Misi Utama Penyair
6th
meeting of writing and composition 4. Pada class review kali ini, akan membahas
mengenai keutamaan sebagai seorang
penulis yang baik. Sebagai seorang penulis, tugas utamanya
adalah discover bukan emulate. Salah satu tugas utama penulis adalah
untuk mengungkap kemungkinan-kemungkinan pemahaman yang
baru. Memberikan suatu hasil karya tulisan dengan konteks menarik para
pembaca melalui sesuatu-sesuatu yang baru. Menjangkau bentuk-bentuk baru dari pemahaman meliputi tiga tahap penting: meniru-menemukan-buat.
Sebagai seorang penulis, terlebih dahulu harus mencari beberapa sumber-summber
referensi dari berbagai bentuk yang kemudian ditelusuri hingga mendapatkan
kesimpulan yang baru. Menulis adalah masalah menciptakan affordances dan mengeksplorasi
potensi makna. Dalam hal ini, seorang penulis harus menampilkan perspektif
sendiri mengenai apa yang sedang dianalisis penulis.
Menulis
adalah sebuah
semogenesis yaitu sebuah meaningàmakingàpractice. Dalam menulis, seorang penulis haruslah
menciptakan semiogenesis yang baru kepada pembaca. Kemudian,
menulis pernyataan
tesis merupakan
tahapan yang sangat
penting untuk
membuat dialog
awal yang diharapkan pembaca, sehingga pembaca bias mengetahui alur
paragraph selanjutnya sang penulis akan membahas mengenai apa dan kenapanya
bahasan tersebut.
Seorang penulis yang baik
pasti akan menghasilkan suatu buku yang baik pula dengan selalu
memberikan pengaruh yang bermanfaat ke dalam benak pembacanya, sehingga pembaca tidak merasa tersesat atau bingung
dengan apa yang ditulis oleh penulis. Seorang penulis akan meninggikan jiwa dan
pemikirannya. Seorang penulis juga akan
memperbesar khazanah pengetahuan sang pembaca. Buku yang ditulis oleh seorang
penulis yang baik memiliki dampak yang lebih dalam bagi pembacanya, ketimbang
sumber-sumber lain dalam memperoleh pengetahuan. Adakalanya, buku yang dibaca
oleh pembaca membawa perubahan yang revolusioner bagi pandangan seseorang.
Seperti cara pandang terhadap Columbus
yang berbeda antara sudut pandangan Howard Zinn dan Samuel Elliot Morrison,
yang mana menurut Morrison walaupun Columbus seorang yang kejam yang telah
melakukan genosida pada Indian Arawaks namun ia tetap mengagungkan kebesaran
sang pelaut. Morrison mengabaikan fakta
kecil kekejaman Columbus dengan jasa dan
kepahlawanannya. Lain halnya Zinn yang
memandang dari versi yang berbeda, memandang dari sudut pandang kaum Arawaks
yang kalah. Zinn bercerita bahwa penemu benua Amerika adalah suku Arawaks
(karena melihat suku Arawaks terlebih dahulu tinggal disana). Dalam kasus ini, pembaca harus cermat memilah
dan memilih mana yang akan jadikan kiblat.
Pada dasarnya buku tidak ada yang salah, hanya kebenaranya tidak
terjamin 100%.
Pada komentar Milan Kundera (di L'Art duroman, 1986): `menyatakan
bahwa untuk menulis, berarti menjadi penyair karena harus bisa menghancurkan
dinding kulit yang di belakang terdapat sesuatu yang ``selalu ada'' atau
sesuatu yang baru. Contohnya untuk mengungkap suatu sejarah, terlebih dahulu
seorang penulis haruslah mencari sumber-sumber dari berbagai asumsi-asumsi yang
dianggap benar dulu, yang kemudian ditelusuri lebih lanjut tentang kebenaran
dari asumsi-asumsi tersebut. Terkadang, sejarah adalah proses penciptaan
manusia yang tidak pernah putus, selalu menarik untuk dianalisis. Sejarah itu
selalu ditulis ulang yang direvisi secara terperinci hingga memunculkan suatu
kebenaran sesungguhnya dari suatu peristiwa. Jadi, tugas seorang penulis dalam
menulis sejarah adalah uncover atau menguak suatu kebenaran dari sejarah7
Historian à linguistic à poet
Discover
Dalam hal ini, tugas penyair tidak berbeda dari karya
sejarah, yang juga menemukan daripada menciptakan' Sejarah, seperti penyair,
mengungkapkan, dalam situasi yang selalu baru, kemungkinan sampai sekarang manusia
memiliki sesuatu yang tersembunyi
Misi
utama sebagai penyair (penulis)
harus menolak
mengenai kebenaran
yang diketahui sebelumnya, kebenaran sudah jelas `'karena mengambang di
permukaan. Karena sejarah
adalah proses tanpa
akhir penciptaan
manusia, itu bukan
karena alasan yang sama
(dan dengan
cara yang sama)
proses tak
berujung manusia
penemuan diri?
Berdasarkan
pemaparan-pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan sejarah,
praktek literasi adalah jembatan untuk menciptakan sejarah manusia. Praktek
literasi dapat dilakukan oleh penulis dengan media perantaranya adalah buku,
perspektif penulis yang kemudian dituangkan dalam buku sehingga buku bisa
memberikan manfaat bagi pembaca untuk mencari
jawaban atas rasa penasaran dan ketidaktahuan sebuah masalah, sebagai pencerah
karena tulisan penulis yang dibacanya mampu memberikan informasi penjelasan dan
yang terakhir sebagai penguat jawaban atas ketidaktahuan dari suatu
permasalahan. Meskipun sifatnya perantara tetapi buku juga bias menjadi
pemantik,.mampu memberikan sebuah
perspektif baru, yang sering sekali mampu mengoyak tatanan sebelum’nya.
Seperti perubahan suatu sejarah,
tergantung dari beberapa bukti dan fakta yang ditemukan oleh penulis, yang
kemudian penulis menuangkannya dalam perspektif baru seiring perubahan
sejarah yang tercipta.
0 comments:
Post a Comment