Penulis merupakan seseorang dari banyak yang tercerahkan (katanya), mereka selalu haus dan akan meneroka ceruk-ceruk baru ilmu pengetahuan . menjadi penulis adalah sebuah perjalanan panjang, yang selamanya tidak selalu diisi dengan hal-hal yang menyenangkan . penulis harus mampu untuk menyampaikan value, nilai-nilai yang akan mencerminkan sebuah amanah tentang apa yang dituliskannya. Tanggung jawab secara moral dan emosional akan selalu Nampak pada seorang penulis sejatinya.
Sekarang
kita percaya bahwa penulis adalah orang yang tercerahkan. Seorang yang literat,
yang mencintai ilmu pengetahuan. Sejatinya memang menulis adalah suatu yang
mencerahkan, apa yang dicerahkan adalah kegelapan dari diri kita sendiri.
“writing is a matter of enlighting ourself”. Proses enlighting ini tentu tidak
mudah dan instan. Banyak yang harus ditempa dari seorang penulis.
Dimulai
dari “emulate”. Ini adalah langkah
pertama yang penulis harus lakukan, karena dengan emulate atau meniru, penulis
akan lebih mudah dalam menemukan gaya menulisnya yang tepat. Akan tetapi, tahap
meniru ini tidak boleh dilakukan dalam jangka berkepanjangan. Meniru seperti
sebuah stimulus yang akan memancing respon, respon disini adalah dengan
terciptanya gaya yang penulis miliki. Kedua adalah discovered, dengan menemukan
jati diri sebagai seorang penulis, penulis akan tahu apa yang ia harus lakukan.
Pada tahap ini penulis sudah meninggalkan “emulate” dan menemukan cara-cara apa
yang harus dilakukan dan dihindari sebagai seorang penulis. Ia akan menemukan
cara dan strateginya sendiri dalam menulis. Setelah meniru dan menemukan,
penulis akan “create” yaitu menciptakan. Menciptakan sebuah mahakarya yang
merupakan produk olahannya sendiri.
Penulis yang
sudah puas dengan pengetahuannya akan mentok. Tidak bisa memberikan sesuatu
yang baru bagi pembacanya. Maka dari itu, tanki bahan bakar itu bisa diisi
dengan membaca. Membaca dalam artian sempit maupun luas. Tidak aka nada penulis
yang netral, jurnalis sekalipun. Mereka akan selalu memegang sebuah ideology. Dimana
ideology ini muncul dari satuan, dan pengaturan kepercayaan. Pendeknya, penulis
akan memihak. Teks sebagai sosial praktis, sangat powerful dalam mempengaruhi
suatu ideology.
Ken Hyland dalam bukunya Teaching
& Researching Writing, tahun 2000 mengatakan:
The second
broad area of linguistic research into media text emphasises a concern with
issues of power and ideology and the ways that (principally) news media work to
construct particular representations of the world. This research has examined
text structured, topic organisation, vocabulary, production practices, and
audience comprehension, and has largerly been conducted under a CDA banner.
Seorang
penulis juga akan konsen kepada suatu ideology yang diyakininya, dan akan
menjadikan keyakinannya itu dipercayai oleh orang lain terutama adalah para
pembaca. Yang mana pembaca adalah sebagai penegosiasi makna. Oleh karena itu,
penulis selalu bekerja keras dalam mengajak pembaca mau membaca tulisannya
secara keseluruhan, kemudian penulis juga menggunakan kata-kata yang persuatif,
membujuk pembaca agar hanyut dengan bacaannya.
Hal
yang paling jitu dalam mempersuasi pembaca adalah salah satunya dengan membuat
powerful Thesis Statement. Seperti fungsinya, Thesis Statement menciptakan
thesis yang fokus pada subjek esai. Kemudian dengan adanya Thesis Statement
juga membuantu pembaca memahami teks. Dalam sebuah teks, Thesis Statement bisa
terdiri dari satu atau dua kalimat yang mengekspresikan main idea. Thesis
Statement mengidentifikiasi topik dari penulis dan opini penulis tentang topik
tertentu.
Selain itu, Thesis Statement juga
berfungsi sebagai identifikasi, claim, orientasi, klasifikasi dan juga abstrak.
Seperti yang pernah dipelajari sebelumnya bahwa kalimat pertama, paragraf
pertama adalah hal yang paling crucial. Sehingga jika penulis gagal dalam
menyuguhkan suatu pembukaan, maka itulah sebab yang membuat tulisan kita gagal
dalam keseluruhan.
Sebelum penulis mengembangkan
argumen dalam topik bahasanya. Jauh lebih baik jika penulis mengumpulkan dan
meorganisir bukti-bukti, mencari hubungan-hubungan yang memungkinkan, seperti mengetahui
fakta-fakta yang mencengangkan, persamaan, perbedaan, dan juga hubungan yang
signifikan kesakralan dari Thesis Statement lainnya adalah meceritakan pembaca
bagaimana menginterprestasikan sebuah subject matter terhadap apa yang
didiskusikan. Secara tidak langsung juga Thesis Statement memberikan epectation
kepada pembaca terhadap keseluruhan tulisan. Dan yang terpenting adalah Thesis
Statement harus bisa mempersuasi dengan logic terhadap interpretasi penulis.
Menyatukan sebuah komposisi dalam sebuah masakan yang terdiri dari berbagai
macam bahan. Dan Thesis statement seperti aroma masakan yang akan tercium sejak
pertama dan penentu masakan tersebut enak atau tidak.
Dapat disimpulkan bahwa, penulis
yang merupakan dari kalangan yang tercerahkan, mempunyai kewajiban mencerahkan
orang lain dari gelapnya kebodohan. Memencarkan nilai-nilai melalui
tulisannnya, sehingga orang lain tau bahwa tulisannya sangat powerfull dan
dapat merubah kehidupan seseorang ke jalan yang lebih baik. Menulis secara
hipnotik dan efektif agar memberikan informasi yang mudah di pahami dan mampu
menggerakan khalayak, menyampaikan sesuatu dengan membengun opini, merangkul
pembaca dengan rata-rata, dan juga dengan prima facie principle yang merupakan
modal utamanya.
0 comments:
Post a Comment