Reading
Aloud
= Intellectual Students
Pada class review yang ke delapan ini merupakan
class review yang paling banyak poin-poinya dari pada class review sebelumnya
sebab saya mempunyai beberapa poin penting sebagai catatan untuk menambah
pengetahuan khususnya di daerah Papua. Langsung saya mampir yukk,,,,ke class
review ane……………..
1. Introduction
Manusia
memiliki warisan biologis yang sudah dibawa sejak lahir yaitu berupa
kesanggupannya dalam berkomunikasi dengan sebuah bahasa manusia dan ini tidak
ada hubungannya dengan kecerdasan ataupun pemikiran. Kemampuan berbahasa hanya
sedikit berkolerasi terhadap IQ manusia. Hidup dalam suatu ruang lingkup bahasa
yang luas seperti : bahasa pertama (bahasa ibu) dan bahasa kedua (bahasa
produksi) seperti gambar pada bagan di bawah ini:
COUNTINUE
Bahasa
Indonesia Bahasa
Inggris
Memperoleh bahasa pertama sangat
erat hubungannya dengan perkembangan kongnitif yaitu jika bahasa ibu ini
memperkenalkan pada masa anak-anak sudah terlihat rapih, tutur kata yang baik.
Maka secara otomatis dapat mengimplikasikan menguasai bahasa dengan baik pula.
Selanjutnya pemahamaman bahasa kedua apabila kita telah mahir betul dalam
bahasa pertama kita galih sedalam mungkin pemahaman bahasa kedua tanpa
melupakan bahasa pertama yang telah kita kuasai sebelumnya. Apabila pemahaman
bahasa ke dua telah berhasil di kuasai maka kita kembali kepada bahasa pertama
dan mempelajari bahasa cabang-cabang yang terdapat pada bahasa pertama seperti
bahasa pertama kita adalah Bahasa Indonesia maka cabangnya adalah (Jawa, sunda,
batak, minang dan lain sebagainya). Sebetulnya tidak beranggapan yang
berlebihan atau susah dalam penerapan bahasa pertama dan bahasa kedua intinya
adalah think in English think in Indonesia.
Writing, semua terdapat di dalam
progress masing-masing dari setiap competensi yang di miliki oleh mahasiswa.
Mahasiwa biasanya meimpretasikan penulisannya melalui pemikiran tersendiri
dibandingkan oleh penulis. Mahasiswa biasanya masih labil dalam kecerdasan
emosianlanya untuk merepresikan responnya sedangkan penulis dapat
menyeimbangkan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektualnya.
Dari penjelasan di atas kita juga
tidak mesti melupakan hal-hal di dalam perilaku kita seperti:
- Attitude
Kita
mengetahui bahwa sikap merupakan sebuah karakter/watak/kepribadian seseorang
dalam suatu perbuatannya. Begitupun sikap kita dalam penerapan Mata Kuliah
Writing and Composition 4. Mahasiswa biasanya lupa akan sikap dan tindakan
dalam melaksanakan tugas ini. Oleh sebab itu pentingnya mebentuk karakter yang
baik sehingga menjadi sebuah kebiasaan agar untuk selanjutnya tidak mesti
terlupakan dari hal-hal yang kecil.
- Constant Reading
Dikarenakan
sekarang kita focus untuk dalam area membaca oleh sebab itu seimbangkanlah area
membaca ini dalam hal membaca. Tidak mesti semua dihabiskan waktu untuk membaca
tapi sempatkanlah dalam satu hari berapa jam dan itupun harus secara rutin
sebab yang namanya constant harus sesuai dan tidak berubah-ubah jika menjadi
meningkat itu yang diharapakn, tetapi jika menjadi menurun, itu yang harus
ditinggalkan. Membaca dapat dilakukan dimanapun seperti di mobil, sedang
santai, sambil ngemil, duduk di teras dan lain sebagainya. Banyak membaca
banyak ilmu yang diserap sehingga pemikiran kita dalam merespon menjadi
interaktif
- Constant Discussion with The Best Partner
Otak
manusia memang terbatas ada yang intelektualnya tinggi ada juga yang sedang dan
rendah. Oleh sebab itu sebagai makhluk social yang selalu membutuhkan
pertolongan, tidak salahnya kita selalu berdiskusi dengan temannya, tanyakanlah
hal-hal yang kurang dimengerti, pertukaran pendapat terkadang dapat menemukan
titik terang dari permasalahannya. Patner yang baik akan membantu kita
berdiskusi untuk mencari inti atau makna dari sebuah text dan akan menghasilkan
tujuan yang jelas pula.membangun dan saling memberikan pendapat merupakan
tujuan yang sehat dalam proses berdiskusi. Berdediusi dengan patner akan
menghasilkan pengetahuan lebih dan wawasan luas dalam menanggapi sebuah masalah
yang terdapat pada text.
