Teka Teki di Negri Papua
Untuk melanjutkan perjuangan menulis saya di class review ali ini
sepertinya akan akan lebih bertambah rumit. Karena yang harus ada dalam review
class kali ini benar-benar harus lengkap dan detail. Untuk saat ini jujur saya
belum mendapat inspirasi dan pencerahan, tapi seiring berjalannya proses
menulis, saya akan mencoba berteman dengan sepi dan biasanya inspirasi itu
datang dengan sendirinya.
Pada pertemuan minggu lalu, ada banyak poin yang dibahas. Pada
awalnya Bapak membahas tentang apa yang dilihat di babak musim pertama.
Poin-poin yang Bapak lihat terperinci sebagai berikut :
·
Bapak merasa
mahasiswa itu lelah dalam arti yang sanagt literal (harfiah), tetapi
·
Tampaknya ada
kemajuan mendekati kami
·
Sulit bagi
Bapak untuk melihat karya mahasiswanya yang berkualitas tinggi
·
Bapak kecewa
sekali bila ada terlalu banyak mahasiswa melanggar aturan dalam penyerahan
paper
·
Bapak tidak
mentolerir kesalahan kecil, atau kesalahan yang diulang-ulang
·
Mempromosikan
penulis multi bahasa (dan pembaca) adalah pekerjaan yang nyata
·
Bergerak di L1
– L2 kontinum adalah pelajaran yang nyata. Artinya L1 itu area bahasa lain
selain Bahasa Inggris bisa Bahasa Sunda, Jawa dan lain sebagainya dan L2 itu
adalah area Bahasa Inggris (semuanya harus dikuasi)
Setelah kita mengetahui banyak sekali kelemahan di season
petama, maka harapan Bapak di season
ini, adalah sebagai berikut:
·
Kerangka kerja
yang lebih baik dari kata “sikap”. Artinya kita harus paham apa sih “Attitude”
itu? Mungkin Bapak telah banyak melihat mahasiswa yang tidak memiliki attitude
yang baik dalam belajar. Atau bahkan mengharapkan sikap yang lebih baik dari
mahasiswa dalam proses belajar dengan Bapak. Jadi kita harus banyak membenahi
diri terutama di area sikap ketika kita belajar.
·
Membaca konstan
pengalaman (ekstensif dan intensif)
·
Sebuah diskusi
terus menerus dengan mitra terbaik
·
Sebuah doa
konstan setiap detik. Artinya, ketika belajar kita harus melakukan banyak
berdoa, karena doa itu penting. Ketika seseorang itu berusaha tanpa berdoa,
maka berarti dia “sombong”, sebaliknya dia terus berdoa tanpa ada usaha itu
berarti dia “bodoh”, karena Tuhan juga tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sehingga ia mau mengubah dirinya sendiri. Jadi doa dan usaha harus seimbang.
·
Harus banyak
pertemuan di luar kelas
·
“Fokus” adalah
suatu keharusan! dan Bapak sangat tidak suka kepada orang yang tidak fokus
·
“Komitmen”
adalah suatu keharusan! jelas jika dalam belajar tidak ada komitmen, maka
belajar tidak akan berjalan dengan benar
·
“ketekunan”
adalah suatu keharusan!
·
Bapak menulis
kata ini sebanyak tujuh kali “TEAM WORK” artinya team work itu sangat penting
dan merupakan keharusan yang konstan.
Dan minggu lalu kami telah melakukan praktek “Reading Time” dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
·
Reading time
dilakukan dengan kelompok
·
Satu kelompok
dilakukan sebanyak 5 orang
·
Teks yang
dipilih berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”
·
Setiap orang
harus membaca kalimat dengan keras dan ungkapkan argumen menurut pemikiran
masing-masing tentang kalimat tersebut.
·
Diskusikan jika
dengan anggota lain memilki pemikiran yang sama
·
Berhenti untuk
sementara dan mendiskusikan apa yang anda mengerti dari satu paragraf.
·
Buat catatan
setiap kali membahas sesuatu
·
Lakuakn secara
berulang-ulang sampai kita selesai membaca seluruh bab
Setelah
saya membaca 26 paragraf teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”
milik S. Eben Kirksey, ada sedikit saja yang dapat saya pahami sekitar 11
paragraf saja, tetapi masih banyak sekali yang belum saya pahami. Bagi saya,
untuk memahami teks berbahasa Inggris sebanyak itu dalam waktu yang cukup
singkat bukan hal yang mudah. Tapi sedikit demi sedikit akan terus saya coba
pahami, dan akan coba saya uraikan beberapa paragraf yang dapat saya pahami.
Paragraf pertama yaitu berisi bentuk
penghargaan kepada Eben (penulis) yaitu berupa pesta kecil penutupan
(keberangkatan) Eben, disana dia di jamu dengan berbagai makanan oleh
orang-orang Papua dan dibantu oleh Denny Yomaki (orang Paua sebagai petugas
HAM). Adapun alur dari teks ini mundur maju (flas back).
Di paragraf kedua, berisi tentang
ketika Irian Jaya berubah nama dan Papua ingin merdeka. Di paragraf ketiga
yaitu dinyatakan Papua ketika sedang rusuh, ingin melepaskan diri (membuat OPM)
itu dikarenakan adanya pembantaian militer Indonesia, dimana banyak mahasiswa
ditembak kepalanya dan puluhan demonstran tak bersenjata lainnya dibuang
kelaut.
