8th
Class Review from 9th Meeting
Misi Baru yang Terbangun oleh
Sejarah
Class Review
Sebuah tantangan besar seolah menjadi keharusan yang harus dihadapi oleh
mahasiswa semester 4 di PBI. Ini dikarenakan oleh satu misi suci nan mulya yang
sedang dilakukan oleh dosen muda profesional di jurusan PBI, misi tersebut
dianalogikan kepada pencarian mutiara
yang berada di dasar lautan. Beliau mempercayakan ekspektasi besar yang seolah
telah bergantung 5cm di depan kening kita yang mana di situ tertulis sebuah
harapan untuk menjadikan generasi kami sebagai generasi emas yang akan berjaya
di PBI IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Di posisi yang seperti ini, mahasiswa harus mempunyai passion lebih untuk
mewujudkan hal tersebut. Untuk itu, mahasiswa harus bisa menunjukkan sesuatu
yang menjadi sorotan utama pada masa sekarang ini yaitu menulis.
Kajian pertemuan ke-9 writing4 (selanjutnya disingkat w4) ini memperkuat
langkah dan memberikan bekal untuk menjadi penulis yang baik. Kajian ini menuntut
adanya lebih banyak waktu untuk membaca karena melihat pada keadaan mahasiswa
yang masih berada di posisi ‘less qualify reader’ dan itu harus segera
dihindari dengan menghilangkan kata ‘less’ dan dari situ maka akan tercipta
seorang pembaca yang hebat yang selanjutnya bisa menjadi penulis yang
berkualitas.
Poin-poin yang telah dijelaskan di bab-bab sebelumnya di class review
menungkap banyak sekali tuntutan-tuntutan yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa w4, dan kesemuanya ini sungguh sangat melelahkan. Perjalanan ekstrim
di track w4 menuntut bekerjanya jasmani serta rohani yang harus terus seimbang
dan berjalan dengan baik.
Pada prakteknya proses pembelajaran writing4 ini tidak akan pernah lepas
dari ranah literasi, literasi adalah inti dari semuanya yang selanjutnya
sejarah dan ideologi mengikutinya. Di w4 ini pergelutan pemahaman literasi
disandingkan dengan sejarah, dalam prakteknya mahasiswa dihadapakan kepada
teks-teks sejarah yang pada waktu itu digunakan sejarah Benua Amerika dan
Columbus sebagai isu terbesar yang harus dibahas di sini dan kali ini tentang
sejarah Papua. Sedangkan mengenai ideologi, ideologi akan selalu hadir di jiwa
seorang penulis, maka dari sini semua tulisan yang dihasilkan mahasiswa w4
berdasarkan pada di ideologi masing-masing mahasiswa sebagai penulis, dan kembali
hal ini menyinggung pernyataan Prof. Chaedar yaitu “Literacy is never neutral”
(2008).
Peranan sekaligus beban baru bagi mahasiswa di track w4 adalah ‘constant
high quality’ ini menyangkut dua dunia yang berbeda maksudnya yaitu dunia asal
(bahasa Indonesia) dan dunia kedua yaitu Bahasa Inggris. Pertama manhasiswa
harus menguasai bahasa asalnya yaitu Bahasa Indonesia karena apabila ia ingin
menguasai dunia keduanya maka ia harus mahir di bidang dunia asalnya dan
apabila seseorang telah mahir di bahasa keduanya maka ia dianggap telah
menguasai bahasa pertamanya.
Dikatakan pula bahwa dua dunia ini merupakan sistem dua mental dalam
berpikir bahasa, pertama ia harus mampu berpikir dalam bahasa Indonesia dengan
baik sehingga ia sebagai mahasiswa w4 sudah harus mampu berpikir dalam bahasa
Inggris.
Selajutnya masih tentang dua dunia yang menjadi ‘real journey’ yang harus
dilewati oleh mahasiswa w4. Pada track w4 ini dia bergerak dari bahasa
pertamanya (L1) menuju bahasa kedua (L2) yang mana keduanya itu merupakan
rangkaian kesatuan yang harus dikuasai. Pada posisinya yang harus menguasai L1
ia harus setidaknya menguasai bahasa ibunya sendiri seperti bahasa Indonesia,
sunda atau jawa dan kemudian di L2 yaitu bahasa target/bahasa Inggris.