- Focus
Focus
merupakan bagian penting dalam menguasai keterampilan membaca. Focus dalam satu
hal dapat berkonsentrasi kepada salah satu titik dalam membaca sehingga menjadi
hal utama dalam memahami sebuah text. Focus bukan hanya terdapat dalam otak
melainkan focus di dalam hati yang terfokuskan kepada jiwa emosional yang
bertingkat pada rasa sehingga dapat berkonsentrasi. Dengan memiliki fokus dalam
hati kita dapat memiliki kesetabilan dalam berikir dan juga kesetabilan emosi.
- Commitment
Mempunyai
commitment yang tinggi tentunya berasal dari dorongan hati yang kuat agar bisa menjadi lebih baik
dan selalu memperbaiki atas apa yang dikerjakannya sehingga akan menghasikan
orang yang good-better and best. Komitment
menghasilkan sebuah arahan yang dapat menghasilkan sebuah kekuatan, dorongan
semangat untuk mencapai keberhasilan.
- Perseverance (ketekunan)
Ketekunan
dalam belajar dapat diartikan sebagai suatu kesriusan dalam belajar yang
bertujuan untuk meraih hasil yang sebaik-baiknya. Setiap orang yang tekun pasti
memiliki berbagai macam cara untuk menggapai tujuannya. Adapun factor yang
mempengaruhi ketekunan adalah orang tua, teman, guru, dan lingkungan.
- A Constant Teamwork
Seringkali kita mengabaikan teamwork sehingga
hasilnyapun hanya sebatas pemikiran menurut sendiri yang dangkal. Teamwork ini
sangat penting sebagai jalur atau hubungan antara pemikiran yang satu dengan
pemikiran yang lainnya. Menjalankan sebuah teamwork harus didasari dengan
sebuah kerjasama yang jelas seperti disiplin waktu untuk bekerja bersama-sama
dalam context ilmu pengetahuan.
Menurut lehhtonen (2000) text sebagai daya hasil dan
sebuah area dari produksi yang dapat
menjadi karakteristik. Text dapat bermaksud dalam bentuk yang significant
seperti penulisan, photographs, movies, newspaper dan majalah. Iklan juga
termasuk kedalamnya. Text biasanya bercampur dengan apa yang diucapkan dan
penulisan kata, gambar dan bunyi. Sesungguhnya kategori text itu tidak mesti
berbentuk sebuah easy task, dan semua katagery problematika. Category text mencakup
kedalam verbal dan non verbal yang dapat menjadi bentuk gambar ataupun suara.
Jadi text
tersebut lebih mengarah kepada seseorang yang sedang dilakukan tugasnya. Sebuah
dari text yang berjudul Don’t use your data as a Pillow penelitian sebagai
salah satu syarat memenuhi gelar kelulusannya. Penelitian tersebut berobjek ke
salah satu tempat di Indonesia bagian timur yaitu “Papua” kata papua inilah
yang mesti kita ungkap secara tuntas. Mengapa harus papua? Memangnya ada apa
dengan papua?
2.
Penjelasan
Tentang Papua
Kita
ketahui bahwa papua adalah sebuah provinsi terluas di Indonesia yang terletak
di bagian tengah pulau papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian
Jaya). Yang dibatasi oleh:
Utara : Samudera Pasifik
Selatan
: Samudera Hindia, Laut Arafuru, Teluk Carpentaria, Australia
Barat : Papua Barat, Kepulauan Maluku
Timur : Papua Nugini
Provinsi papua dulu mencakup seluruh
wilayah papua bagian barat. Pada masa
pemerintahan colonial Hindu-Belanda wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda
(Nederlands Neieuw-Guinea atau Dutch New Geinea). Setalah bergabung dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) wilayah ini dikenal dengan nama Irian
Barat sejak tahun 1969-1973. Kemudian diganti dengan nama Irian Jaya oleh Bapak
Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport hingga tahun
2002. Pulau papua ini mimiliki potensi sumber daya alam yang bernilai ekonomis
dan strategis sehingga bangsa-bangsa asing terdorong untuk memiliki pulau
papua.
