Laela
Nur Komariah
PBI-B
Class
Review
Setelah
satu minggu kemarin kami bebas dari tugas. Kini tiba saatnya kita harus
bergulat kembali dengan tugas-tugas yang menghadang, dan lebih berat tentunya.
Kalau boleh meminta rasanya ingin selalu bebas tugas seperti minggu kemarin,
tapi itu hanya mimpi. Kita harus selalu berteman akrab dengannya, dan tidak
boleh mengeluh sesusah apapun tugas kita.
Pada
pertemuan kemarin kami membahas artikel dari S. Eben Kirksey “Don’t Use Your
Data as Pillow”. Di sini kami terbagi
dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 5 anggota, lalu
kami berdiskusi tentang artikel tersebut. Masing-masing dari kami harus
mengemukakan pendapat dari mulai judul hingga maksud dari tiap kalimatnya.
Sebelum
kita berdiskusi tentang artikel S. Eben Kirksey “Don’t Use Your Data as Pillow”. Kita terlebih dahulu berdiskusi
tentang Papua Barat, di mana letaknya, apa itu Trikora.
Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat
disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia
yang terletak di bagian barat Pulau Papua.
Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya
Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007
tanggal 18 April2007, nama provinsi ini
diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi
yang memperoleh status otonomi khusus.
Wilayah
provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan
di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra
Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara
dan provinsi Maluku,
bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram
dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat
hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West
Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") di masa Hindia
Belanda.
Kemudian
apa itu Trikora? Trikora adalah puncak kemarahan Presiden Soekarno setelah
lebih dari sepuluh tahun Belanda tak mau juga hengkang dari bumi Papua.
Berbagai cara diplomasi dilakukan selama kurun sepuluh tahun itu sejak
pengakuan kedaulatan RI oleh Kerajaan Belanda akhir Desember 1949. Namun
bukannya segera “mengemasi barang-barang”nya di Papua sebagaimana amanat
Konferensi Meja Bundar, Belanda malah memperkuat militernya di bumi cenderawasih
dan bersiap memproklamirkan negara boneka Papua.
Trikora
dikumandangkan Presiden Soekarno di Yogya tanggal 19 Desember 1961, yang
isinya:
1.Gagalkan Negara Boneka buatan Belanda
2.Bersiaplah untuk Memobilisasi Umum
3.Kibarkan Bendera Merah Puti di seluruh
pelosok Tanah Papua.
Pemilihan tanggal
ini untuk mengingatkan serangan frontal Belanda ke Yogya tanggal 19 desember
1948 namun tak mampu mengalahkan TNI. Setelah Trikora dikumandangkan
dimulailah kampanye pengembalian Irian Barat, dibentuk Komando Mandala dengan
komandan Mayjen Soeharto awal Pebruari 1962 atau 2 minggu setelah
pertempuran Arafuru. Pusat komando pengendalian pertempuran ada di
Makassar. Arafuru adalah spirit dan adrenalin komando Mandala yang
kemudian melakukan puluhan inflitrasi dan penerjunan tak terduga di Irian
sebelum operasi puncak Jayawijaya dilakukan.
Setelah kami membahas
tentang Papua dan Trikora, kami berlanjut untuk membahas artikel S. Eben
Kirksey “Don’t Use Your Data as Pillow”.
Kita mulai dari judul, menurut kelompok kami Data di atas adalah sebuah ilmu
dan Pillow tersebut sebagai media bagaimana kita menggunakan ilmu tersebut.
Kita tau bantal hanya dibutuhkan ketika kita ingin tidur saja, jadi apabila
ilmu kita gunakan hanya saat tertentu saja itu tidak akan berguna.
Oleh karena itu kami memutuskan
untuk menulis Use Your Data as Sword, karena pedang semakin diasah semakin
tajam. Begitu juga dengan ilmu, semakin sering digunakan semakin banyak
pengetahuan yang kita dapatkan.
Karena waktu
yang sebentar, kelompok kami hanya sampai pada judulnya saja. Dan setelah semua
dikemukakan oleh kelompok masing-masing dikelas, dapat disimpulkan bahwa Data
adalah sebuah sorce, evidence, facts, informasi. Dan dalam artikel S. Eben
Kirksey “Don’t Use Your Data as Pillow”
menceritakan tentang pengalamannya di Papua, mengetahui bagaiman adat-adat di
Papua. Tetapi harus disayangkan karena ia datang di saat yang tidak tepat. Ia
bermaksud untuk meneliti kekeringan tetapi datang ketika hujan turun, dan itu
semua bukan alasan untuk menyerah.
Reference :
0 comments:
Post a Comment