“Papua, Pelukanmu Untuk Indonesia”
Awal bulan ini merupakan awal kembali peperangan
terhadap penelusuran pemahaman mengenai suatu artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang
ditulis oleh S. Eben Kirksey. Tidak cukup jika hanya membaca satu artikel,
karena sumber yang akan didapat kurang lengkap. Dalam artikel tersebut,
dijelaskan mengenai perjalanan Kirksey sebagai salah satu bentuk laporan
penelitiannya menelusuri seluk-beluk yang terjadi di Papua Barat dan Irian
Jaya.
Salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh
seorang reader dalam menanggapi teks ialah “ATTITUDE”. Attitude sangat penting
karena menggambarkan baik atau tidaknya cara atau sikap reader dalam menyerap
teksyangn telah dibaca. Hal lain yang perlu dimiliki seorang reader ialah pengalaman membacanya,
apakah reader membaca extensive atau sekedar intensive. Dan factor lain yang
diperlukan ialah do’a, focus, komitmen, tahan banting dan team work.
Untuk mendapatkan pemahaman lebih, dapat dilakukan
dengan cara team work karena dengan cara ini, akan membantu reader apabila
tersesat pada kata atau kalimat tertentu yang kurang dipahami olehnnya. Kali
ini artikel “Don’t Use Your Data as a
Pillow” akan sedikit dikupas berdasarkan bantuan dari beberapa sumber yang
akan sedikit membantu perihal kebimbangan untuk mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi di tanah papua?
Eben Kirksey menuliskan judul artikel tersebut
berawal dari tanggapan Waropen seorang narasumber yang diwawancarai oleh
Kirksey yang berasal dari Wasior, dan beliau mengatakan pada Kirksey : “Jangan
gunakan data anda hanya sebagai bantal dan pergi tidur ketika anda kembali ke
Amerika”. Dapat diambil dua kata dari kalimat yang diungkapkan oleh Waropen
yaitu “data” dan “bantal”, dimana data merupakan suatu research yang
sistematik, data selalu dalam bentuk teks (verbal), visual, audio, dan
kombinasi. Sedangkan terdapat kata bantal yakni suatu benda yang berfungsi
apabila digunakan sesekali saja jika diperlukan (dibutuhkan).
Ada beberapa poin yang saya pahami dan kurang saya
pahami, karena posisi saya masih pada tahap reader pemula untuk memahami
serangkaian paragraph yang ada di artikel Kirksey tersebut. Alur yang digunakan
Kirksey ialah mundur-maju. Pada paragraph pertama Beliau langsung mengungkapkan
apa yang dilakukan masyarakat Papua sebagai bentuk penghormatankepada Kirksey
tehadap hari terakhir penelitiannya yaitu dengan adanya pesta yang cukup besar
bagi masyarakat Papua itu sendiri. Kirksey juga melibatkan beberapa tokoh
terkait dalam proses penelitiannya, yakni Denny Yomaki dan Waropen (selaku Aktivis KOMNAS HAM), dan John Rumbiak
(seorang pembela HAM).
Kirksey sangat berantusias untuk menelusuri secara
tuntas konflik apa yang sebenarnya terjadi di Papua? Dan beliau mencoba
melakukan pendekatan metodoligis dasar dan prinsip-prinsip yang dijadikan suatu
tantangan baginya. Sebelum Kirksey mengakhiri penelitian di bagian ujung
Merauke tersebut, beliau disuguhi jamuan pesta oleh masyarakat sekitar yang
ditujukan sebagai bentuk penghormatan kepada Kirksey dan diharapkan dapat
membantu Papua dalam memetakan sejarah yang terjadi di sana.