Kemudian hal yang perlu diperhatikan juga di w4 ini yaitu sebuah pengalaman
ketika melakukan sebuah kesalahan, seringkali sebuah ‘magic word’ menjadi
alasan dari kesalahan yang dilakukan. Magic wordnya yaitu ‘khilaf’ meski benar
kesalahan pertama bisa disebut sebagai satu kesalahan yang wajar, namun ketika
terulang kedua kalinya maka itu disebut dengan weakness/kelemahan dan apabila
terjadi sebagai kesalahan ketiga maka itu bisa dikatakan sebagai keteledoran
atau ‘ignorance’ inilah yang harus dihindari oleh mahasiswa karena apabila itu
terjadi lagi maka akan kena oleh statement “once more you ignorance you are
killed” maka berhati-hatilah.
Menghadapi statement di atas maka kita sebagai mahasiswa w4 harus
menghindarinya dan berusaha berlomba dalam kebaikan sesuai dengan apa yang ada
di alquran yaitu (فاستبقوا الخيرات).
Langkah awal dari musabaqoh ini adalah memperbaiki attitude yang dalam
konteks ini berarti melakukan apa yang dikatakan. Langkah selanjutnya yaitu
‘exploring idea’ yaitu mengeksplor ide brilliant ke dalam teks yang akan
menjadi sebuah result dari pembelajaran w4 ini. Sebagai langkah penunjang yaitu
berdiskusi dengan teman terbaik, jadikan teman itu teman dalam kebaikan dan
bukan hanya sebagai partner nongkrong semata. Diskusi ini harus dilakukan di
luar kelas dalam arti waktu yang ada harus kita gunakan untuk diskusi di luar
jam pelajaran di kelas.
Tidak lupa dalam kajian diskusi ataupun pembelajaran w4 kita harus memiliki
fokus, komitmen dan kekuatan fisik maupun mental (perseverance) karena track w4
ini sangat ekstrim maka kita harus menjaga stamina juga karena ekspektasinya
besar maka jika kita belum bisa mencapainya kita harus siap mental apabila
diklaim (disalahkan) oleh pembimbing dan ingatlah sebuah analogi terhadap bola
yang dipantulkan, semakin keras bola itu ditekan ke bawah maka semakin tinggi
dan jauh pantulannya. Begitu pula dengan kita, kita harus menyadari ketika kita
mendapatkan diri kita dimarahi karena suatu masalah maka itu adalah satu cara
untuk menekan kita sedalam-dalamnya agar kita bisa mencapai sesuatu yang lebih
besar dan tinggi. Sebagai kata kunci dari langkah-langkan yang musti dijalani
maka teamwork pantas sekali untuk diucapkan dan direalisasikan karena berstau
kita teguh bercerai kita runtuh “rawe rawe rantas, malang malang putung.”
Setelah mengkaji sebuah peran dan kedudukan sekaligus tuntutan bagi kita
sebagai mahasiswa w4, maka pembahasan ini akan dilanjutkan kepada isu terhangat
di ranah w4 yaitu mengenai Papua Barat yang menyimpan banyak tanda tanya.
Compose Essay from
text Kirksey
Dari teks S. Eben Kirksey yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”
kelompok saya merumuskannya sebagai berikut:
Data = ilmu/pengetahuan
Pillow => Ina : kenyamanan
Laela : tidak dikembangkan
Neneng : diam
Khanifa : benda mati
Nofi : tidak diungkap
Maka dari situ bisa ditarik kesimpulan kami mengartikan bahwa ‘data’ dalam
konteks itu kami sebut sebagai ilmu atau pengetahuan yang telah dimiliki oleh
seseorang, yang mana seseorang di sini diposisikan sebagai seorang kritikus
maka dari itu kami menyimpulkan pengertian ‘pillow’ di situ sebagai sesuatu
yang hanya diam dan didiamkan dan tidak berkembang. Dengan penemuan arti di
atas dan posisi kita sebagai kritikus maka kami mebuat sebuah pernyataan “Use
Your Data as Sword” yang mana sword di situ berfungsi sebagai alat untuk
menyerang apa yang harus kita kiritisi dan analoginya apabila sebuah pedang itu
sering digunakan maka akan semakin tajam, begitu pula dengan ilmu/pengetahuan
yang terus digunakan dan dikembangkan maka lmu itu akan bertambah dan
bermanfaat.
