The Lofty Data for Researcher
Satu minggu
lamanya saya beserta teman-teman tidak memiliki tugas yang diberikan dari sang
dosen, namun pada minggu ini dengan jangga waktu yang sangat relative cepat
ini, dalam dua hari saya dan teman-teman harus menyelesaikan tugas yang begitu
beratnya. Pada kali ini artikel yang akan dibahas adalah dengan judul “Don’t
Use Your Data as a Pillow” yang ditulis oleh S. Eben Kirksey,
siapa sangka data itu adalah sesuatu yang diagungkan, khususnya bagi para
peneliti yang setia. Data tidak bisa dijadikan sebagai sandaran pada saat orang
pergi tidur, data bukanlah sesuatu yang hanya dibutuhkan pada waktu tertentu
saja, melainkan data adalah sesuatu yang selalu dibutuhkan di setipa saat di
manapun dan kapanpun. Olehkarenanya, data adalah sesuatu yang diagungkan bagi
para peneliti. Dalam pembahasan saya nanti akan dibahasa pembahasan singkat
mengenai sejarah Papua.
Sejarah singkatnya
Papua adalah
sebuah provinsi terluas Indonesia yang
terletak di bagian tengah Pulau Papua atau
bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya).
Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East
New Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003
dibagi menjadi dua provinsi di mana bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan
bagian baratnya memakai nama Papua Barat.
Provinsi Papua
dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat. Pada masa pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagaiNugini
Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah
berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah
ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian
diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto
pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport,
nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Dan kemudian nama Irian Jaya
tersebut diganti menjadi Papua lagi, yang termaktub dalam UU No. 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan
nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai
oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi
menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan
bagian baratnya menjadi ProvinsiIrian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat).
Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Pelaksanaan PEPERA
di Irian Jaya berlangsung dari tanggal 14 Juli – 2
Agustus 1969, sebagai berikut :
• Tanggal 14 Juli 1969 Kab. Merauke, jumlah penduduk 144.171
diikuti anggota Dewan Musyawarah sebanyak 175 orang.
• Tanggal 16 Juli 1969 Kab. Jayawijaya, jumlah penduduk 165.000
diikuti anggota Dewan Musyawarah sebanyak 175 orang.
• Tanggal 19 Juli 1969 Kab. Paniai, jumlah penduduk 156.000 diikuti
anggota Dewan Musyawarah sebanyak 175 orang.
• Tanggal 23 Juli 1969 Kab. Fak-fak, jumlah penduduk 43.187 diikuti
anggota Dewan Musyawarah sebanyak 75 orang.
• Tanggal 26 Juli 1969 Kab. Sorong, jumlah penduduk 75.474 diikuti
anggota Dewan Musyawarah sebanyak 110 orang.
• Tanggal 29 Juli 1969 Kab. Manokwari, jumlah penduduk 49.875
diikuti anggota Dewan Musyawarah sebanyak 75 orang.
• Tanggal 31 Juli 1969 Teluk Cenderawasih, jumlah penduduk 83.760
diikuti anggota Dewan Musyawarah sebanyak 110 orang.
• Tanggal 2 Agustus 1969 Kab. Jayapura, jumlah penduduk 809.337
diikuti anggota Dewan Musyawarah sebanyak 1.025 orang. (Tahun dimana Papua
kembali bergabung dengan NKRI)
Yang dimaksdu
dengan TRIKORA adalah Menjawab semua langkah politik Belanda, Presiden Soekarno
lalu menjawab dengan mencetuskan TRIKORA (Tri Komando Rakyat) pada tanggal 19
Desember 1961 di Yogyakarta yang isinya :
• Gagalkan pembentukan negara Papua buatan Belanda Kolonial.
• Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
• Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan tanah air dan bangsa.
Peran Soekarno
dalam integrasi Papua ke dalam NKRI adalah
kebijakannya dalam mengelurkan TRIKORA(Tri Komando Rakyat), kemudian untuk
menekan Belanda agar mau melakukan perundingan maka Presiden Soekarno membetuk
operasi Mandala dengan mengangkat Mayjen Soeharto sebagai Panglimanya, Kolonel
Laut Sudomo sebagai Wapang, Kolonel Udara Watimena sebagai Wapang dan Kolonel
Ahmad Tahir sebagai Kasgab. Mayjen Soeharto selanjutnya menginfiltrasikan
pasukan gerilya RPKAD, ALRI dan Polri menyusup ke wilayah Irian Barat. Puncak
konfrontasi antar kekuatan militer Belanda dan Indonesia adalah peristiwa
pertempuran Laut Arafuru, dimana MBT (Motor Boat Tjepat) yang akan melakukan
infiltrasi disergap oleh sebuah kapal destroyer Belanda dan Komodor Yos Sudarso
gugur sebagai Pahlawan bersama tenggelamnya KRI Macan Tutul. Yang dilakukan
oleh Belanda bagi Papua adalah dengan menjadikan Papua sebagai negara boneka,
dengan cara menjadikan Papua sebagai negara merdeka selambat-lambatnya tahun
1970.
