Saturday, April 5, 2014

Class Riview 7
Proses Menulis
Pada minggu yang lalu seperti biasanya, dibuka dengan quote of the day seperti ‘meniru adalah bagian penting dari menemukan, lalu menciptakan. Kenapa demikian? Karena pertama-tama sebagai seorang penulis kita akan meniru terlebih dahulu apa yang telah dituliskan penulis aslinya. Atau sebagai contoh ketika kita pergi ke toko buku, lalu kita mengambil salah satu buku untuk di baca, maka disitu terjadi proses meniru (emulate).
Proses meniru adalah proses yang wajar terjadi karena kita sedang menjadi reader, itu adalah hal yang biasa dilakukan pemula dalam menulis. Meniru adalah proses awal yang terjadi sebelum akhirnya ke proses “menemukan” dalam artian idsitu yang terjadi proses menemukan hal-hal yang baru, ide-ide baru, gagasan-gagasan baru, yang akhirnya dapat kita tuangkan sendiri melalui proses menciptakan dalam tulisan kita.
Lalu, menulis adalah “making meaning” yaitu menemukan atau membangun makna dari tulisan yang di buat oleh si penulis, sehingga si pembaca dapat mengerti atau memahami maksud si penulis.
Historian=literasi=poes , menulis itu adalah untuk menghancurkan tembok untuk menemukan sejarah yang belum terungkap atau sesuatu yang masih disembunyikan. Karena melakukan sebuah temuan yang bermanfaat ataupun menemukan sebuah peradaban baru seperti sejarah tentang Columbus. Lalu apa yang akan terjadi apabila sejarah yang selama ini bertahun-tahun diajarkan di sekolah, lalu itu semua tenyata bukan fakta yang sebenarnya, lau apakah yang harus kita lakukan untuk menghadapi hal tersebut?
Tolak asumsi-asumsi yang dianggap yang dianggap benar sebelum kita mengetahui betul kebenaran dari fakta suatu sejarah. Dan alangkah baiknya jika kita mencari terlebih dahulu akan kebenaranya, dengan mengecek berbagai. Tidak hanya satu tetapi beberapa untuk membuktikan kebenaranya. Jadi kita jangan asal menelan bulat-bulat apa yang disampaikan seseorang tanpa bukti yang kuat.
Sejarah juga adalah proses penciptaan manusia yang tidak akan pernah putus, karena orang-orang yang berliterasi adalah orang-orang yang tercerahkan. Tercerahkan dalam artian bahwa orang-orang yang banyak mempunyai ide-ide, sehingga mereka mampu memproduksi teks.
Begitupun salah satu tugas menulis adalah memproduksi teks-teks, dan mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan pemahaman baru karena dengan menulis kita bisa menggali sesuatu yang baru dari bacaan yang sebelumnya kita baca melalui tiga tahapan tadi. Yaitu, meniru, menemukan, dan membuat.
Menulis juga merupakan masalah menciptakan affordances dan mengeksplorasi potensi makna. Affordance sendiri diartikan dengan “quality of an object or an environment, which allows an individual to perform an action.” Affordance yang baik tentu akan memudahkan seseorang untuk berinteraksi dengan sistem. Kondisi ini akan menyebabkan user  merasa bosan dan tidak mau kembali menggunakan sistem tersebut.
Halliday & Maithresen (1999 : 18-22) kemudian menggambarkan 3 jenis proses dimana :
·         Berarti proses dapat diperluas, tanda lnguistik dapat di produksi, kami akan menyebutnya.
·         Proses motivasi, atau tanda linguistik dapat dibagi untuk kelezatan semantik, kita akan menyebutnya proses “diferensiasi” yaitu makna dan apa yang akan direalisasi dalam kata-kata dapat terlepas dari satu sama lain dan kembali melekat pada susunan lain dan makna.
Karena sejarah merupakan proses tanpa akhir penciptaan manusia. Historian, literacy, poet ketiganya dapat di hubungkan dengan proses discover atau menemukan, memunculkan ide-ide baru, dengan ide-ide baru tersebut kita bisa lebih mengembangkanya lagi menjadi lebih luas dan lebih kreatif.
Seperti halnya orang-orang yang tercerahkan adalah orang-orang yang berliterasi karena mereka sudah mempunyai basis tersebut, maka tidak heran jika orang-orang yang pandai menulis adalah mereka yang kaya dengan hasil tulisanya.

Kesimpulanya, menulis dimulai dengan proses meniru, mrnrmukan, menciptakan. Kegiatan menulis juga dapat menghancurkan tembok-tembok ketidak benaran, fakta-fakta yang belum terungkap, atau pun fakta-fakta yang disembunyikan kebenaranya. Oleh karena itu menulislah untuk merobohkan tembok-tembok tersebut supaya kita menjadi orang yang tercerahkan ataupun yang mencerahkan.

0 comments:

Post a Comment