Kemudian dari paragraf pertama di teks yang mengatakan sebuah pesta kecil
mengungkapkan sebuah kesederhanaan namun mewah dalam pesta perpisahan itu.
Disebut sederhana karena memang pesta itu sudah biasa dilakukan pada acara-acara tertentu, namun melihat
hidangan-hidangan yang disajikan maka pesta tersebut bisa disebut dengan mewah.
Pesta tersebut sebagai perpisahan Kirksey yang telah melakukan penelitian di
Papua Barat selama lima tahun mulai dari tahun 1998 hingga 2003. Pesta itu
diselenggarakan oleh Denny Yomaki seorang ahli di bidang Hak Asasi Manusia yang
telah menemani Kirksey saat ia pergi ke Wasior untuk melakukan sebuah
penelitian.
Papua adalah wilayah Indonesia bagian timur yang terbagi ke dalam dua
provinsi yaitu Papua dan Papua Barat. Menurut catatan sejarah yang dimuat oleh
wikipedia bahwa pada saat Hindia Belanda memproklamasikan dirinya sebagai
negara merdeka dan menjadi Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 terjadi
perebutan Papua Barat antara Indonesia dan Belanda. Belanda mempunyai alasan
karena Papua bagian barat memiliki etnis yang berbeda maka Papua bagian barat
harus menjadi negara yang terpisah dari Indonesia, konflik ini tidak segera
terselesaikan hingga tahun 1962 karena pada Konfrensi Meja Bundar pun kasus ini
ditunda dan akhirnya berlarut-larut dan di Perjanjian New York disetujui bahwa
masalah ini diserahkan kepada PBB melalui United Nations Temporary Executive
Authority (UNTEA) sebelum akhirnya diberikan sepenuhnya kepada Indonesia pada 1
Mei 1963. Hal ini dikuatkan dengan adanya referendom act of free choice pada
1969 yang mana rakyat Papua bagian barat memilih untuk tetap menjadi bagian
dari Indonesia.
Dari perebutan Papua Barat Indonesia dengan Belanda maka muncullah TRIKORA
(tiga komandi rakyat) yang berisi :
1.
Gagalkan pembentukan “Negara Papua” bikinan Belanda
kolonial
2.
Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air
Indonesia
3.
Bersiaplah untuk mobilisasi umumu guna mempertahanakan
kemerdekaan kesatuan tanah air dan bangsa
Kemudian yang menjadi konflik Papua adalah berasal dari penduduk asli Papua
bagian barat yang merasa bahwa mereka tidak meiliki hubungan sejarah dengan
wilayah-wilayah Indonesia dan Asia manapun yang akhirnya memicu adanya rasa
ingin merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia. Hal ini juga didukung oleh
sebagian masyarakat Papua bagian barat yang tidak mengakui perjanjian antara
Belanda dengan Indonesia yang isinya yaitu penyerahan wilayah Papua bagian
barat sebagai bekas jajahannya dan bersatu dengan Indonesia yang telah merdeka,
perjanjian ini justru dianggap sebagai serah terima antara dua penjajah dan
akhirnya Papua membentuk sebuah Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai sarana
untuk memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
Dari penjabaran di atas maka akan timbul sebuah pertanyaan mengapa sebegitu
inginnya Papua memisahkan diri dari Indonesia? Tujuan pertama Kirksey melakukan
penelitian ke Papua adalah untuk mempelajari kekeringan El-Nino namun pada saat
ia datang ke Papua sudah turun hujan yang membuatnya pindah fokus kepada
gerakan Reformasi yang menggulingkan jabatan Soeharto. Gerakan Reformasi inilah
yang akan menjadi jawaban dari pertanyaan di awal paragraf di atas. Era
Reformasi adalah masa setelah pengunduran diri Soeharto hal in terjadi pada
pertengahan 1998 setelah banyaknya kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di
Indonesia yang diakibatkan oleh Krisis Finansial Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia lemah juga semakin besarnya ketidak puasan masyarakat terhadap
pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu.
