6th Class Review
Written by Muhammad Saefullah
Berjuanglah
dalam kegaduhan sekelumit masalah. Perjuangan dalam memangkas habis pengetahuan
ihwal menulis sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh kaum akademisi IAIN,
tepatnya mahasiswa jurusan bahasa Inggris yang diciptakan untuk membombardir
sebuah perubahan. Berbagai quotes yang didapat dari Howard Zinn menjadi amunisi
pamungkas untuk mencetak sejarah di lingkungan yang (cukup tertinggal) ini.
Perjalanan
panjang yang membutuhkan banyak energy untuk mendapatkan sebuah keinginan yang
bergengsi tidaklah mudah, setengah perjalan sudah dilalui penulis bersama
sahabat karibnya dengan rengekan tugas-tugas yang memaksa kita untuk bersanding
dengannya, hal ini menjadi salah satu bukti menuju maqom tertinggi yang tertulis
dalam sebuah prasasti yaitu repressoclass.blogspot.com.
Semoga
ini menjadi sebuah revivalisme yang terpendam bertahun-tahun dalam gemerlapnya
dunia pendidikan. Perlahan tapi pasti mahasiswa IAIN SEJATI mulai mengeluarkan
taringnya untuk bersaing di kancah internasional. Tak tanggung-tanggung lulusan
yang sudah banyak makan asam garam secara khusus didatangkan untuk menciptakan
generasi yang literat.
Semakin
tajam saja otak mahasiswa Bahasa Inggris semester empat. Hipnotis dari Columbus
telah memberikan efek pada mahasiswa untuk mencari kebenaran yang ada, berbagai
sumber banyak yang menjadi santapan renyah dalam sehari-harinya. Ditemani
dengan sosok Howard Zinn yang sangat berani untuk mengungkap sisi gelap
Amerika. Alunan music denyutan jam terus menghantui hingga pertemuan ke-6 ini,
kita telah berlayar jauh dalam mencari kebenaran yang absolut dari penemuan
dunia barunya Columbus.
Imajinasi
seorang penulis handal kini mulai menguak di pertemuan yang ke-6. Kekuatan
thesis statement menjadi kunci agar sukses dalam menulis, perjalanan lain dalam
memahami Columbus juga bisa dilakukan agar tetap eksis juga mendukung kita
untuk tetap survive tanpa halangan yang berarti. Fowler (1996:10) mengatakan “like
the historian critical linguist aims to understand the value which underpin
social, economic, and politic formations, and diachronically, change in value
and changes in information”. Sejarah sendiri merupakan sebuah proses
diakronik yang mana butuh suatu proses tidak semata-mata muncul secara instan
(akronik), karena dari rentetan peristiwa akan muncul suatu cerita.
Sebenarnya,
target kita belajar writing ini tidak lain target utamanya ialah untuk mengajak
pembaca. Setiap kalimat dibuat dengan menarik agar rasa ingin membaca timul
dengan sendirinya, dalam tugas-tugas pembelajaran juga tidak lain untuk
mengajak agar mau untuk membaca dan menulis. Sebagai penulis class review, saya
tercengang saat melihat dan membaca quote of the day pada pertemuan ke-6
kemarin.
Kata-kata
mutiara yang ditunjukkan pada slide mengungkapkan bahwa kita ini masih pemula
dalam menulis. Proses yang masih belm ada apa-apanya yang meneroka setiap
pendapat orang lain, kita masih dengan lugunya menganggap pendapat orang A
ialah yang paling benar dan pendapat B itu tidak tepat. Meniru adalah bagian
penting dari menemukan identitas seseorang, dari proses meniru tersebut maka
akan timbul rasa ingin menciptakan dari dirinya.
Mendengar
kata meniru tentunya seseorang punya ideology masing-masing. Dalam sebuah text
ideology itu ada di mana-mana pada setiap text (berbicara, menulis, audio,
visual, atau bahkan gabungan dari semuanya: Fowler 1996). Texts diproduksi
tidak pernah netral, hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Falclough
1989; 1992; 1995; 2000; Lehtonen 2000). Pak Chaedar mengungkapkan bahwa
literasi itu tidak pernah netral posisinya. Membaca dan menulis selalu
dipengaruhi oleh motivasi dalam ideologinya, jadi apabila seseorang mempunyai
motivasi yang rendah maka bisa jadi posisi literasinya di bawah. Bagaimanapun
juga menulis bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, butuh daya piker yang
sistematis dan kritis untuk menuangkan idenya.
Seputar
thesis statement pembahasanna harus jelas agar bisa dipahami. Thesis statement
upayakan agar posisinya berada pada tempat yang tepat, seperti halnya
ditempatkan pada awal kalimat, hal ini akan memudahkan pembaca untuk menangkap
pembahasan yang akan dijelaskan. Sudut pandang kita sebagai penulis dimunculkan
pada thesis statement, biasanya berupa ajakan yang sering disebut dengan
academic argument.
Opsi
lain bisa juga thesis statement penulis dimunculkan di akhir. Setelah
menjelaskan dari beberapa teori, barulah penulis merangkum dengan sudut
pandangnya sendiri dan hal ini bisa diprediksi pola dalam tulisannya. Thesis
statement merangkum dari semua kumpulan argumen-argumen yang aka diungkapkan
oleh penulis. Thesis statement dalam sebuah essay juga punya ide pokok yang
mana terdiri dari satu atau dua kalimat. Konsep dasar dari thesis statement
sendiri ialah menceritakan kepada pembaca bagaimana penulis menginterpretasikan
pola dari pembaca seperti tentang apa, bagaimana, mengapa. Dalam penulisan
sebuah essay poin yang harus diperhatikan ialah pada paragraf pertamanya,
karena dari paragraf inilah menentukan berkualitas atau tidaknya sebuah
tulisan.
Sebagai
langkah awal dalam pembuatan essay, kita wajib lolos dari beberapa seleksi. Seleksi yang pertama ialah so what test,
seleksi ini diberikan sepenuhnya kepada pembaca dalam menganalisis text. Apakah
sudah jelas informasi-informasi di paragraf pertama, jika sudah clear maka free
so what test. Penilaian dari seleksi ini ialah sekiranya pembaca sudah jelas dan
tidak ada pertanyaan lagi dari teks yang dibacanya. Seleksi yang kedua ialah
apakah essay penulis mendukung thesis secara spesifik, seleksi ini belum
dilakukan oleh penulis class review masih dalam tahap pertama. Seleksi yang
terakhir ialah bagaimana dan mengapa (how and why), pembaca akan merespon untuk
yang pertama kalinya ialah bagaimana teks tersebut bisa ditulis. Thesis penulis
akan menjawab pertanyaan dari how and why, posisi thesis statement haruslah
tepat.
Bagaimanapun,
thesis statement mempunyai fungsi dasar yaitu penulis membuat thesis untuk
focus pada essay yang dibuatnya dan untuk memberi pemahaman kepada pembaca.
Sebelum mengembangkan argumen-argumen di berbagai pembahasan, kita harus
mengumpulkan dan mengatur terlebih dahulu. Mencari kemungkinan
hubungan-hubungan antara fakta yang dikenal.
Akhirul
kalam, dapat disimpulkan bahwa untuk membuat sebuah essay tidaklah mudah.
Berawal dari proses mengkritisi Columbus dan pemikiran Howard Zinn kita berada
pada level yang semakin tinggi, yaitu level yang penuh gengsi dengan
seleksei-seleksi yang dijadikan standar seperti so what test, does your essay
support your thesis specifically and without wondering test, and (how and why)
test.
0 comments:
Post a Comment