OPM adalah Organisasi
Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun
1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang
saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia,
sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari
Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi
ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar
Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People's Army
beraliran Maois
yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan
Nasional Amerika Serikat. Organisasi ini dianggap tidak sah di
Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat
dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM
berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan
aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua.
Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol
persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua"
dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961
sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
Itulah tadi
sejarah singkat mengenai Papua, selanjutnya adalah berkenaan dengan artikel dengan
judul “Don’t use Your Data as a Pillow” by S. Eben Kirksey. Berawal
dari pendapat-pendapat teman sekelompok:
A: (saya) data itu adalah sebuah informasi yang mana dalam
bentuknya adalah teks, baik verbal maupun non verbal. Dan pada intinya seorang
peneliti yang sejati tidak bolehlah menutup mata sebelahnya, atau dengan
pengertian lain mereka hanya mengejar ketinggian pangkatnya, dan nanti pada
saatnya mengabaikan data-data tersebut layaknya kuburan yang sunyi dan tak
bernyawa.
B: (Irfan) Yang dimaksud dengan data di sini adalah suatu fakta,
sedangkan pillow di sini adalah sandaran. Jadi data itu tidak boleh dijadikan
sebagai sandaran belaka dan dibutuhkan pada waktu tertentu saja.
C: (Fajri) yang dimaksud data disitu sebagai informasi, dan tidak
boleh diterima begitu saja. Jadi harus ada pencarian sumber-sumber lain agar
mendapatkan fakta yang lebih dalam lagi.
D: (Hayan) data tidak boleh disepelekan dan data mesti dijadikan
sebagai fondasi dan juga sebagai pilar pikiran seorang peneliti.
E: (Saeful) data mesti dijadikan sebagai alasan yang tepat untuk
membuat sebuah daftar-daftar penting.
Dalam diskusi
kelompok saya yang dimaksud sebagai data adalah suatu fakta-fakta, sedangkan
pillow disini adalah sebagai sandaran atau sesuatu yang selalu dipakai pada
saat seseorang pergi tidur saja. Yang dimaksud data menurut Lehtonen
adalah selalu dalam bentuk teks, verbal maupun non verbal. Sejalan dengan
itu, 'text' dapat berarti bentuk penandaan: tulisan, foto-foto, film,
surat kabar dan majalah, iklan dan iklan; semua dan semua, setiap
jenis praktek penandaan manusia. Ini, pada gilirannya, sering
menggabungkan lisan dan tertulis kata-kata, gambar dan suara. Memang,
mengkategorikan teks tidak selalu mudah, dan semua kategorisasi memiliki
problematika tersendiri. Salah satu cara adalah dengan membagi teks ke
dalam verbal dan nonverbal kategori. Teks verbal,
bagaimanapun, dapat baik tertulis atau lisan,sama seperti non-verbal teks
dapat berupa gambar atau suara.Cara lain adalah dengan membuat perbedaan
antara teks visual dan pendengaran (misalnya, antara menulis dan
berbicara, atau gambar dan suara). (Lehtonen, hal 48, 2000)
Kemuadian data
itu adalah informasi dan akan dijadikan sebgai mahakarya bila dipilah-pilih
oleh para peneliti yang budiman dan sejati. "Pekerjaan itu sendiri” adalah
abstrak yang dihasilkan dari teks beton oleh peneliti. Seringkali,
konstruksi setara lain 'pembaca yang memenuhi syarat' set untuk
membacanya. 'pembaca berkualitas’, pada gilirannya, tampaknya orang-orang
yang mencoba untuk mematuhi petunjuk yang dibentuk oleh sistem tidak
berubah kualitas yang teks berisi. Oleh karena itu, 'pembaca yang
memenuhi syarat' mampu melihat apa pekerjaan itu sendiri. Sekali
lagi, batu ujian kualifikasi secara tegas Kemampuan ini untuk melihat 'di
balik' teks. Ketika pembaca mampu mengenali keberadaan dari beberapa
teks, ia menjadi 'berkualitas'.Lingkaran selesai: pembaca berkualitas
mendefinisikan 'pekerjaan itu sendiri', yang pada gilirannya mendefinisikan pembaca
berkualitas. (Lehtonen, hal 77, 2000)
Melanjut
pada paragrap-paragrap:
Paragrap pertama:
S1: A. (saya) adanya kesan
yang luar biasa ketika kedatangannya Eben di Papua. Adanya penghormatan besar
dan harapan besar pula dari orang Papua kepada Eben.