Paragraf ketiga dari teks mengungkap bahwa setelah Kirksey menemukan tujuan
barunya meneliti Papua maka selanjutnya memahami bahwa telah terjadi genosida
pada masa Gerakan reformasi, dan itulah mengapa Papua ingin melepaskan diri
dari Indonesia. Gerakan Reformasi dilakukan oleh mahasisawa di tahun 1998, gerakan
mahasiswa itu guna menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto, gerakan mahasiswa
ini adalah bentuk dari pemberontakan terhadap Soeharto. Pada saat itu Soeharto
mengganti nama Papua bagian barat yang telah dikenal dengan Irian Barat sejak
tahun 1969-1973 menjadi Irian Jaya bersamaan dengan peresmian tambang tembaga
dan emas Freeport yang akhirnya pada 2002 nama ini diganti dengan Papua sesuai
UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua.
Kemudian Kirksey menemukan sesuatu yang unik yang ia jadikan fokus
penelitian pada Papua yaitu tentang konflik-konflik yang terjadi di
Papua-tentang penyiksaan, peran pemerintah AS dalam mendukung pendidikan
militer dan sekitar keinginn Papua untuk merdeka. Ia mempelajari bagaimana
sebuah kampanye teror yang dipicu oleh Dracula yang mana kata dracula di sini
diartikan sebagai sistem kekerasan.
Keberadaan Kirksey di Papua dicurigai oleh masyarakat sekitar sebagai
sekutu yang sedang memata-matai Papua. Tetapi kegiatannya di Papua lantas
didukung oleh seorang aktifis HAM untuk meneliti kampanye teror oleh pasukan
keamanan Indonesia dengan mempelajari budaya kekerasan.
Pada saat pesta berlangsung Kirksey bersantai bersama Denny di teras depan
rumah dan di situ ia bertemu dengan Waropen seorang anggota Komnas HAM yang
sebelumnya belum pernah ia kenal namun saat itu Waropen diundang oleh Denny
sebbagai tuan rumah.
Waropen berasal dari Wasior tempat yang mana telah ia kunjungi bersama
Denny untuk menyelidiki rumor bahwa agen-agen militer Indonesia diam-diam
mendukung milisi Papua. Penelitian Kirksey yang dilakukan di Wasior ada dalam
penjagaan yang ketat dan mereka melakukan wawancara tersembunyi karena memang
mereka adalah seorng peneliti asing dan di situ juga mereka tidak menyebutkan
narasumber (anonim) agar terjaganya keamanan masyarakat. Rencana awal mereka
bermaksud mewawancarai seorang dukun terkenal yang berada di dekat pegunungan.
Beberapa dari dukun tersebut telah menentukan akibat dari terjadinya gempa bumi
di Jawa, tetapi karena mereka berada di bawah pengawasan maka niat mereka urungkan
untuk mempertahankan anonim narasumber.
Setelah itu Kirksey mengetahui bahwa Waropen telah banyak mengetahui
tentang dukun, dan dengan itu maka ia hendak menjadikan Waropen sebagai
narasumber dalam penelitiannya. Namun Waropen tidak langsung menerima
permintaan Kirksey untuk menjadikannya narasumber, meski Kirksey telah
mengatakan bahwa ia tidak akan menyebutkan nama narasumber Waropen masih ragu
dan menanyakan seberapa penting ia menilai penelitiannya itu.
