesia menjadi negara yang kuat, kokoh dan sejahtera.
Dari pertemuan minggu lalu, memang banyak hal yang seharusnya saya cantumkan, saya muat dalam class review ini. Namun, untuk saat ini pemahaman saya dari membaca teks yang Bapak tugaskan, saya cukupkan sampai disini dulu, sehingga dapat saya tarik kesimpulan di class review saat ini intinya membahas mengenai isi teks yang telah saya baca dan amati yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” didalamnya mengupas mengenai Papua, dan konflik yang terjadi di Papua. Pada dasarnya saya tekankan ujung-ujungnya kembali menyadarkan kita betapa pentingnya membaca itu, data, fakta dan pengetahuan yang tersembunyi bisa kita temukan dari membaca. Poin penting disini adalah menekankan kita untuk banyak membaca, membaca dan membaca.
           


0 comments:

Post a Comment