B. (Irfan) adanya pengalaman yang mana memberikan suatu kesan yang
tidak bisa dilupakan begitu saja, dengan adanya pesta tersebutlah maka Eben
menuliskan begitu dalam kalimat pertamanya.
C. (Fajri) kedatangannya Eben maka orang Papua ingin menghormatinya
dengan pesta yang luar biasa besarnya menurut orang Papua, namun bagi Eben itu
kecil.
D. (Hayan) sama seperti pendapat Fajri. Adanya penghormatan.
E. (Saeful) banyak suguhan yang yang disajikan oleh orang Papua
untuk Eben.
Dapat disimpulkan
dari paragraph pertama adalah mengacu pada suassana pesta yang diadakan oleh
orang papua ketika Eben Kirksey mau pergi untuk melaporkan penelitiannya selama
berada di Papua. Yaitu laporan itu tentang penelitiannya disodorkan kepada
Denny. Dianggapnya pesta yang diadakan paska kepulangannya itu adalah pesta
kecil, namun sebetulnya pesta itu merupakan pesta yang sangat begitu istimewa
bagi para orang Papua. Ada alasan tertentu sebetulnya orang Papua menghormati
peneliti satu ini, di sisi lain mereka juga mengharapkan dari Eben supaya dia
memberikan perubahan bagi penduduk di Papua, berbeda dengan orang yang datang
di sana dan bukan orang yang istimewa bagi orang Papua, mana mungkin mengadakan
pesta yang sebegitu meriahnya, segala yang orang Papua punya mereka ssajikan di
meja pesta besar mereka untuk orang yang terkhusus dan teristimewa bagi mereka
(orang Papaua).
Paragrap kedua: Pada awalnya
Eben ingin meneliti mengenai kekeringan yang terjadi di EL Nino, namun
dikarenakan kedatangannya turun hujan maka ia mengurungkan niatnya untuk
menanyakan mengenai problematika itu. Secara tidak langsung ia mengalami
kekecaan tersendiri, namun di sisi lain ia menemukan tempat yang cocok untuk
diteliti yang akan dituliskan dalam Thesisinya di New Collage of Florida.
Kemudian ia menemukan hal yang menarik untuk dibahas nantinya dalam penulisan
thesisnya tersebut. Mengapa ia tertarik dengan gerakan reformasi kemerdekaan
Indonesia di Aceh, di Papua Barat, dan di Timor Timur. Yah mungkin karena ia
sudah tidak nafsu lagi untuk membahas kekeringan. Dan kali ini ia lebih
tertarik dengan yang namanya kemerdekaan (freedom).
Paragrap ketiga: Selanjutnya
ia mendapatkan lagi infromasi mengenai ketidak mauan orang Papua mengikuti
pergerakan reformasi, namun yang diinginkan adalah k kemerdekaan. Dikarenakan
Papua tidaklah nyaman lagi, banyak mahasiswa yang ditembaki dan puluhan
demonstran ditenggelamkan ke laut. Bukankan ini suatu yang tragis, sangatlah
tragis. Seharusnya ketika sudah adanya kemerdekaan pastilah adanya keamanan dan
ketenagan, bukan mala pembantaian dan pembunuhan yang ada.
Jadi yang baru
dibahas di dalam kelas baru tiga paragrph, namun hal itu juga kelompok saya
belum menyelesaikan per kalimat- per kalimat dari ke tiga paragraph tersebut. Baru
menyelesaikan satu kalimat dari paragraph pertama. Dan nanti
paragraph-paragraph selanjutnya belum boleh disajikan di sini, karena belum
dibahas lebih lanjut di dalam kelas.
Kekuatan dan kelemahan sebagai Pembaca:
Kekuatan sebagai pembaca adalah pertama, adanya pencerahan ketika
berdiskusi bersama dengan teman-teman. Kedua, menyerap informasi baru mengenai
Papua.
Kelemahan sebagai pembaca adalah pertama, kurangnya
pengetahuan tentang Papua sebelumnya. Kedua, rumitnya sebuah sejarah
yang terkadang membuat saya bingung. Ketiga, tidak mudah menyerap
informasi yang didapat pada saat membaca. Keempat, banyak istilah yang
belum dimengerti.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa mengenai Papua, saya tidak terlalu setuju bila Papua memisahkan
diri dari Indonesia. Alasannya adalah dengan satu syarat OPM mesti ditumpas
terlebih dahulu, agar tidak membahayakan Indonesia dan sekaligus tidak
menjadikan bom waktu bagi Indonesia akibat dari gerakan OPM tersebut. Pada akahirnya,
Papua tidak dijadikan sebagai negara boneka oleh bangsa lain.
Referensi:
0 comments:
Post a Comment