Eben, Penulis Sekaligus Aktivis
Pada class
review kal;I ini, saya akan mencoba membahas lanjutan dari artikel Eben
Kirksey. Pulau papua (mutiara hitamnya) Indonesia, pulau yang dikenal oleh
banyak orang asing sebagai harta karun yang sarat dengan nuansa bisnis uang dan
kekuasaan. Pulau papua memiliki sumber daya manusia yang melimpah, tidak heran
kenapa banyak para investor asing menginginkan hak kepemilikan di tanah papua.
Akibat adanya para investor asing itulah, melahirkan masalah bagaimana
economic-drive yang berujung pada rusaknya system politik pemerintahan.
Permasalahan tersebut disebabkan oleh kehadiran perusahaan-perusahaan asing
yang memonopoli tanah papua dengan menyuap para pejabat daerah, dan juga
kehadiran militer Indonesia yang menambah penghasilan mereka dengan memeras
berbagai perusahaan yang ada di pulau papua dalam pertukaran untuk keamanan,
perusahaan besar dan kecil, local maupun internasional, ada atau tidak adakah
resiko keamanan disana.
Pulau
yang dulunya damai, pulaua yang penuh dengan nuansa kesakralan dari penduduknya
dan keindahan alamnya, kini berubah menjadi pulau yang bernuansa politik bahkan
benda yang tidak ergerak pun juga bernuansa politik. Hingga saat ini saja,
banyak berbagai perusahaan asing maupun local mengeksplotasi tanah papua, dari
mulai lautan hingga pegunungan semuanya dieksploitasi. Ambil saja contoh
eksploitasi pegunungan di pulau papua. Potensi sumber daya mineral dan energy
di pulau papua telah mendapat status yang baik pada era otonomi khusus. Status
izin kuasa melakukan pertambangan umum ditandatangani oleh gubernur provinsi
papua pada waktu itu.
No.
|
Perusahaan atau Kode Wilayah
|
Lokasi
|
Bahan Galian
|
Luas (Ha)
|
Tahap Kegiatan
|
Ket.
|
1
|
PT. Benliz Pasific
|
Kab. Sarrni
|
Pasir Besi
|
20.000
|
Eksplotasi
|
10-05-2004
|
2
|
PT. Batan Pelei Mining
|
Kab. Raja Ampat
|
Nikel, Chrom dan Platina
|
15.250
|
Eksplotasi
|
14-10-2004
|
3
|
PT. Kawei Sejahtera Mining
|
Kab. Raja Ampat
|
Nikel, Chrom dan Platina
|
6.953
|
Eksplotasi
|
14-10-2004
|
4
|
PT. Walofi Mining
|
Kab. Raja Ampat
|
Nikel, Chrom dan Platina
|
30.891
|
Eksplotasi
|
16-02-2004
|
5
|
PT. Sentani Mineral Perdana
|
Kab. Jayapura
|
Nikel, DMP
|
4.618
|
Penyelidikan Umum
|
25-02-2004
|
6
|
PT. Kqeb Krisnian Berkati
|
Kab. Mimika
Pegunungan Lemaire
|
Emas, Perak, dan Tembaga
|
Blok I; 25.000
Blok II; 6.000
|
Penyelidikan Umum
|
11-08-2004
|
7
|
PT. Interwana Minerindo Irja
|
Kab. Jayapura
|
Pasir Besi di distrik demta
|
10.000
|
Penyelidikan Umum
|
08-12-2003
|
8
|
PT. Papua Pasific Minerals
|
Kab. Jayapura Distrik Sentani
|
Emas, DMP
|
4.726,28
|
Penyelidikan Umum
|
08-12-2003
|
9
|
PT. Papua Pasific Minerals
|
Kab. Keerom Distrik Sangigi dan Web
|
Emas, DMP
|
Blok A; 79.339,42
Blok B; 61.697,33
|
Penyelidikan Umum
|
08-12-2003
|
10
|
PT. Papua Pasific Minerals
|
Kab. Sorong Selatan Distrik Aifat
|
Batubara
|
62.950,28
|
Penyelidikan Umum
|
08-12-2003
|
11
|
PT. Papua Pasific Minerals
|
Kab. Sorong Distrik Seget
|
Batubara
|
27.655,99
|
Penyelidikan Umum
|
08-12-2003
|
Lanjutan dari artikel Eben Kirksey dari Paragraf 27 sampai selesai (Paragraf 49). Pada paragraph 27, menceritakan pria yang bernama O’Relly, dengan kacamata bulat menanyakan peristiwa siapa yang membunuh pejabat polisi yang bersamaan dengan kunjungannya kepada Eben. Eben mencoba mencari dalang dari peristiwa itu, tetapi gagal membuatnya menjadi real.
Pada paragraph 28,
menceritakan tentang John Rumbiak merasa heran kenapa koperasi militer dan
gerilyawan papua itu bekerja sama, padahal keduanya diibaratkan double agen dan
kolaborator yang mungkin permusuhan diantaranya sudah tidak biasa.
Pada paragraph 29,
eben berpendapat dari hasil wawancaranya, bahwa butuh waktu 2 minggu berjalan
kaki dari BP di Wasior. Eben berpendapat bahwa pada bulan Februari 2001 anggota
milisi yang sama membunuh pejabat polisi untuk melakukan pengintaian didekat
base camp BP.
