6th Class Review
Independensi
Individual,
tidak berpihak adalah pengertian dari independensi tetapi Al Wasilah mengatakan
“Literacy is never neutral” (2012), jika demikian literacy bukan independen,
yah..literasi dipengaruhi oleh perspektif-perspektif, karena literasi dibangun
oleh pandangan-pandangan yang memiliki ideology yang berbeda-beda. Seorang literat
adalah orang yang besar dan memiliki ideology yang membuatnya tidak
tergunjang-ganjing, memiliki pola pikir dan pandangan sendiri, sehingga yang
timbul adalah perbedaan dan keragaman. Dan inilah hokum alam yang tidak bisa
hilang karena keragaman akan selalu ada.
Fowler (996:12)
berkata “ideology adalah kursus kedua dari sebuah medium dan sebuah instrument dari
proses sejarah”. Instrument yang dimaksudkan itu seperti sebuah music: gitar,
drum, keyboard yang menghasilkan nada yang berbeda-beda dan tidak bisa
disatukan, hanya bisa dikolaborasikan. Begitupun dengan ideology, ideology terdapat
dimana-mana, ideology adalah gambaran diri kita karena dalam setiap tindakan,
perkataan symbol yang dihasilkan adalah wujud dari ideology itu sendiri, untuk
itu ideology sangat penting dalam membangun intelektual.
Wujud dari
ideology akan mempengaruhi cara pandang atau berfikir, sehingga tindakan yang
sering terlihat, untuk diberikan penilaian oleh orang lain. Menurut Fowler
(1996:10) sejarawan yang mengkritik linguistic bertujuan untuk mengerti
nilai-nilai social, ekonomi, dan politik. Sebuah karya sastra (linguistic) akan
membuat sebuah diakronik atau perubahan dalam jangka waktu yang lama, perubahan
dalam nilai-nilai dan perubahan dalam formasi.
Maksudnya
kritik sastra terhadap sejarah sangat diperlukan untuk membangun nilai, karena
dalam kehidupan tidak akan terlepas dengan nilai, masyarakat sangat menghargai
nilai. Untuk itu, nilai dapat merubah pandangan dengan pemahaman yang
diperlukan oleh masyarakat.
Jika berbicara
ideology, sesungguhnya ideology adalah konsep literasi, artinya dalam membaca
akan mempengaruhi serta membangun sebuah ideology, dari membaca akan terbentuk
sebuah pemahaman yang dituangkan dengan menulis, menulis dengan menggunakan
perspektif sendiri dan ideology sendiri. Ideology harus dimunculkan ketika
menulis agar bisa diketahui oleh pembaca bahwa ini adalah karya dengan ciri khasnya,
dan orang akan mengenali tulisan karena pola pikir yang setara tidak stagnan.
Berbicara
ideology-literasi, sebelumnya terdapat hal penting untuk menuju kepada keduanya
yakni emulate-discover-create.
1.
Emulate, tahap meniru
Untuk mencapai literat adalah dengan meniru, tidak
salah bahkan sangat baik jika dilakukan, karena meniru akan membuat orang akan
termotivasi dan menambah pengetahuan. Contohnya: ketika menulis danmencantumkan
referensi yang digunakan, karena sebagai penulis pemula tidak mungkin setiap
ide dan gagasannya itu murni dari pikirannya. Untuk itu, tidak salah jika
emulate ini di lakukan, bahkan dalam writing academis ini harus dicantumkan,
jika tidak akan disebut sebagai plagiat.
2.
Discover, tahap menemukan
Dari meniru akan menemukan hal yang baru, ketika
menemukan hal yang baru harus di interpretasi dan disaring bagaimana kebenaran
dan kredibilitas dari teks atau artikel itu dan perbandingannya, dari
interpretasi, olah dan kemaslah dalam bahasa dan gaya sendiri.
3.
Create, tahap menciptakan
Menghasilkan karya seperti menulis, yang
dihasilkan dar tahap meniru dan menemukan. Untuk itu, sebelum tahapan pertama
dan kedua dilaksanakan jangan langsung meloncat ke tahap ketiga, karena akan
merusak dan menghasilkan karya yang jelek.
Namun, dari ketiga tahap ini,
terdapat hal yang berbahaya yakni ketika tahap meniru telah dilakukan kemudian
tanpa adanya penyaringan dalam tahapan kedua akan membenarkan karya secara
asal-asalan, menjustice ini benar, itu salah atau sebaliknya tanpa adanya dasar
dalam mengatakan itu.
Hindari hal seperti itu karena
akan menghancurkan diri sendiri, ketika sudah merasa benar sendiri, dia adalah
orang yang terperangkap dalam rezim kekeliruan bukan kebenaran.
Tahap meniru sangatlah rawan,
untuk itu mencari perbandingan yang lain agar menambah juga pengetahuan dan
semakin terbukanya pemikiran. Namun, ketika meniru akan ada banyak hambatan
yakni ideology yang kita punya jika bertentangan akan menyebabkan perang dalam
diri kita. Penolakan bisa saja tetapi tidak langsung memberikan kesimpulan yang
egosentrisme.
Semakin terbukanya bahwa kajian
literasi sangatlah luas, berkaitan dengan sejarah, social, budaya, orang
literat adalah orang yang cinta akan pengetahuan, cinta terhadap perbaikan dan
pemikiran yang terbuka.
Kesimpulannya, ideology, literacy,
dan history sangat berkaitan satu sama lain. Ideology sebagai ciri khas ynag
harus ditonjolkan. Dalam menuju literasi sebagai pelajar harus memenuhi
tahapan-tahapan dalam menuju literat yakni emulate-discover-create.
0 comments:
Post a Comment