Setelah cukup lelah berjibaku dengan seorang
pelawan arus howard zinn, menguak pembual besar columbus, dan menjadi seorang
kritikus amatir lewat critical reveiew,
tantangan baru pun kini telah datang. Argumentatif esai telah menunggu dan
seakan-akan melambaikan tangannya dan
menawarkan surga baru. Itu akan menjadi bagian terakhir dalam episode tekanan
hidup semester ini. Oksigen dalam otak pun harus bekerja ekstra melayani dan
bekerja cepat seperti lecatan karet gelang. Bagian ini membuat saya seperti budak
sirkus yang berjalan melewati jembatan
tali diatas kobaran bara api dalam pertunjukan, bila saya berhasil maka saya
akan menjadi seorang yang merdeka, dan bila gagal maka semuanya akan lenyap.
Mengambil bagian dalam argumentatif esai bukan
lah hal yang sederhana, peneletian akan sebuah fenomena pun harus dilakukan
secara mendalam. Data dan fakta lakayanya kaviar yang mahal, namun harus
bertebaran dimana-dimana. Saya pun harus bertingkah seperti seorang peneyebar
agama, yang harus meyakinkan pembaca untuk percaya akan nilai-nilai yang saya
sebar, dan membuat mereka mau untuk mengikuti apa yang saya tulis meskipun dia
tak setuju. Dalam minggu ini pun hidup saya akan dirubah. Kepala, pundak, dan
seluruh badan saya akan sangat lelah. Bekerja cepat dalam tempo singkat
layaknya romusha namun harus mampu menghasilkan mahakarya. Time to Think!
Signal perang pun telah ditabuh, itu tandanya
ladang perang pun telah siap. Bagian yang tak pernah saya suka tapi saya tak
pernah mau kalah. Saya harus siap dengan strategi saya. Komandan telah
memberikan saya pesan sebelum berperang dalam menulis argumentatif esai ini: “you
need to show respect for opposing points of view, you must choose vocabulary carefully,
and, above all, you must write clearly and logically.” Dan itu akan menjadi
pedoman saya. Topi army pun telah saya pakai dikepala saya, dan saya tidak bisa
berkata lain selain berkata “I AM READY SIR!”
Mendefinisikan topik adalah start botton untuk
memulai permainan ini. Kejelasan akan topik pun adalah suatu yang harus
dihadirkan. Pembaca harus benar-benar paham akan apa yang kita tulis. Bila kau
ingin menjelaskan soal pembajakan buku di indonesia, maka kau harus menjelaskan
apa itu pembajakan buku secara jelas. Jangan sampai membuat pembaca tidak
mengerti dengan apa maksud utama yang ingin kau tulis. Dengan kata lain, bagian
ini sangat menentukan bagian-bangian berikutnya. Bila pada bagian ini kita sudah kalah, maka
mustahil kita akan sukses menyelesaikna pertempuran ini dan menjadi
independent.
Langkah berikutnya dalam permainan ini, adalah
membuat batasan. Setalah kita mendefinisikan topik maka jangan samapai topik
yang kita bahas melebar sangat jauh. Perlu terdapat clear barrier, agar tidak
membuat bingung pembaca karena tulisan kita yang terlaru general. Jadi dalam
menulis argumentatif, kita harus menulis secara spesifik, dan bila kita tuamg
dalam bentuk hirarki maka semakin keatas semakin mengerucut. Like a
Piramide.
Setelah membuatnya menjadi spesifik langkah
berikutnya adalah dengan menganalisis topik yang akan kita bahas. Terdapat dua
macam jenis analisis, mendukung atau membantah statement yang telah ada.
Membuat yes no question adalah salah satu cara yang mudah untuk membantu kita
menganalisis suatu topik. Namun kita jangan asal saja dalam menentukan topik.
Perlu banyak data dan fakta yang harus kita punya untuk meyakinkan bahwa apa
yang kita tulis itu benar. Believable, relevant, and important itu adalah
keywordnya.
Selesai dengan topic sentence maka hal
berikutnya yang kita lakuakan adalah membuat thesis statement yang baiasanya
berupa sebuah opini. Thesis statement
biasanya diawali dengan kata “should” atau “good” dan “bad”. Supaya lebih baik thesis statement juga
biasanya didukung oleh opinin-opini lain serta alasan yang dapat memperkuat
opini kita. Dalam beberapa kasus, thesis statement biasanya juga bisa berupa
penolakan akan suatu hal atau mengutarakan opini dengan sudut pandang yang
berbeda.
Segalanya belum perfect bila kita tidak mengetahui
The structure of the argumentative essay seperti beikut ini: Introduction; Body (first point and
supporting info), (second point and supporting info), (third point and
supporting info); Conclusion . Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan
dalam membuat karangan argumentasi. sebagai berikut;
·
Berpikir sehat, kritis, dan logis.
·
Mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan
tujuan dan topik, serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau
pendapat.
·
Menjauhkan emosi dan unsur subjektif.
·
Menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan
tidak menimbulkan salah penafsiran.
Dasar karangan argumentasi adalah berpikir
kritis dan logis. Oleh karena itu, harus berdasarkan pada fakta-fakta yang
dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan
berbagai cara, antara lain:
·
bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet);
·
wawancara atau angket;
·
penelitian atau pengamatan langsung melalui observasi.
Paragraf argumentatif dapat dikembangkan
dengan pola penalaran sebab-akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu
sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab
tersebut. Dalam penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan menjadi
akibat sebab. Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari
sebab-sebabnya.
Kesimpulan :
Kata-kata argumentatif adalah kata-kata yang
berarti alasan. Jadi paragraf atau karangan argumentatif adalah suatu karangan
yang memberikan alasan kuat dan meyakinkan. Dalam argumentatif, penulis
menyampaikan pendapat yang disertai penjelasan dan alasan yang kuat dengan
maksud agar pembaca bisa terpengaruh.
Lanjut - Dalam berargumentasi, kita boleh
mempertahankan pendapat, tetapi juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain
yang berbeda dengan pendapat kita. Penalaran yang sehat dan didukung oleh
penggunaan bahasa yang baik dan efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentatif.
0 comments:
Post a Comment