Mengapa
Irian Jaya ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)? sebab alasan etnis yang dijadikan Irian Jaya meminta pisah dari NKRI
yaitu terdapatnya perbedaan rumpun bahasa, adanya pelecehan dan perbedaan
perlakuan terhadap rakyat Irian Jaya yang mengakibatkan Irian Jaya merasa asing
di Negara sendiri
Terdapatnya UU No.21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti
menjadi Papua. Pada tahun 2003, yang disertai oleh berbagai protes
(penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur).
Pada tahun 1999 Gus Dur menyatakan
untuk mengembalikan nama “Papua” untuk mengganti nama menjadi “Irian Jaya” yang
diberikan pada masa Suharto. Nama Papua ini disebutkan dalam Manisfet yang
dicetuskxan Komite Nasional Papua yang
menyatakan “nama tanah kami menjadi PAPOEA BARAT dan nama bangsa kami
menjadi PAPOEA. Manifest tersebut
ditulis dalam sebuah harian “pengantara” pada 21 Oktober 1961.
3.
Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Selain
itu juga terdapatnya sebuah organisasi yang bernama Organisasi Papua Merdeka
(OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 dengan tujuan
membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri
provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia yang sebelumnya dinamakan Irian
Jaya. Yang memisahkan diri dari Indonesia untuk menolak pembangunan ekonomi dan
modernitas.
Organisasi
ini mendapatkan dana dari Pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan
pelatihan dari group Gerilya New People’s Army beraliran Maois yang ditetapkan
sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika
Serikat. OPM berusaha mengadakan dialog diplomatic, mengibarkan bendera Bintang
Kejora dan melantarkan aksi militant sebagai bagian dari konflik Papua.
4. Trikora
Dari penjelasan di atas kita dapat
menghubungkan dengan Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang
dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua Bagian Barat. Pada
tanggal 19 Desember 1961 seokarno mengumumkan pelaksaan TRIKORA di Alun-alun
Utara Yogyakarta. Isi dari Trikora
tersebut adalah:
- Gagalkan pembentukan “Negara Papua” bikinan Belanda Kolonial
- Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat tanah Air Indonesia
- Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/papua.
4.
My Opini
Dari
penjelasan di atas tentang papua jika muncul pertanyaan apakah anda mendukung
papua terpisah dari NKRI? Jawabannya adalah sebagai warga Negara saya
menyatakan selantang-lantangnya bahwa saya tidak mendukung atas hal tersebut.
Mengapa? Ada beberapa alasan diantaranya:
o
Jika papua terpisah dengan NKRI
bagaimana nasib para pahlawan terdahulu yang telah mengorbankan tetesan darah
untuk memerdekaan bangsa ini dari sabang sampai merauke. Seperti frans Kaisipo
(1921-1979) pahlawan yang telah berjasa sejak masa-masa kemerdekaan RI. Selain
Frans Kaisipo bagaimana dengan jasa para pahlawan lainnya seperti Silas Parape
(1918-1979), Marthen indey (1912-1986), Johannes Abraham dimana lahir pada
tahun 1916 dan masih banyak pahlawa-pahlawan lainnya yang pada zaman dahulu
berusaha mati-matian untuk memperebutkan kekuasaan Papuan menjadi NKRI.
o
Papua memiliki banyak kekayaan alamnya.
Dengan seperti itu jika Indonesia dapat mengelolahnya sendiri Negara kita
menjadi Negara yang kaya. Tetapi jika papua sudah bukan NKRI maka Indonesia mau
mengandalkan siapa?
o
Ragam Bahasa Papua merupakan budaya yang
sangat unik dan budaya papua sudah diakui di seluruh dunia jadi Indonesi juga
terkenal karena banyaknya ragam budaya, suku, etnis salah satunya adalah papua.
Setelah
saya membaca artikel yang berjudul “Don’t
Use Your Data as a Pillow”
karya S. Eben Kirskey. Ada sedikit pemahaman saya dari setiap paragrafnya
diantaranya yaitu:
1. Penulis
dalam paragrap pertama ini bermula dari suatu keadaan yang menggambarkan sebuah
pesta kecil yang berisi beberapa makanan secara complete. Pesta tesebut
diselenggarakan oleh Denny Yomaki, pekerja hak asasi manusia, untuk menandai
akhir dari penelitiannya. Keberadaan penulis ini sedang menjalankan kuliahnya pasca
sarjana. Menurut saya sebagai membaca
judul ini menarik sebab kita melihat dari sebuah judul, saya pribadi langsung
berimajinasi mengacu kepada a Pillow, namun apakah isinya dapat
memperesentasikan dari judul tersebut dan dapat relevan antara keduanya?
Pekerjaan inilah yang sekarang harus dikerjakan dalam posisi pembaca.