Sumber yang anonim yang telah ia terapkan dalam penelitiannya kini tak lagi
digunakan karena setelah ia melakukan penelitian di Papua dan bertemu Waropen
maka ia mengetahui bahwa identitas seorang naraumber itu perlu diketahui dan
mereka ingin kutipn mereka itu diakui sebagai intelektual publik. Berbicara
perihal sumber yang anonim kebanyakan dipandang oleh pembaca dengan kecurigaan
dan misteri. Para editor dan Jurnalis biasanya menggunakan pedoman khusus
apabila hendak menggunakan sumber anonim (Boeyink 1990). Kriteria ini menjaga
adanya kasus pembuatan cerita oleh penulis yang tidak etis. Strategi kutipan
ini juga memeiliki fungsi yuridis-hukum yang penting guna melindungi diri dalam
gugatan pencemaran nama baik.
Ketika Waropen menanggapi data penelitian saya, saya menujukkan bagaimana
wawasan kritik budaya dan teori pasca-struktural menawarkan sebuah perspektif
yang segar tentang konflik di Papua Barat, bagaimana rumor menjadi teror yang
menakutkan bagi masyarakat. Setelah percakapan memanas dan berujung pada
perdebatan tentang kasus HAM yang melaporkan identitas korban yang harus
dilindungi serta meyakinkan bahwa orang-orang akan tertarik membaca perihal
dukun sebagai hasi penelitian Kirksey untuk menjadi sarjana ia sejenak duduk
dan beristirahat. Waropen berkata ‘jangan menggunakan data sebagai bantal’ dan
bersikeras berbicara pada Kirksey untuk tidak menggunakan hasil penelitian ini
sebagai jembatan untuk peluang menadji sarjana yang profesional belaka.
Di paragraf ke-16 dari teks Kirksey sebenarnya saya tidak begitu memahami
maksud dari paragraf ini, namun sejauh yang saya coba pahami saya dapat
menuliskan sebagai berikut. Selanjutnya Waropen banyak memberi tuntutan kepada
Kirksey tentang data yang ia temukan, pertama dia diminta untuk menjadi seorang
ahli regional yang harus bertanggung jawab dan memahami semua data yang ia
temukan di daerah regional tersebut. Kedua Waropen menjelaskan bahwa ia tidak
boleh hanya sekedar tahu dan menemukan data, melainkan ia harus benar-benar
menguasai apa yang telah ia tuliskan sebagai data yang ia temukan. Ketiga ia
ditantang untuk bisa menafsirkan bagaimana ia harus berada pada fakta-fakta
yang ia tulis dalam data tidak hanya sekedar menulis.
Kembali pada langkah penelitian yang Kirksey jalani di Wasior bersama
Denny, ia menghubungkan kasus rumor yang menakutkan dengan perusahaan BP
(British Petroleum) atau minyak Inggris yang melakukan tindak kekerasan. Di
kasus tersebut dikatakan bahwa BP baru saja mengeksploitasi ladang gas alam di
Papua Barat yang diperkirakan akan menghasilkan lebih dari $ 198.000.000.000 (Vidal
2008). Kemudian terdengar kabar bahwa agen militer indonesia memprovokasi
tindak kekerasan dalam upaya konvensional untuk menguntungkan perlindungan
kontrak. Yang menjadi fokus pembahasan dari uraian di atas yaitu mengapa salah
satu cabang dari pasukan keamanan Indonesia mengadakan serangan terhadap cabang
yang lain? Mengapa Papua berkolaborasi dengan militer Indonesia? Dan apa
hubungan semu ini dengan BP?
Sebagai jawaban dari pertanyaan di atas di Wasior Kirksey berhasil
mengadakan wawancara dengan dua agen ‘pejuang kemerdekaan’/Organisasi Papua
Merdeka (OPM) perihal dugaan militer yang mendukung OPM untuk menyerang perwira
polisi Indonesia. Dari sumber ini dia tahu sebuah fakta tentang pembuktian
rumor yang menghubungkan kekerasan yang terjadi di Wasior dengan BP. Jadi
militer berupaya melakukan tindak kekerasan terhadap BP karena BP mempunyai
dana besar untuk memperpanjang pengamanan (kontrak perlindungan) terhadap
polisi Indonesia. Agen ini berkata bahwa hidupnya ada dalam bahaya karena ia
mengetahui banyak hal tentang ini maka ia menjadi incaran militer untuk dibunuh
agar tidak membocorkan hal ini.
