7th Class Review
Seharusnya Critical Review
Pada minggu yang lalu, banyak teman-teman yang tidak
menggunakan generic structure dalam menulis critical review nya, mereka
menulisi free, bukan menulis academic. Memang susah dalam menulis yang benar
apalagi academic writing, terdapat hal-hal yang harus diperhatikandalam
menulis, dan ketentuan-ketentuan yang harus dilalui.
Minggu lalu membahas tentang menulis yang disertakan
referensi, ini adalah menulis academic. Sebagai penulis pemula tahapan pertama
dalammenulis adalah emulate atau meniru, ini yang dikatakan dengan copy-paste,
tetapi copy-paste yang dilakukan harus disertakan sumber referensinya. Kemudian
setelah emulate adalah discover yakni menemukan, menginterpretasi pemahaman
penulis, dan terakhir adalah create atau menciptakan, di sinilah proses menulis
dengan segala gagasan sendiri.
Pada class review sebelumnya saya membahas tentang ideology,
independen, dan neutral. Ketiganya sangat rumit dijelaskan karena bersifat
absurd, tetapi bukan berarti tidak penting, bahkan inilah yang penting karena
ketiganya saling berkaitan.
Ideology, neutral ataupun independen terdapat pada linguistic,
history dan poet. Ideology akan mempengaruhi dan menjadi background atau
landasan dalam pola pikirnya. Linguistic, history dan poet persamaannya
terdapat pada nilai, nilai merupakan tujuan dari ketiga bagian tersebut. Nilai linguistic
akan mengajarkan etika, estetika dalam berbahasa, berbicara dengan benar,
kemudian nilai history akan mengajarkan pengalaman, penegtahuan dan proses
kehidupan yang panjang agar dapat diambil manfaatnya untuk manusia sekarang. Nilai
poet atau sastra akan memberikan kritik terhadap sastra, kritik sastra sangat
baik untuk membangun karya sastra yang lebih indah.
Reading and writing adalah semiogenesis, yakni hal yang perlu
dilakukan secara bersamaan bukan tingkatan atau strata atau
hierarki, karena proses keduanya manuju meaning atau mening making practice.
Proses reading and writing itu akan mengembangkan kualitas
diri dan terjaganya sebuah karya. Reading and writing mempengaruhi ideology,
seperti yang telah dijelaskan pada class review sebelumnya. Aspek politik, social,
budaya, pendidikan dan keagamaan yang menjadi dasar ideology. Untuk itu, ketika
menulis, orang akan membawa ideologinya dalam tulisan itu. Karena ideology yang
sudah dan tinggal dalam dirinya sehingga kemanapun ideology akan selalu dibawa.
Ideology yang dibawa atau yang berada dalam diri seseorang
akan menjadi cirri khas seseorang. Ideology is never neutral, karena ideology dipengaruhi
oleh aspek-aspek kehidupan sehingga ideology tidak pernah netral, ada juga
istilah balance atau seimbang tetapi bukan netral.
Jika demikian ideology terbentuk dari pengalaman seorang dalam
hidupnya. Yah, experience is the best teacher, pengalaman tidak bisa dilupakan
dalam terbentuknya ideology seseorang begitupun pengetahuan, keduanya sangat
mempengaruhi ideology, jika pengetahuan bisa sama antar satu dengan yang lain
tetapi pengalaman tidak akan sama karena pengalaman adalah proses hidup yang
setiap orang akan berbeda-beda.
Ideology terdapat pada linguistic, history, dan poet. Ketiga ini
adalah sama dan berkaitan. Ketika pada minggu kemaren mengatakan hanya dua
yaitu linguistic dengan history saja, dan minggu sekarang ditambah poet, jika
digabungkan ketiganya akan menjadi literat, aspek literat ketika seorang itu
mampu menulis indah seperti sastrawan-sastrawan yang pandai membolak-balikkan
kata, atau seorang linguist yang pandai dengan ilmu-ilmu bahsa atau kebahasaan,
dan juga seorang sejarawan, yang bisa membuat kebenaran dalam sejarah, sehingga
yang kita ketahui sejarawan dapat membalikkan sejarah.
Ketiganya seperti “endless process of human creation”, atau
proses penciptaan manusia yang tidak pernah selesai. The relationship between
poet, history and linguist adalah sama-sama mempunyai kritik terhadap
kehidupan. History linguist contohnya, sudah ada dan mempelajari tentang
sejarah linguistic kemudian sejarah sastra pun sudah ada sebagai pengetahuan
tentang sejarah berkembangnya sastra, dan sastra terdapat ilmu linguistic yang
harus ada.
Semua itu cabang dari bahasa, bahasa sangat kompleks
pembahasannya sehingga melahirkan cabang-cabang ilmu. Begitu uniknya bahasa,
sehingga bahasa bukan hanya sebuah bahasa yang kita ketahui.
Kesimpulannya, seharusnya critical review tetapi free writing
yang dikerjakan. Ini adalah kesalahan dalam pemahaman terhadap arti academic writing
dengan free writing. Untuk itu, perlu adanya pemahaman yang tepat seperti
halnya dalam history, linguist dan poet agar tetap berada dalam jalan yang
lurus.
0 comments:
Post a Comment