Sebagai posisi pembaca dikalangan mahasiswa dalam menanggapi
text tersebut mengenai data dan a pillow. Pemikiran mahasiswa yang berbeda-beda
dalam mendeskripsikan sebuah judul tersebut. Jika kita koneksikan
dengan judulnya tentang data as a pillow yaitu merupakan sebuah data itu adalah sebuah alas, ilmu, fakta,
sandaran, bukti, dan a pillow di ibaratkan sebagai sesuatu benda yang bersifat
statis (diam), events, data, dasar, sandaran, diperdalam, dan lain sebagainya.
Pendapat ini merupakan hasil dari diskusi mahasiswa satu kelas. Semuanya
merupakan opini untuk dapat dikembangkan secara rinci (menurut beberapa kelompok
suasana di kelas).
Jadi sebagai penegah dari beberapa pendapat yang
bersumber dari mahasiswa adalah dosen sebagai jalan tengah untuk mengarahkan
kita dalam pemahaman antara data dan a pillow. Jadi data adalah sebuah
informasi yang menjadi data dalam context RESEARCH sebab: dapat melihat pola
data, keterhubungan dengan informasi. Kata kuncinya adalah SYSTEMATICITY.
2.
Penulis ini menceritakan bahwa dia
mendapatkan penelitian thesis untuk mendapatkan gelar di kampus barunya di
Florida. Sasaran dari penelitian ini adalah “Papua”. Mulanya penulis ini
bermaksud belajar kepada El-Nino pada musim kemarau di wilayahnya, namun
penulis tiba di sana pada musim penghujan. Penulis juga menjelaskan tentang
masa reformasi pada pertengahan tahun 1998 yang mengakibatkan terjadinya
penggulingan terhadap presiden Indonesia yaitu Suharto yang pada saat itu
Indonesia telah merdeka. Bahwa merdeka adalah bebas yaitu bebasa dari penjajah
yang meliputi wilayah Indonesia dari Sabang sampai merauke dari Aceh sampai ke
Papua Barat dan Tumur Leste. Kemudian penulisn ini merasa binggung tentang
bentuk dari populasi refermasi ini yaitu melunturkan seluruh Indonesia dari
keluarnya Suharto dan membentuk sebuah pemerintah baru yang memisahkan diri.
Penulispun tidak tahu apa maksud dari semua ini.
3.
Di paragrap tiga ini penulis mulai
mengerti tentang mengapa orang Papua
ingin mengambil jalan kemerdekaan sendiri dan bukan mengikuti jalan reformasi?
Alasanya adalah terdapat serangkaian pembantaian militer Indonesia di mana
mahasiswa ditembak di kepala dan puluhan demonstran tak bersenjata lainnya
dibuang ke laut dan ditenggelamkan. Dari sumber (Brundige et al.2003) yaitu
membentuk system kampanya dan pembantaian manusia. Penulis juga menggambarkan
sebuah Militer Indonesia yang mengumumkan rencana untuk meningkatkan
kehadirannya di Papua Barat untuk 50.000 tentara ; sekitar satu prajurit untuk
setiap 24 warga Papua. Sebagai perbandingan , saat pendudukan AS di Irak
mencapai rekor tingginya jumlah pasukan pada bulan November 2007, ada sekitar
satu tentara untuk setiap 157 warga Irak .
4.
Penulis menceritakan bahwa di
paragrap 4 ini penulis telah lulus di Universitas of Oxford dan juga University
California, Santa Cruz. Penulis membuat perjalanan kembali menuju area Papua
Barat dan merekam kejadian dari cerita yang berasal dari pribumi tersebut.
Yaitu tentang area konflik dan aspirasi dari kemerdekaan selain itu juga
dijelaskan tentang terror pemicunya dari “Dracula” yaitu orang pribumi asli
papua dan bagaimana cerita tentang nenek moyangnya. Penulis memikirkan bahwa
apa yang telah dilakukannya adalah merupakan sebuah penelitian besar yang perlu
diteliti.
5.
Di paragrap ini penulis menjelaskan
bahwa banyak orang-orang papua yang menganggap bahwa Eben Kirskey adalah
sekutu. Penulis juga meneliti kampanye
teror oleh pasukan keamanan Indonesia. Dengan mempelajari dimensi budaya
kekerasan dan berfikir bahwa penulis mampu membantu orang papua untuk mencapai
kebebasan dari teror dalam rezim saat pendudukan Indonesia. Namun pada saat Eben Kirskey mau pergi tetapi beliau
mendapatkan pertentangan.
6.