Setelah adanya tuntutan Waropen terhadap Kirksey yang telah disebutkan di
atas, Kirksey telah bisa menggunakan datanya tidak hanya menjadi sebuah bantal
melainkan ia bisa menjadi ahli regional dari temuan data tersebut dan ia
menjadi ‘Marshall Scholar’ atau sarjana hukum di Inggris. Kemudian ia diundang
oleh Rumbiak (pembela HAM Papua) untuk menghadiri pertemuan di markas BP di
London bersama Dr Byron Grote seorang CFO (Chief Financial Officer) dari
perusahaan minyak besar ini. Pada pertemuan itu akan dibahas tentang bagaimana
kebijakan keamanan BP yang mempengaruhi iklim HAM di Papua Barat. Rumbiak
meminta Kirksey bergabung untuk mempresentasikan temuan dari penelitiannya
sebagai bukti tentang kekerasan militan di Wasior. Dengan ini maka Kirksey
dinobatkan sebagai ahli regional Papua Barat yang siap menguatkan penegasan
pengetahuan tentang Papua Barat.
Sebelum
pertemuan di markas besar BP (British Petroleum/minyak Inggris) saya bertemu
dengan Rumbiak, seorang pemuda yang ramping yang murah senyum, di warkop di
tenggah kota London. Tidak bermaksud untuk melompat taksi, kami kehilangan arah
di perjalanan untuk bertemu BP. Kami berkeliling, dan bertukar cerita tentang
perjalanan terakhir kami, kita mengganti kode bahasa dari Indonesia ke Inggris.
Setelah menanyakan arah kepada penjaga Istana Saint James, rumah dinas kediaman
Ratu, kami menemukan kntor BP. Kami telat 20 menit.
Memasuki
ruang pertama Saint James Kirksey dan Rumbiak melewati pintu kaca dari bangunan
pendek yang berbata kami bertemu seorang wanita muda yang bergaya keren (modis)
dengan pakaian yang rapi. Wanita itu memeriksa nama mereka di komputer,
mengeluarkan lancang pengunjung mereka dan menyuruh mereka menunggu pengantar (guide)
menuju balai yang mewah. Ketika pengantar/pengawl itu datang mereka disuruh
berbaris satu-satu untuk melewati pintu masuk yang berputar di mana lencana mereka
dicuri. Naik ke lift dan turun ke koridor/lorong, dan kami menemukan bahwa kami
berada di tempat yang sempit bersama CFO Byron Grote dan John O’Reilly.
O’Reilly adalah seorang ambassador (duta besar) di BP untuk Indonesia. Di
antara Groth dan O’Reilly sebelumnya bekerja di BP untuk Colombia, di mana
perusahaan terbelit persengketaan ketika paramiliter mulai mati dan melakukan
aksi pembunuhan terhadap aktifis pecinta alam. Tiba-tiba Kirksey berhadapan
dengan beberapa orang yang sangat berpengaruh di Eropa, adrenalin Kirksey
merasa tertantang dengan urat yang menegang.
Dr.
Grote membuka pertemuan dengan meminta percakapan kita untuk direkam-dengan
menyuguhkan sebuah diskusi yang ketat dan bersifat pribadi. Seketika itu juga
Rumbiak melawan: “maaf, itu hanya ketidak mungkinan. Ketika saya bertemu
denganmu, orang-orang Papua Barat ingin mengetahui apa yang kita bicarakan.”
Rumbiak tidak menyia-nyiakan waktu. Dia langsung mengungkapkan pesan yang
jelas: komunitas BP berdasar kepada kebijakan keamanan mengajak kepada
kekerasan. Keamanan Negara Indonesia memaksa membuat kira-kira 80% dari
pendapatan mereka untuk mengadakan perjanjian demi menjaga perusahaan dan kebijakan BP dan memotong keuntungan
transaksi militer. “Semenjak peraturan kebijakan ini hendak ditentukan maka ini
adalah hal yang harus dijadikan contoh dan diikiuti oleh perusahaan lain di
Indonesia,” Rumbiak mengatakan, “agen rahasia di militer Indonesia mempunyai tekad
untuk mempelopori perjanjian kekerasan sehingga kamu menyerah dan memberinya
perjanjian keamanan.”
