Laela
Nur Komariah
14121310313
PBI-B
Class
review
Interaksi dan Toleransi
Jika
kita ingi tahu kualitas suatu bangsa kita bisa lihat dari kualitas
pendidikannya. Sebagian bangsa sudah menyadari bahwa pendidikan adalah suatu
kebutuhan yang akan menjadi cikal bakal karakter seseorang, jadi mereka mulai
memperbaiki sistem pendidikan mereka sejak dini.
Sekolah
Dasar adalah bibit awal dimana akan terbentuknya pribadi seseorang untuk
kedepannya. Karena pada umumnya cara pemikiran mereka masih abstrak, mereka
masih dalam tahap penyesuaian diri dan pengenalan diri mereka sendiri. Oleh karena
itu pada tahap inilah dimana terbentuknya sosialisasi dengan mudah.
Jika kita berbicara tentang Classroom
Discourse pasti yang ada di dalam fikiran kita adalah suasana kelas yang di
dalamnya terdapat banyak sekali perbedaan dari beragai sudut pandang. Classroom
Discourse adalah suatu suasana di dalam kelas yang mana banyak sekali
perbedaan-perbedaan yang menonjol diantara mereka.
Lalu bagaimana cara menyatukan perbedaan-perbedaan
yang ada? Menurut saya mungkin memang pada awalnya sulit untuk memulai, namun
ada satu cara yang paling ampuh untuk mereka mengenal satu sama lain, yaitu
dengan cara interaksi. Tidak hanya interaksi antara guru dan murid, tetapi
antara murid dan murid juga sangat berpengaruh.
Menurut saya intraksi atau sosialisasi
adalah cara yang baik untuk kita mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk
berbaur mendekati orang lain dan membicarakan topik yang sama.
Sangat complicated skali jika kita
berbicara tentang Classroom Discourse karena setiap orang punya background yang
berbeda-beda, dan tugas seorang guru adalah mencari cara agar tidak terjadi
perselisihan satu sama lain. Karena biasanya anak usia Sdbelum bisa mengontrol
emosi, mereka bisa saja berkelahi karena hal-hal sepele. Misalnya karena
seragam yang dipakai temannya bolong atau sepatunya yang butut. Itu akan
menyebabkan perselisihan antara siswa karena mereka berasal dari keluarga
terpandang sehingga mereka akan mengejek
orang yang lebih rendah darinya.
Tidak hanya interaksi, biasanya dlam
sekolah-sekolah umum akan ada perbedaan keyakinan. Awalnya mereka hanya diajarkan
bertoleransi antar umat beragama secara wajar. Namun lama-kelamaan setelah
mereka tau betul keyakinan mereka, mereka akan mengajak dan memprovokasi kita
untuk beralih keyakinan. Banyak sekali orang indonesia yang berpindah keyakinan
karena hal-hal tertentu. Misalnya karena pasangan hidup. Sebagai umat muslim,
kita diwajibkan untuk mencari pasangan hidup yang seiman.
Jadi kesimpulannya dalam Classroom
Discourse kita belajar berbagai hal dimulai dari interaksi dan toleransi. Kita boleh
berinteraksi dengan siapapun, tetapi kita harus tau batasan-batasan kita. Dan dalam
Classroom discourse juga akan diajarkan ideologi yang berpengaruh dengan
keyakinan.
0 comments:
Post a Comment