Inti dari paragrap ke 6 adalah dari
kalimat awalnya selain mengacu kepada agama selain itu juga menggambarkan
suasana bersama temannya yaitu Danny dan makan sambil beristirahat di ruang
makan dan seketika pindah ke teras sambil menikmati buah pinang dan sejenisnya sambil
bercanda dengan bahasa logat papua. Kemudian Penulis mengobrol dengan Telys
Waropen yaitu anggota Komnas HAM.
7.
Waropen ini berorganisasi dari
Wasior yaitu tempat polisi yang melakukan pemeliharaan dari serangan orang
papua yang memisahkan kelompoknya yang bernama operasi penyisiran dan
penumpasan. Selanjutnya penulis ini mengunjungi Waropen ke temannya dan
menyelidiki bahwa rumor agen-agen militer Indonesia diam-diam mendukung militer
Papua terjadi antara militer Indonesia adalah sebagai perantara sebagai rahasia
untuk mendukung militer papua.
8.
Di paragrap delapan ini penulis
menceritakan tindakannya untuk menwawancarai orang-orang yang dikehendaki untuk
menghadapi resiko namun tindakan ini di bawah kondisi pengawasan intens. Mereka
mewawancarai orang-orang yang ingin mengambil risiko kemungkinan terlihat
dengan peneliti asing untuk menceritakan kisah mereka. Penulis dan temannya
menggunakan protokol yang rumit untuk melindungi identitas narasumbernya yaitu
dengan cara menghubungi mereka melalui saluran kembali dan mengatur pertemuan
di rumah-rumah tetangga di kegelapan malam.
9.
Masih berhubungan dengan paragrap
delapan bahwasannya di paragrap Sembilan ini penulis dan temannya yang bernama
Denny berencana mewawancarai dukun yang terkenal yang terletak di dekat gunung.
Beberapa dukun ini telah mengklaim bertanggung jawab untuk menyebabkan gempa
bumi baru-baru ini di pulau sentral Indonesia Jawa dan untuk menenggak sebuah
pesawat yang membawa petinggi militer Indonesia. mereka tidak berani
mengambil risiko untuk menghubungi dukun
tersebut karena mereka berada di bawah pengawasan.
10. Diparagraph
sepuluh penulis menjelaskan bahwa mereka pergi ke pesta dan belajar kepada
Telys Waropen sambil mengunyah buah pinang sampai kenyang. Penulis melihat
bahwa Waropen sumber penting yang dapat membantu memenuhi beberapa kesenjangan
dalam penelitiannya. Jadi penulis beranggapan bahwa inilah kesempatan untuk
belajar tentang dukun yang tidak mampu
dipenuhinya.
11. Ebey
Kirskey dalam paragrap ini menceritakan bahwa dia telah mewawancarai lebih dari
350 wawancara berbahasa Indonesia dengan politisi Papua, korban kekerasan,
tahanan politik, aktivis hak asasi manusia, dan pemimpin adat. Semua wawancara
ini telah disembunyikan identitasnya. Kemudia penulis ingin melakukan hal yang
sama terhadap Waropen. Tetapi waropen tidak menyetujuinya beliau beranggapan
bahwa sumber yang tanpa nama akan diragukan kredibilitasnya.
12. Penulis
menjelaskan bahwa penulis akan mempertimbangkan kembali kewajiban pribadi,
profesional, hukum, dan etika kusut dalam sumber yang tanpa nama sebab menurut
Waropen (orang papua) ingin kutipan mereka ingin diakui sebagai intelektual public.
Penulis dapat mengambil kesimpulan dalam penelitiannya di papua bahwasannya
menjaga sumber anonim bukan hanya sarana untuk menghindari omong kosong dari
birokrasi.
13. Menjelaskan
bahwa sumber tanpa nama akan dianggap mencurigakan dan misteri dari seorang
pembaca baik Koran ataupun majalah. Laporan tanpa mencantumkan sebuah sumber
sama halnya dengan berbohong. Menurut (Boeyink 1990) Jurnalis dan editor
biasanya menggunakan satu set ketat pedoman untuk menentukan kapan harus
menggunakan sumber tanpa nama (identitas disembunyikan). Kriteria ini menjaga
terhadap pembuatan cerita oleh penulis tidak etis dan penyebaran informasi yang
salah dari sumber yang mendapatkan telinga wartawan. Strategi kutipan tersebut
juga dapat memiliki fungsi yuridis- hukum yang penting: ini adalah bagaimana
jurnalis dan penerbit melindungi diri dalam gugatan pencemaran nama baiknya.