“Kekerasan
adalah hal yang buruk bagi sebuah bisnis,” tanggapan Dr. Grote, “keterbukaan
masyarakat adalah baik dan mereka membuat lingkungan di mana bisnis berkembang.
Bekerja di Papua Barat adalah satu tantangan yang besar yang harus diambil.
Kami meyakini bahwa sebuah komunitas yang berdasar pada kebijakan keamanan akan
selalu bekerja. Jika kita membatalkan proyek ini dan perusahaan lain tidak
membagi saham etika akan melangkah dan berkembang di bidang gas.” Bahasa yang
diucapkan Grote sangatlah menggoda dan memikat hati. Kirksey penasaran jika
kemungkinan perusahaan ini akan menjadi paksaan untuk membatasi kemiliteran
Indonesia di Papua Barat.
Rumbiak meminta
Kirksey mempresentasikan penemuannya dari Wasior. Dengan hati terpukul ia mencoba
meringkas deretan peristiwa yang sangat rumit. Kirksey menuturkan wawancaranya dengan
seorang militer Papua yang takut terhadap kehidupan ini: “Dia menegaskan
keharusan membunuh kelompok polisi Indonesia dengan bantuan agen militer
Indonesia. Polisi Indonesia nantinya akan menggunakan insiden ini sebagai dalih
untuk meluncurkan Operasi Pemisahan dan Pembinasaan. Dari polisi maupun militer
keduanya menginginkan sebuah kontrak perjanjian perlindungan dari BP.” Seorang
pembunuh mengambil tempat yang sama dengan hari di mana John O’Reilly,
ambasador (duta besar) yang duduk di ruang duduk dengan kami telah mengunjungi
proyek gas dengan Ambasador dari Inggris yaitu Richard Gozney.
Islam di
Papua Barat
Agama
Islam di Papua Barat sangatlah minoritas, menurut Wikipedia Islam dianut oleh
sekitar 38% penduduk Papua Barat dari keseluruhan jumlah penduduk 760.422 jiwa
berdasarkan sensus tahun 2012. Namun, sejarah mencatat bahwa pernah ada pusat
penyebaran Islam di Papua Barat yang berpusat di Kaimana. Populasi muslim Papua Barat saat ini terkonsentrasi di
wilayah kepulauan dan pesisir, seperti di Raja Ampat, Sorong, Teluk Bintuni, Fakfak, dan Kaimana. Sebuah perguruan tinggi agama Islam juga telah terdapat
di Papua Barat, yaitu STAIN Sorong. (Wikipedia)
Salah satu berita-berita terkini Papua Barat
Berita terkini seputar Papua Barat, tercatat pada 29 Maret 2014 Papua Barat
diguncang gempa yang berkekuatan 5,1 SR dan berpusat di 60 km timur laut
Tambaruw di kedalaman kurang lebih 10 km, BMKG mengungkapkan bahwa gempa ini
tidak berpotensi tsunami. Lokasi gempa ini di daratan Irian Jaya (Papua).
Tepatnya, di 60 km timur laut Tambrauw; 140 km timur laut Maybrat; 141 km timur
laut Kabupaten Sorong; 145 km barat laut Manokwari Papua Barat; 2.988 km timur
laut Jakarta. (beritasatu.com).
Selanjutnya berita yang menyangkut isu terhangat akhir-akhir ini yaitu
tentang Pemilu. KPU Papua Barat didemo karena masih mencantumkan nama-nama
orang yang sudah meninggal dan nama anak di bawah umur di DPT (daftar pemilih
tetap). Masyarakat mendemo agar itu segera dihapuskan. Demo berlangsung pada
selasa (1/4/2014) di depa kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Provinsi Papua
Barat, di kompleks perkantoran Arfai, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten
Manokwari. Demo ini dilakukan oleh warga yang tergabung dari empat distrik
yaitu perwakilan dari Sidey, Amberbaken, Senopi,
dan Kebar.