Ketertarikan
Kirksey (seorang mahasiswa pasca sarjana di New College of Florida) terhadap
Papua ialah untuk menelusuri fakta kekeringan El-Nino yang melanda wilayah
tersebut, dan penelitian itu dilakukan pada tahun 1998. Rasa penasaran Kirksey
terhadap niat Papua yang memisahkan diri dari NKRI yang akhirnya membuat ia
harus semakin berhati-hati untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai
Papua. Sedikit demi sedikit ia mulai memahami kenapa Papua ingin memisahkan
diri dari NKRI, salah satu factor penyebabnya ialah banyaknya ratusan bahkan
ribuan warga Papua bahkan mahasiswa sekalipun yang ditembak oleh militer
Indonesia, dan pada saat itu adalah masa pemerintahan Soeharto (reformasi).
Kekhawatiran yang dirasakan Kirksey terhadap warga
Papua, yang ternyata Papua sangat membenci bangsa berkulit putih. Akan tetapi,
itu semua tidak mematahkan semangatnya untuk menggali informasi
sedalam-dalamnya tentang Papua. Konflik terbesar yang dialami Papua ialah
adanya konflik kampanye teroryang dipicu oleh “Dracula”, dan juga konflik
penyiksaan kerja paksaterhadap warga Papua yang dilakukan oleh bangsa berkulit
Putih, khususnya Belanda, dan adanya peran AS dlam mendukung persenjataan
pendudukan militer Indonesia, juga mengenai perihal riuh gempita keinginan
Papua untuk merdeka dan memisahkan diri dari NKRI.
Ketika Kirksey harus berupaya untuk
meyakinkanperihal kedatangannnya kepada warga Papua, yaitu Ia berusaha untuk
mewawancarai seorang tokoh KOMNAS HAM di Papua yang dijadikan sebagai
narasumber dan dijanjikan aman identitasnya dalam jurnal yang akan dibuat
Kirksey nanti. Dan ada beberap alas an kenapa warga Papua menerima kedatangan
Kirksey, di antaranya ialah:
o Dapat berupaya dalam membantu
kemiliteran Papua
o Dapat membantu meneliti kasus kampanye
terror oleh pasukan keamanan Indonesia
o Dapat membantu Papua untuk mencapai
kebebasan
Kirksey
meminta Waropen untuk diwawancarai. Setelah beberapa penjelasan yang
disampaikan oleh Waropen, tiba-tiba Waropen mengatakan bahwa tidak cukup
apabila hanya mengandalkan data-data yang sudah ada karena belum tentu
kebenarannya berdasarkan fakta yang ada.
Di
sela waktu yang lain, Kirksey juga berhasil mewawancarai salah satu Papua
double-agen yang menjelaskan mengenai kebenrannyaperihal bantuan dukungan
logistic dan intelijen dari militer Indonesia, dan juga mengaku bahwa mereka
sangat ingin membunuh para perwira polisi Indonesia. Niat tersebut muncul
karena warga Papua merasa terganggu dengan adanya penjagaan ketat dari para
polisi Indonesia dan mereka menginginkan zona damai untuk wilayahnya.
Berbicara
mengenai penelitian yang dilakukan oleh S. Eben Kirksey yang berkaitan dengan
berbagai kasus konflik yang terjadi di Papua. Sedikit akan dijelaskan mengenai
latar belakang konflik yang terjadi di sana. Berdasarkan beberapa sumber yang
didapat, maka ada beberapa poin penting yang akan dijelaskan di sini, yaitu :
·
Papua?
Di mana lokasinya?
·
Perbedaan
Papua dan Irian Jaya?
·
Tahun
berapa Papua barat masuk dalam NKRI?
·
Trikora?
Apa isi Trikora?
·
Apa
upaya Soekarno untuk mengintegrasikan Papua ke dalam NKRI?
·
Apa
yang dilakukan Belanda terhadap Papua?
·
Konflik
apa yang terjadi di Papua?
·
Organisasi
Pepua Merdeka (OPM) dan siapa yang terlibat di dalamnya?
