Minggu
lalu kita membahas mengenai salah satu tugas utama penulis adalah untuk
mengungkap kemungkinan-kemungkinan baru pemahaman menjangkau bentuk-bentuk baru
dari pemahaman menjangkau bentuk-bentuk baru dari pemahaman meliputi tiga tahap
penting yang pertama meniru, kedua menemukan dan yang ketiga itu membuat atau
menciptakan.
Menulis adalah masalah yang menciptakan affordances dan mengeksplorasi potensi makna. Menulis adalah sebuah semiogenesis yaitu proses pembentukan makna yakni that language has within itself the resources by which people can create new meanings Halliday dan Matthisen, 1999 yang dikutip oleh Paul Tench dalam bukunya “Process of Semiogenesis in English Intonation”. Pernyataan tesis ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk membuat dialog awal dengan pembaca yang diharapkan.
Dalam komentar Milan Kundera (di
L’Art duroman, 1986). Untuk menulis berarti untuk penyair untuk menghancurkan
dinding di belakang yang sesuatu yang selalu ada. Dalam hal ini tugas penyair
tidak berbeda dari sebuah karya sejarah yang juga menemukan dari pada
menciptakan.
Sejarah seperti penyair
mengungkapkan dalam situasi yang selalu baru kemungkinan manusia sampai
sekarang tersembunyi. Apakah sebuah sejarah itu tidak mencekik bahkan adalah
misi untuk penyair. Untuk naik misi ini penyair harus menolak melayani
kebenaran yang diketahui sebelum sebelum, kebenaran sudah jelas karena
mengambang dalam permukaan, karena alasan adalah proses tanpa akhir penciptaann
manusia, itu bukan karena alasan yang sama dan dengan cara yang sama proses
yang tak berujung manusia bisa menemukan penemuan diri.
Banyak yang diinginkan disini yang
pertama peer review dalam waktu satu jam 45
menit, apa yang harus menilai antara dua parameter dasar, kesatuan dam
koherensi dan bagaimana menyatakan jika untuk UNITY 40% dan 60% untuk
koherensi.
Ada cara untuk menulis kritikan
secara academic writing. Contoh introduction itu makalah ini menawarkan wawasan
kritis/ perspektif pada artikel Howard Zinn yang berjudul ‘’Berbicara kebeneran
to power dengan buku”. Ada beberapa hal
dasar yang Zinn tulis untuk Columbus yang kita terima bahwa Columbus itu
pahlawan benua Amerika, pertama, kedua, dan ketiga. Ada contoh lain dalam mengkritik orang diawali dengan
point empat pada Columbus yang diabaikan dalam artikel Zinn yaitu yang pertama,
kedua, ketiga dan keempat.
Dan yang terakhir adalah
conclution ada kata-kata yang pas dalam generic structure untuk conclution
yaitu kutipan “There are two basic point that can be concluded from Zinn’s
article”.
Kita disuruh membawa dua teks. Teks-teks
revisi baru plus yang lama. Lampirkan dua makalah dengan menggunakan klip
kertas. Pastikan bahwa kertas bebas dari kesalahan tata bahasa dan unsur-unsur
kesatuan dan koherens secara strategi terpenuhi.
Manfaat kita membuat kritik terhadap
sumber bacaan itu jangan berharap saat kita membaca laporan buku teks atau
jurnal. Seolah-olah kita membaca sebuah novel atau majalah. Tetapi yang harus
kita lakukan terlebih dahulu adalah membaca sumber yang ada secara kritis dan
aktif. Beberapa mahasiswa bahkan membuat catatan di tepi buku atau di fotokopi
dari artikel yang sudah dibaca guna menemukan poin yang penting dari sumber
bacaan.
Terimalah
bahwa kita akan banyak perspektif yang berbeda untuk melihat suatu topic
tertentu. Coba untuk mengapa penulis dari sumber yang ada baca tidak setuju dan
apa sudut pandang sehingga menjadikannya berbeda. Jangan hanya menerima apa
saja yang ditulis penulis dan peneliti. Galilah ide-ide kita. Bukti apa yang
digunakan? Dapatkah kita melihat berasumsi tersembunyi dalam karya seorang
penulis.
Menulis
akademik adalah praktek sosial. Dengan praktek sosial berarti bahwa itu adalah
apa yang dilakukan bersama. Ini berarti bahwa kita selalu menulis dengan
pembaca dalam sebuah fikiran. Kita selalu menulis dengan tujuan untuk
menjelaskan, untuk membujuk dan lain-lain ini juga berarti bahwa apa benar dan
salah, cocok atau tidak didefinisikan oleh pengguna dalam komunitas sosial.
Kecenderungan dalam pembelajaran writing
pada pembelajaran bahasa inggris atau bahasa-bahasa asing lainnya. Serupa
dengan pembelajaran keterampilan-keterampilann yang lain khususnya listening(
menyimak ) dan speaking (berbicara).
Pembelajaran komunikatif saat ini
mengharuskan dosen untuk memahami bagaimana mengajarkan fluency (kelancaran)
bukan hanya accuracy (akurasi) bagaimana meningkatkan motivasi.
Korelasi kesalahan dalam writing harus
dilakukan dengan cara yang berbeda karena
writing tidak seperti speaking seringkali meliputi tahap perencanaan
yang panjang, korelasi terhadap kesalahan yang dimulai pada tahap drafting dan
revising yang merupakan waktu yang paling tepat untuk mengoreksi dibandingkan
dengan tahap-tahap menulis yang lain.
Jadi, menulis merupakan aktivitas
psikologis seseorang pengguna bahasa untuk menampilkan informasi dalam bentuk
tertulis yang didalamnya terkandung topic tertentu yang ingin disampaikan
kepada pembaca. Untuk menyelesaikan sebuah tulisan baik dalam bahasa penutur
maupun bahasa asing, seorang pembelajar harus melaksanakan beberapa tahapan
yang secara umum terdiri dari perencanaan (planning atau prewriting) pembuatan
konsep dan tulisan (drafting) dan perbaikan (revising). Sejumlah teknik dan
strategi dapat diharapkan oleh dosen dikelas untuk membelajarkan keterampilan
menulis sehingga pembelajar dapat menghasilkan t yang menarik dan berkualitas.
Penerapan teknik atau strategi tertentu semestinya disesuaikan dengan
karakteristik pembelajar, kebutuhannya dan tujuan dari pembelajaran. Dengan
demikian diharapkan dapat tercipta kelas writing yang kondusif guna memunculkan
performa writing pembelajar yang maksimal.
Dan jangan tersesat untuk memulai
menulis karena pembelajaran writing(menulis) di perguruan tinggi dianggap perlu
di dalam perguruan tinggi, menulis merupakan away of life, ini dapat dimaknai
bahwa sebagian besar aktivitas m daahasiswa baik berupa tugas dari dosen, ujian
semester dan lain-lain itu tetap membutuhkan keterampilan menulis. Tanpa
kemampuan yang memadai dalam menulis mahasiswa akan kesulitan untuk mengikuti
proses pembelajaran.
0 comments:
Post a Comment