Berita
lain mengenai Papua Barat yaitu tentang Tsunami sebagai dampak dari Gempa di Cili,
berikut berita yang dituliskan oleh suarapembaruan.com pada kamis 3 April 2014
Kekurangan dan kelebihan
saya sebagai pembaca
No.
|
Kekurangan
|
Kelebihan
|
1.
|
Tidak mudah memahami teks Bahasa Inggris (less
vocabulary)
|
Menulis ulang pemahaman terhadap teks dengan bahasa
sendiri
|
2.
|
Terpaku hanya pada satu kalimat (tidak melihat kalimat
sebelum dan sesudahnya)
|
|
3.
|
Sedikit pengalaman membaca
|
|
Sebagai
pemula tentu banyak sekali kendala yang saya alami ketika membaca, tuntutan
untuk benar-benar memahami teks dengan satu persatu kalimat menjadikan saya
fokus dan hanya diam menggeluti satu kalimat itu padahal untuk memahami satu
kalimat kita bisa mengetahuinya dengan membaca kalimat sebelum atau sesudahnya,
sebelum saya menyadari hal itu saya seolah terjebak dalam satu ruang sempit
yang mengharuskan saya mengerti akan maksud dari satu kalimat itu tanpa melihat
kiri kanan dan tetangga dari kalimat itu, karena saya waktu itu saya memiliki
asumsi bahwa saya tidak boleh berpindah ke kalimat berikutnya sebelum memahami
kalimat itu.
Kerumitan
dan keunikan Bahasa Inggris kerap sekali mengecoh pemahaman saya namun ketika
saya berbagi pemahaman atau ‘meaning negosiation’ bersama teman saya dari situ
saya bisa sedikit mendapat pencerahan karena dari beberapa orang akan ada
pemahaman yang berbeda pula dan apabila di-share satu sama lain maka akan
bersatu pengertian-pengertian dari berbagai macam kepala dan akhirnya disatukan
dengan negosiasi makna yang menghasilkan pemahaman yang disepakati dengan
argumen-argumen yang jelas.
Kesimpulan
Dari pemaparan sejarah ini, saya menemukan satu misi baru
yang hadir di benak saya ketika mengakhiri diskusi bersama teman di masjid
kemarin, lantangnya ucapan teman saya yang mengungkap sejarah dengan
semangatnya membuat hati saya terketuk juga menemukan ceruk-ceruk baru dari
sejarah untuk mengembangkan Negara ini dengan mempelajari kesalahan-kesalahan
yang ada pada masa lalu dan menghindarinya. Salah satunya yaitu menjaga
keserasian hubungan antar bangsa dan menghindari rasisme agar terciptanya rasa
kekeluargaan di relung hati yang paling dalam dari masing-masing individu
bangsa ini. Supaya tidak ada lagi upaya untuk merdeka dan memisahkan diri dari
Indonesia yang diklaim sebagai salah satu bentuk pengkhianatan terhadap NKRI.
Sebagai jawaban dari
pertanyaan “Will you personally
support Papua to become a newly seperated country? Why?” Saya tidak setuju dengan pemisahan Papua Barat karena
seperti yang telah saya katakan di paragraph atas bahwa saya menginginkan
adanya persatuan sebagai bentuk kesetiaan terhadap NKRI dan menganut prinsip
“United we stand devided we fall.”
Referensi
http://pitapusi-sejarah.blogspot.com/2011/02/isi-trikora.html?m=1 (diunduh pada 5 April 2014)
http://regional.kompas.com/read/2013/08/07/1703048/Menyusuri.Jejak.Penyebaran.Islam.di.Papua.
(6 april
2014)
http://regional.kompas.com/read/2014/04/01/1458468/Anak.dan.Orang.Mati.Masuk.DPT.KPU.Papua.Barat.Didemo
(6 april
2014)
http://www.suarapembaruan.com/home/10-daerah-di-papua-papua-barat-kena-tsunami/52320 (diunduh pada 6 April 2014)
0 comments:
Post a Comment