Papua Barat merupakan wilayah bagian barat dari
wilayah Papua yang terbagi ke dalam dua provinsi Indonesia, yaitu provinsi
Papua dan Papua Barat. Wilayah ini juag sering hanya disebut sebagai wilayah
Papua Barat (West Papua) oleh berbagai media Internasional. (baca : “Meluruskan
Sejarah Perjuangan Irian Barat” ditulis oleh H. Dr. Subandrio)
Wilayah Papua merupakan wilayah jajahan Belanda,
maka dari itu warga Papua sangat tidak menyukai bangsa kulit putih di tanah
Papua. ntang Papua dijajah kurang lebih selama 63 tahun. Awalnya Papua
menginginkan untuk memisahkan diri dari NKRI dan membuat Negara sendiri dengan
alasan karena mereka tidak tahan terus-menerus diawasi oleh pasukan Polri atau
militer Indonesia.
Akibat banyaknya wilayah Papua yang dijajah oleh
bangsa Belanda, sehingga harus merubah nama Irian Jaya menjadi Papua Barat.
Berdasarkan sumber yang didapat dari Kurdadia, Jayapura—MIO’L yang
mengungkapkan bahwa Provinsi Irian Jaya Barat (IJB) telah berubah nama menjadi
propinsi Papua Barat. Perubahan nama tersebut telah dideklarasikan oleh Ketua
DPR propinsi IJB, Jimianus Ijie dan Gubernur IJB, Abraham Okativianus Ataruri
di Manokwari, Ibukota propinsi IJB, selasa (6//2). Tujuan perubahan nama
tersebut agar propinsi IJB mendapat nama dalam UU No. 21 tahun 2001 tentang
otonomi khusus bagi Papua. Papua pun resmi masuk NKRI pada tanggal 01 Mei 1963.
Begitu banyak usahan yang dilakukan Bung Karno agar
Papua berintegrasi dalam NKRI, salah satunya ialah pada tanggal 19-12-1961 di
alun-alun Utara Jogjakarta, Presiden Soekarno mengumumkan TRIKORA (Tri Komando
Rakyat) untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan NKRI. Adapun isi Trikora
tersebut ialah:
o Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua
bikinan colonial Belanda
o Kibarkan sang merah putih di Irian Barat
tanah air Indonesia
o Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna
mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Selain
Trikora, upaya yang dilakukan oleh presiden Soekarno juga ketika membuat
Komando Mandala pembebasan Irian Barat pada tanggal 02 Januari 1962 yang
dipimpin oleh Mayjen Soeharto yang berkedudukan di Makassar. (baca: http://nizar-Indonesia.blogspot.com/2013/01/perjuangan-pembebasan-irian-barat.html)
Ada
salah satu organisai di Papua, yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka) adalah
sebuah organisasi yang didirikan tahuan 1965 dengan tujuan membantu dan
melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di propinsi Papua
Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya, dan memisahkan diri dari
Indonesia, yang kemudian menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi
ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan
pelatihan dari grup Gerilya New People’s Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai
organisasi terorisasing oleh Departemen Keamanan Nasional A.S. (Baca :
Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Oeganisasi Papua Merdeka)
Dari
berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulakn bahwa bagaimana penelitian dan adanya
data yang telah diamati, apabila tidak memiliki pengamat atau reader yang mampu
meneruskan, itu semua hanya akan dijadikan sebagai sekedar data sandaran saja.
ratusan bahkan ribuan data yang telah terkumpul apabila hanya dipajang saja,
itu pun akan sia-sia tanpa disertai fakta yang sebenarnya. Kelemahan reader
pada umumnya terletak pada kurang luasnya pengetahuan yang reader serap,
sehingga bersusah payah dan terus menggali apa sebenarnya yang diinginkan oleh
penulis tersebut. Ada hal penting mengenai kemampuan pemahaman reader terhadap
teks, berdasarkan buku “The Cultural Analysis of Texts” karya Mikko Lehtonen
:2000: hal. 138, yakni: “Reading can be
many different kinds of activity. A reader can read a text word of leap back
and forth in the text according to what interests him/her most at the
time……………..Each of these ways of reading
produces different meaning”. Dan semua itu kembali lagi terhadap pemahaman
suatu makna yang terdapat dalam kelimat yang dimiliki oleh tiap reader.
0 comments:
Post a Comment