14. Paragrap
ini menjelaskan bahwa Waropen menghadapi penulis mengenai keandalan menunjukkan
“data”. Eben Kriksey mencoba menunjukan kepada Waropen tentang bagaimana
wawasan dari kritik budaya dan teori pasca struktural mungkin menawarkan
perspektif segar tentang konflik di Papua Barat. Dari pernyataan tersebut
Waropen berpendapat bahwa Eben Kriksey dianggap sebagai sekutu potensial. Kita
ketahui bahwa sekutu merupakan orang atau sekelompok orang yang bekerja bersama
untuk mencapai beberapa tujuan umum.
15. Menjelaskan
bahwa memperbandingkan sebuah sumber yang tanpa nama dengan sumber yang
ditutup-tutupi identitasnya yaitu perbandingan antara penelitiannya dengan
sebuah kasus hak asasi manusia melaporkan identitas korban dan saksi harus
dilindungi. Kemudian Waropen membenarkan pernyataan Eben Kirsey. Selain itu
juga Waropen berpendapat bahwa Data tidak mesti sebagai bantal yang hanya untuk
kepentiingan pribadnya sendiri serta bukan juga untuk sebagai jembatan untuk
peluang profesional sendiri.
16. Paragrap
16 ini Waropen lebih memprokasi agar Eben Kiriksey untuk menjadi seorang ahli
regional yang handal - seseorang yang akan mengetahui hal-hal dengan pasti dan
seseorang yang akan mengambil pertanyaan akuntabilitas serius. Kemudian
selanjutnya penulis lebih meceritakan tentang intelektual liberal, antropolog
budaya, kolonial , imperial, regional dan sebagainyanya. Saya pribadi juga
kurang memahami dari paragraf ke 16 jadi tidak begitu menjabarkan secara jelas.
17. Isi
dari paragrap ke-17 ini adalah Waropen menasehati Ebey Kirksey agar menjadi
lebih baik, lebih otoritatif, penerjemah dalam data anthropology budaya.
Menurut ( Charles Hale 2006) mendesak antropolog untuk mengambil metodologi
positivis serius dalam penelitian aktivis: “Untuk menyatakan terus terang,
antropolog, ahli geografi, dan pengacara yang memiliki kritik hanya budaya
untuk menawarkan sering akan mengecewakan orang-orang dengan siapa mereka
selaras. Kemudian Waropen menantang Elben Kirksey untuk tahu tentang hal-hal
yang penting dan mengenal mereka dengan baik. Konfrontasi ini membat penulis
mendorong mendorong untuk menerjemahkan bentuk kurang terwakili pengetahuan ke
dalam narasi dibaca yang mungkin bepergian ke luar negeri.
18. Penulis
pada paragrap ini telah menerbitkan sejumlah artikel koran tentang Papua Barat.
Penulis menanyakans endiri apakah data ini merupakanlayak untuk dipublikasikan?
Waropen yang mendorong saya untuk tetap pada fakta-fakta dan mengambil tindakan
nyata. Dengan penjelasan-penjelasan waropen penulis ini berfikir bagaimana cara
menyampaikan penelitiannya tentang Papua Barat. Untuk The Guardian of London
Eben Kirksey pada tahun 2002 telah menulis sebuah karya eksperimental yang
mengeksplorasi bagaimana resistensi terhadap skema penebangan dan pasukan
militer sedang terinspirasi oleh perpaduan sinkretis lingkungan hidup dan
praktek ritual adat. Penulispun mulai kebinggungan tentang data-data yang
diperoleh dalam penelitiannya. Penulis beranggapan bahwa apakah Data ini yang
tepat atau layak untuk disebarkah pada khalayak luas? Tetapi Waroponlah yang
tetap mendorong Eben Kirksen tetap pada fakta-faktanya.
19. Menejelaskan
tentang “British Petroleum” menjadi “Beyond Petroleum” adalah ladang gas alam
di Papua Barat menghasilkan banyak keuntungan (Vidal 2008). Tentang militer
Indonesia mempropokasi kekerasan dalam upaya konvensional untuk menguntungkan
" perlindungan " kontrak”.
20.
Maksud dari paragrap ke-20 adalah Penulis
berhasil mengamankan wawancara dengan Papua double- agen, "pejuang
kemerdekaan" dengan hubungan dugaan militer. Isi singkat dari wawancara
tersebut adalah membunuh para perwira polisi Indonesia, mendapatkan dukungan
logistik dan kecerdasan dari militer indonesia tapi disisi lain dia ingin
melarikan diri dari situasi yang dialaminya sebab dia hudupnyapun dalam bahaya
namun Elben Kirksey tidak bisa menolongnya. Dari wawancara tersebut penulis
dapat menghubungkan pada paragrap sebelumnya yaitu tentang kasus BP. Penulis
berhasil membuktikan rumor yang menghubungkan kekerasan yang terjadi di Wasior
untuk proyek BP (Beyond Petroleum).