Pada paragraph 30-32, menceritakan
mengenai John Rumbiak yang ingin atau peristiwa tersebut di Wasior dibawa
kepublik. Dr. Grote dating terlambat setelah kejadian itu, dan O’Relly
menegaskan untuk membawa fakta-fakta kasus ini lebih dekat dengan atau sarat
pihak berwenang Indonesia. Eben yang terhubung dengan editor dari The Sunday
Times, mencoba mempublikasikan cerita peristiwa tersebut kedalam bentuk sebuah
makalah utama dengan John Rumbiak bersamanya.
Pada paragraph 33-35,
menceritakan tentang Jack Grimston, Asisten Editor Asing Kertas, menelpon eben
apakah mau jadi co-penulis artikel dengan dirinya. Di London, eben dan grimston
bekerja sama karena Grimston tertarik dengan cerita eben, tetapi Grimston tidak
bisa atau belum bisa berkomitmen untuk menerbitkan hasil artikelnya nanti.
Selama tiga hari eben dan grimston bekerjasama, mencoba menemukan rahasia
rincian kerjasama antara BP dengan pasukan keamanan.
Pada paragraph 36-38,
menceritakan tentang hasil artikel ada hal yang dihilangkan, seperti laporan
lengkap dari pelanggaran HAM yang mengerikan di Wasior, konteks yang lebih luas
dari pergerakan kemerdekaan papua barat, papua barat bersaing pandangan tentang
antara proyek gas BP. Sebagai seorang penulis, eben menulis dengan ditandai
dengan otoritas objektif yang memberikan pekerjaan bagi dirinya didunia social
dimana orang papua sebagian besar dikecualikan. Sebuah koalisi sedang
dipersiapkan eben guna memunculkan kelompok papua, seperti mahasiswa, aktivis
lingkungan, dan aktivis hak asasi manusia, yang ingin melihat BP berhenti. Bagi
beberapa orang papua, artikel; tersebut mewakili kemenangan terhadap proyek BP
itu. Telys Waropen, tidak mengucapkan selamat tentang artikrl eben yang sudah
terbit. Eben membayangkan bagaimana cerita ini hanya terjebak pada sempitnya
penafsiran, pada jam sebelum cerita dicetak, editor Sunday Times memotong
satu-satunya sumber atau kalimat yang dikutip oleh sumber papua. Eben
berpendapat bahwa dia mendapat kritikkan dari beberapa cabang dari gerakan
kemerdekaan. Banyak orang papua melihat BP, cumin sebagai proyek yang mirip
sekutu dalam perjuangan mereka untuk kebebasan.
Pada paragraph 39-42,
menceritakan tentang pengalaman eben setelah menerbitkan artikel pada Sunday
Times, eben ikut berpartisipasi dalam percakapan public tentang BP dengan
anggota Presidium Dewan Papua. Pada BBC World Service Radio, eben
menceritakan bagaimana BP telah mengingkari janji mereka untuk tidak
bekerjasama dengan pasukan keamanan Indonesia, meringkas bukti bahwa agen-agen
militer Indonesia juga telah memicu kekerasan didekat lokasi proyek BP. Eben
juga melakukan pandangan tolakan bahwa aktivis papua menentang proyek gas BP.
Konfrontasi yang dilakukan eben mendapat apresiasi dari Viktor Kaisiepo melalui
e-mail dengan bahasa dialek papua Indonesia. Viktor melalui e-mail mengharapkan
bahwa dia ingin menghentikan kekerasan militer, dan menghentikan proyek gas BP.
Pada
paragraph 43-47, menceritakan tentang eben yang dianggap sebagai sekutu bagi
banyak orang di papua. John Rumbiak dan rekan-rekannya mendorong eben untuk
melakukann penelitian pada dewan presidium papua dan pemimpin kemerdekaan
terkemuka lainnya. Aktivis mengajarkan kepada eben tentang pentingnya
kemenangan tambahan dan parsial, dengan mengamankan pertemuan dengan pejabat
tertentu, maka pejabat kunci bisa menjadikan eben mendapat prestasi yang
signifikan. Mengenakan jas dan dasi
eben bergabung dengan aktiis papua selama pertemuan dengan perwakilan
pemerintah di Washington, London, dan Jakarta. Eben mengalami masa-masa yang
sulit ketika menerjemahkan laporan HAM yang berbahasa Indonesia dengan harapan
bahwa pekerjaan-Nya dapat dibaca oleh segelintir pejabat kunci pemerintahan.
Eben juga menulis berita singkat untuk distribusi elektronik untuk sekelompok
pendukung kecil dari internasional yang aktif berkampanye tentang papua. Selama
penelitian dan penulisan, eben mencoba untuk tetap menjaga pertanyaan,
membimbing keterbukaan untuk negosiasi ulang dengan para intelektual papua.
Pada paragraph 48-50,
menceritakan mengenai essaynya ini yang terbit pada November 2007, eben
mencurahkan persaannya bahwa dia ingin melakukan sebuah penelitian
besar-besaran seperti dalam mencoba melakukan keadilan untuk impi yang
bernuansa kebebasan di papua barat, eben juga berniat untuk melakukannya lebih
dari sekedar menempel fakta-fakta yang sempit penafsirannya. Tetapi bekerja
untuk mengetahui hal-hal yang penting dan mengetahui hal-hal yang baik pula,
bekerja untuk kerajinan potret etnografi untuk beberapa realittas hidup
berdampingan di papua barat. Mencatat tidak terduga, visi harapan dapat
menghasilkan kemungkinan politik muncul.
0 comments:
Post a Comment