Pada class review
ini akan lebih menjelaskan tentanng apa yang terjadi di Papua berdasarkan
artikel yang ditulis oleh S. Eben Kirksey yang berjudul “Don’t Use Your Data as
a Pilloco”. Pada diskusi berkelompok membicarakan tentang judul dari artikel
tersebut secara detil dan juga paragraf pertama dengan detil juga karena kita
para mahasiswanya di minggu-minggu ini dituntut untuk terus membaca dan
kemudian memahami apa yang kita baca sebelum nantinya menulils tugas akhir yang
bermaterikan Argumentative Essay dan tentu saja Argumen yang diberikan
berdasarkan artikel yang kita baca.
Pertama dari judul
“Don’t Use Your Data as a Pilloco”. Mungkin disini saya belum tahu maksud dari
judul artikel ini. Namun, kemarin kita berdiskusi secara deti tentang judul dan
kemudian hasilnya berbeda – beda dari beberapa kelompok.
Dari diskusi
kelompok kami, terdapat beberapa poin dari persepsi masing-masing mahasiswa
tabtang judul tersebut. Ada yang menngartikan bahwa judul tersebut maksudnya
adalah bahwa data tidak bisa diterima mentah-mentah ada pula yang mengatakan
bahwa data tidak bisa dijadikan alasan untuk menjelaskan sesuatu dan ada juga
yang mengatakan bahwa maksud dari judul tersebut adalah jangan sekali-kali
menutup sebelah mata dengan data yang telah ditulis tetapi tidak tidak
diungkapkan dengan jelas hanya karena melihat suatu data yang tidak lengkap.
Namun, menurut saya
sendiri dari pengamatan tentang judul “Don’t Use Your Data as a Pillow” adalah
jangan sesekali menyepelekan sebuah data. Dalam hal ini, data dimaksudkan sebagai
fakta dan bantal (Pillow) diibarat kan seperti kejadian. Maksudnya adalah ketka
menyepelekan data atau dalam hal ini fakta, maka jika ada orang yang lebih
mengerti fakta tersebut, pastinya akan gampangnya memutarbalikkan fakta seperti
halnya bantal yang dibolak-balikkan ketika sedang tidur.
Seperti halnya
Papua yang myngkin faktanya diputar oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, pertanyaanya adalah apa yang sebenarnya terjadi di Papua?
Apakah sama seperti di Aceh yang ingin berpisah darii NKRI? Apakah juga seperti seperti Timor Timur yang
akhirnya dilepaskan merdeka oleh mantan Presidan Habibie? Apakah penyebab dari
semua hal itu sehingga mengganggu Integritas negara ini?
Nah, pertanyaan –
pertanyaan inilah yang nantinya akan dibahas dan di eksplor lebih jauh pada
Argumentasi Essay. Namun , sebelum itu kita sebagai mahasiswa dituntut untuk
mencari data yang faktual dan mengumpulkannya untuk dijadikan bahan kajian yang
nantinya bahan-bahan tersebut bisa membantu mengargumeni artikel yang ditulis
oleh S. Eben Kirksey yang berjudul “Don’t Ud=se Your Data as a Pillow”.
Pada paragraf kedua
kurang lebih menyebut tentang Irian Jaya (sekarang Papua). Namun, saya tidak
berani membaca dan tidak dapat ememahami paragraf tersebut sebelum memahami
dengan benar isi dari paragraf pertama. Kurang lebih paragraf pertama
menceritakan kedatangan si penulis ke Papua yang disambut dengan sangat meriah
oleh orang pribumi dengan menyuguhkan makanan khas dari daerah tersebut yang
pastinya sangat berkesan, buktinya si penulis sampai-sampai ingat apa saja
makanan yang dihidangkan.
Nah, yang saya
tidak menngerti adalah kenapa pada paragraf pertama dituliskan hal semacam ini?
Maksudnya adalah apa yang ingin disampaikan oleh penulis ketika menulis kesan
atau pengalaman pertama ketika baru pertama kali datang ke Papua? Yang saya
pahami adalah mungkin orang-orang pribumi disana berharap lebih kepada si
penulis sehingga nantinya bisa mengubah pola pikir dari masyarakat pribumi dari
usikan negara-negara tetangga yang menginginkan Papua lepas dari Indonesia.
Sudah sejak dahulu kala setelah masa kemerdekaan atau lebih dikenal dengan
pemerintahan Orde Lama, Papua sudah jadi perebutan oleh negara-negara luar
dengan Indonesia. Termasuk pada masa itu adalah Belanda yang ingin Papua tetap
menjadi negara bonekanya. Setelah perubahan RIS (Republik Indonesia Serikat)
yang menyerahkan seluruh negara bagian Indonesia dikembalikan oleh
pemerintah. Namun, tidak untuk Irian
Barat (sekarang Papua) karena kekayaan alam disana sangat melimpah. Oleh karena
itu, Belanda pada waktu itu tetap mempertahankan Papua sebagai negara boneka
sebelum akhirnya muncul Trikora (Tiga Komandan Rakyat).
Untuk itu,
data-data seperti ini sangat penting untuk mengungkap apa yang sebenarnya
terjadi di Papua sana. Sampai saat ini pun saya tidak mengetahui apa arti dari
data yang ditulils dalam artikel tersebut. Namun, sepertinya data-data yang
tersebutlah yang nantinya bisa dijadikan rujukan dalam penulisan Argumentative
Essay nanti seperti halnya pertanyaan, apa yang sebenarnya Soekarnno
perjuangkan di Papua, apa itu Trikora, dan lain sebagainya akan dijelaskan
nanti dalam Argumentative Essay.
0 comments:
Post a Comment