21. Di
paragrap 21 ini penulis menceritakan situasi bahwa dia berada di Inggris. Dan
Eben Kriksey ini adalah seorang Ilmuan di Oford. Setelah 2 minggu lamanya
Warison menuntuk Eben Kriksey menuntut bahwa Eben Kriksey melakukan lebih dari
"menggunakan data saya sebagai bantal. Pada tahun 2003 tepatnya di bulan Mei seorang
pembela hak asasi manusia Papua yang bernama John Rumbiak (seorang ahli di
Papua Barat) meminta Eben Kriksey untuk menghadiri pertemuan di markas London
BP dengan Dr Byron Grote, Chief
Financial Officer ( CFO ) dari minyak bumi terbesar. Dalam pertemuan ini
Rumbiak telah mengamankan pertemuan untuk berbicara tentang bagaimana kebijakan
keamanan BP yang mempengaruhi iklim HAM di Papua Barat dan meminta Eben Kriksey
untuk menjadi saksi yang dapat diandalkan untuk membuat klaim kuat untuk
pengetahuan. Sehingga Eben Kriksey dapat hadir dapa menemukan tentang kasus
kekerasan militer di Wasior.
22.
Di paragrap ini penulis
menggabrakan situasi di London untuk mempersiapkan pertemuan di kantor BP dan
menceritakan dia bertemu dengan Rumbiak saat perjalannan juga mereka tersesat dan
saling bertukar cerita. Mereka telah mempersiapkan kode dari Bahasa Indonesia
ke bahasa Inggris. Dan menceritakan keterlambatannya selama 20 menit.
23.
intinya dalam paragraf ini adalah
penulis menceritakan perjalanan masuk menuju gedung BP. Sampai menemukan diri
di sebuah ruangan sempit dengan CFO Byron Grote dan John O'Reilly . O'Reilly
adalah Senior Vice President BP untuk Indonesia. Kedua Grote dan O'Reilly
sebelumnya bekerja untuk BP di Kolombia , di mana perusahaan ini terlibat dalam
kontroversi ketika regu kematian paramiliter mulai membunuh aktivis lingkungan
( Gillard 2002 )
24.
Dilanjutkan dengan Dr. Grote
membuka pertemuan dengan permintaan bahwa percakapan kami menjadi off the
record. Kemudian dari pernyataan tersebut Rumbiak membalasnya dengan tidak
setuju dia berpendapat bahwa rakyat Papua Barat ingin tahu apa yang kita
bicarakan. Rumbiak menjelaskan situasi yang sesungguhnya yang dialami oleh
papua barat kemudian beliau juga mengatakan bahwa agen rahasia di militer
Indonesia bertekad untuk memprovokasi kekerasan sampai BP mengalah dan memberi
mereka kontrak keamanan.
25.
Pada paragraf ke 25 ini tanggapan
dari "Dr Grote atas pernyataan dari Rumbiak bahwasannya Masyarakat terbuka
baik dan mereka menciptakan lingkungan di mana bisnis tumbuh subur. Bekerja di
Papua Barat merupakan tantangan besar - salah satu yang harus kita ambil. Kami
yakin bahwa kebijakan keamanan berbasis masyarakat akan tetap bekerja. Jika
kita membatalkan proyek ini maka perusahaan lain yang tidak berbagi kode etik
akan masuk dan mengembangkan ladang gas ini. Tanggapan penulis dari pernyataan
di tersebut adalah pernyataan dari Grote adalah menggoda, mengundang. Sehingga
penulispun bertanya-tanya apakah mungkin perusahaan ini bisa menjadi kekuatan
untuk membantu mengesampingkan militer Indonesia di Papua Barat? Menurut saya penulis
ini berfikiran selalu ingin mencari cara agar militer Indonesia yang berada di
Papua Barat agar dikesampingkan.
26. Eben
Kriksey dalam paragrap ini beliau merangkum dari pertemuan tersebut
tanggapannya bahwa pertemuan tersebut itu sangat rumit. Kemudian Rumbiak
meminta agar Eben Kriksey meminta untuk hadir dari Wasior dan menceritakan
wawancaranya dengan anggota militer Papua yang takut untuk hidupnya: "Dia
mengaku telah membunuh sekelompok polisi Indonesia dengan bantuan agen militer
Indonesia. Polisi Indonesia kemudian menggunakan insiden ini sebagai alasan
untuk meluncurkan Operasi Isolat dan memusnahkan. Baik polisi dan militer ingin
kontrak perlindungan dari BP. "Pembunuhan itu terjadi pada hari yang sama
bahwa John O'Reilly, Wakil Presiden yang duduk di dalam ruangan dengan mereka,
telah mengunjungi lokasi proyek gas dengan Duta Besar Inggris, Richard Gozney.