Pada paragraf keempat berisi bahaw
sistem genosida terjadi karena satu prajurit militer membunuh 24 mahasiswa (itu
ketika Soeharto lengser). Kemudian di paragraf kelima, saya menemukan penulis
mengungkapkan banyak orang Papua mencari saya sebagai sekutu (karena berkulit
putih) / teman untuk memperkuat pembentukan militer mereka. Aktivitas hak asasi
manusia mendorong penulis untuk meneliti kampanye teror oleh paukan keamanan
Indonesia. Dengan mempelajari dimensi budaya kekerasan, Eben mengharapkan bisa
memerdekakan Papua.
Diparagraf keenam penulis (Eben)
menceritakan tentang Waropen, anggota Komnas HAM, Waropen ini orang jahat, dia
adalah seorang penghasut muda Papua diakhir 20-an sekitar usia penulis pada
waktu itu. Dia merupakan propokator, dan menginginkan agar Papua lepas.
Selanjutnya pada paragraf ketujuh, Indonesia melakukan oprasi militer ke Papua
dengan menunjukan rasa kepercayaan pemerintah Indonesia ke Papua.
Langsung dilanjutkan ke paragraf 11,
yaitu berisi tentang masyarakat Papua ingin diakui sebagai masyarakat mandiri
dalam segala hal, Papua tidak ingin dianggap sebagai orang-orang yang
terbelakang. Mungkin hanya itu saja yang dapat saya jabarkan mengenai teks
milik Eben. Beberapa paragraf sisanya masih dalam proses pemikiran saya.
Kekuatan saya sebagai reader masih sangat belum nampak, disaat ini memang masih
banyak kelemahan dalam diri saya sebagai seorang reader, karena ternyata memang
menjadi seorang reader yang baik itu sangat sulit.
Pada mingggu lalu Bapak memberikan
Trivia Quiz, pertanyaan-pertanyaannya akan saya uraikan sebagai berikut:
·
Apa Papua
Barat? Dan dimana letaknya?
·
Perbedaan apa
yang dapat anda lihat antara Papua dan Irian Jaya?
·
Pada tahun
berapa tanah yang disebut Papua di integrasikan ke dalam NKRI?
·
Apakah Trikora
itu?
·
Apa peran
Soekarno dalam integrasi Papua ke dalam NKRI?
·
Apa kolonial
Belanda dilakukan di Papua?
·
Apa peran dari
AS-PBB dan negara-negara tetangga kita dalam konflik Papua?
·
Apakah
Organisai Papua Merdeka (OPM) dan siapa yang membiyayai mereka?
·
Secara pribadi
kita akan mendukung Papua menjadi negara yang baru terpisah? Mengapa?
Disini saya akan coba menjawab mengenai beberapa pertanyaan diatas.
Pertama yaitu Papua Barat. Papua Barat merupakan wilayah bagian
barat dari pulau Papua yang terbagi kedalam dua provinsi, yaitu provinsi Papua
dan Papua Barat. Wilayah ini juga sering hanya disebut Papua Barat (West Papua)
oleh berbagai media internasional.
Kedua yaitu perbedaan yang dapat dilihat antara Papua dan Irian
adalah disorot dari segi nama terlebih dahulu. Kata/ nama Papua dan Irian tidak
begitu disukai penduduk setempat, karena mengandung arti-arti yang buruk. Yang
saya tahu, pada awalnya daerah yang kita sebut sekarang sebagai Papua itu
bernama Nuu Waar menjadi Papua kemudia Irian pada 1214 Masehi. Namun, ketika
Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden, Irian kembali lagi menjadi
Papua.
Selanjutnya Trikora itu adalah tiga komando rakyat, yang
dideklarasikan oleh presiden RI Soekarno yang berisi sebagai berikut:
·
Gagalkan negara
boneka buatan Belanda
·
Bersiaplah
untuk memobilisasi umum
·
Kibarkan
bendera merah putih diseluruh pelosok tanah Papua
Selanjutnya saya akan membahas mengenai OPM. Apa itu OPM? OPM itu
adalah singkatan dari Organisasi Papua Merdeka, yaitu sebuah organisasi yang
didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan
pemerintahan yang saat ini berdiri di Provinsi Papua dan Papua Barat di
Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia,
menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana
dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatih dari grup Grilya New
People’s Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing
oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih
perjuangan ditingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan
terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik,
mengibarkan bendera bintang kejora, dan simbol persatuan lainnya, seperti lagu
kebangsaan “Hai Tanahku Papua” dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut
diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei
1963 sesuai perjanjian New York.
Secara pribadi, saya akan mendukung bila Papua bersatu dengan
Indonesia. Karena Papua itu wilayah yang paling banyak menyimpan kekayaan alam
dan memiliki banyak ragam budaya, sayang sekali rasanya bila harus lepas dari Indonesia.
Semoga selamanya negara Indonesia menjadi negara yang kuat, kokoh dan
sejahtera.
Dari pertemuan minggu lalu, memang banyak hal yang seharusnya saya
cantumkan, saya muat dalam class review ini. Namun, untuk saat ini pemahaman
saya dari membaca teks yang Bapak tugaskan, saya cukupkan sampai disini dulu,
sehingga dapat saya tarik kesimpulan di class review saat ini intinya membahas
mengenai isi teks yang telah saya baca dan amati yang berjudul “Don’t Use Your
Data as a Pillow” didalamnya mengupas mengenai Papua, dan konflik yang terjadi
di Papua. Pada dasarnya saya tekankan ujung-ujungnya kembali menyadarkan kita
betapa pentingnya membaca itu, data, fakta dan pengetahuan yang tersembunyi
bisa kita temukan dari membaca. Poin penting disini adalah menekankan kita
untuk banyak membaca, membaca dan membaca.
0 comments:
Post a Comment