5.
Kelebihan dan Kekurangan Artikel
ü Kelebihan dari artikel yang
berjudul “Don’t Use Your Data as a
Pillow” karya S. Eben Kirskey adalah
a. Judulnya
Menarik
b. Menambah
pengetahuan dan menambah banyak ilmu tentang Papua sebab banyak sekali
Informasi sejarah yang kita tidak tahu sebagai orang Indonesia pada masa
beberapa tahun silam.
c. Artikel
tersebut bukan hanya membahas tentang papua saja melainkan mengungkap sisi
negative dari sistem Indonesianya itu sendiri.
d. Bahasanya
tidak berbelit-belit.
ü Kekurangan dari artikel yang
berjudul “Don’t Use Your Data as a
Pillow” karya S. Eben Kirskey adalah
a. Ada
beberapa paragraf yang rancu dan susah di mengerti seperti dalam paragraph 12,
16, 19, dan 21.
b. Mengapa
Eben Kriksey selalu membahas papua dan papua tanpa memandang sisi lain dari
wilayah keseluruhan NKRI dan beliau hanya berfikir bahwa bagaimana caranya
untuk mendukung gerakan papua tersebut.
c. Sebetulnya
penulis ini awalnya memang hanya meneliti saya atau diam-diam juga mengdukung
gerakan dari papua tersebut.
6.
Kesulitan Sebagi
Pembaca
Sebagai pembaca dikalangan
mahasiswa saya mendapatkan beberapa kesulitan dalam membaca text tersebut. Seperti
belum mampu menghubungkan secara garis besar keterkaitan antara papua, militer
Indonesia dan penulis. Saya belum mendapatkan Benang Merahnya. Selain itu untuk
membaca satu kalimatpun terkadang mebutuhkan waktu lama. Susahnya untuk focus
dan berkonsentrasi, belum menguasai teknik skimming dan scheming. Saya pribadi
jika diberikan artikel tentang sejarah tidak bisa berujung kepada intinya
karena menurut saya sejarah ataupun permasalahan dari sebuah Negara itu
berputar-putar seolah-olah saling membenarkan sendiri. Sebuah landasa Ideologi
dalam kasus ini sepertinya tidak berlaku. Sebuah pancasila sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia musnah sudah apalagi yang terdapat pada sile ke-3
yaitu persatuan Indonesia. Persatuan Indonesia inilah hanya sebagai simbol,
lambang, tulisann atau hanya sekeedar mengetahit tanpa dilaksanakan dengan
kedaulatan yang ada.
7.
Kesimpulan
Kesimpulan
saya sejauh ini dalam text yang berjudul “Don’t Use Your Data as a
Pillow” karya S. Eben Kirskey adalah
seorang peneliti papua untuk menyelesaikan studynya. Ternyata banyak sekali
orang-orang yang melirik kekayaan papua dan mempropagandanya sampai-sampai Indonesianya
sendiripun mempropaganda dibuktikan pada paragraph ke-7. Pernyataan dari sebuah
penulis yang menyebutkan bahwa rumor bahwa agen-agen militer Indonesia
diam-diam mendukung milisi Papua. Inti dari penggunaan judul di atas
terdapatnya mulai dari paragraph. Dalam artikel ini bukan hanya mencakup papua
dan Indonesia melainkan dari negar-negara lai yang ikut terlibat di dalamnya
seperti Negara Amerika yang mendukung penuh atas papua. Dari pernyataan
tersebut saya beranggapan bahwa mengapa Negara-negara lain mendukung tentang
papua? Sebab jika papua terpisah dari NKRI maka otomatis Negara-negara lain
akan mudah menguasai kerjasama baik ekonomi, maupun kebudayaan yang ada di
papua.
Ini merupakan permasalahan bukan
hanya satu wilayah tetapi melibatkan sebuah kedaulatan bangsa Indonesia untuk
bersatu berpegang teguh memertahankan wilayahnya yang telah merdeka lebih dari
setengah abad. Melihat hal tersebut Ironis memang suatu yang berhubungan dengan
Negara pasti tidak terlepas dari suatu pihak dari dalamnya tersebut.
0 comments:
Post a Comment