Tuesday, February 18, 2014



9 februari,  That must be a great start. Semua berjalan lancar. Pak Lala pun menyampaikan kepuasannya terhadap performa kelas kami walaupun tak langsung beliau sampaikan pada kami. Kembali beliau berikan motivasi dan ekspektasinya dalam mata kuliah ini, mengajak kami mengevaluasi siapakah kami di kelas ini, tujuan, semangat dan ekspektasi kami pada mata kuliah ini.
                Setelah mengevaluasi dan menilai “feel” dari tulisan kami, beliau bertanya,kenapa mesti menulis? apa ruginya bila kita tidak menulis? apa fungsinya menulis? seseorang dari kami menjawab dengan lantang ‘’menulis mampu mengikat pengetahuan yang kita dapatkan sebelumnya’’ kira-kira seperti itu jawabannya.
                Ya, salah satu fungsi dari menulis yang paling banyak diketahui, menulis yakni mengikat ilmu pengetahuan agar dikala lupa dan dibutuhkan, kita bisa membacanya lagi. Tapi definisi dan fungsi dari menulis lebih banyak dari sekedar mengikat dan lebih kompleks. Seperti yang dijelaskan  oleh Pak Lala bahwa menulis adalah :

  • ·         Cara untuk mengetahui sesuatu.

  • ·         Cara memproduksi sesuatu.

  • ·         Cara mempresentasi sesuatu.


Sesuatu disini  adalah informasi, pengetahuan dan pengalaman. Menulis adalah cara mengetahui sesuatu. Para ilmuan menulis hasil penelitiannya, para reporter menulis hasil liputannya. Para sastrawan menulis imajinasinya. Ketika semua tulisan tersebut tiba di tangan pembaca, tulisan tersebut mentransfer informasi baru, wawasan baru, pemahaman baru, teori baru. Jika mereka tidak menulis? apa yang kita tahu?

Lalu bagaimana menulis bisa menghasilkan ilmu? Kita kaitkan dengan contoh sebelumnya. Dimana para ilmuan, guru, mahasiswa, reporter dan lain sebagainya, menulis, mereka memproduksi sesuatu yang berhubungan dengan sang penulis itu sendiri. Mahasiswa akan mengekpresikan ilmunya sebagai seorang mahasiswa. Sang guru akan menularkan ilmunya sebagai seorang tenaga pendidik. Para ahli akan mengukirkan pendapat dan penelitiannya pada karya tulisnya. Alhasil, akan selalu ada “isi” dari tulisan. Baik itu ilmu,fakta,penelitian,argument dan lain sebagainya.

Menulis adalah merepresentasikan sesuatu. Setiap ilmu akan berkembang menyesuaikan diri dengan zamannya, dan menulis adalah alat yang akan mengembangkan ilmu sesuai dengan zamannya. Setiap teori baru lahir, maka cara untuk membuatnya hidup dan bertahan selama teoti berikutnya muncul adalah dengan menuliskannya. Dan juga sejarah akan menuliskan bagaimana sesuatu bertransformasi. Termasuk ilmu pengetahuan.

Menulis, seperti dijelaskan pada class review terdahulu, adalah kegiatan yang kompleks. Menulis tidak hanya berfokus pada kemampuan penulis, juga berfokus kepada target pembaca. Penulis akan membangun komunikasi dan koneksi dengan pembaca guna mengarahkan pembaca menemukan makna dari tulisannya. Makna bukan hanya milik penulis, tapi juga milik pembaca. Penulis tentunya punya maksud, tujuan dan pesan yang ia benamkan pada tulisannya. Dan pembaca akan menafsirkan dan memaknai tulisan tersebut sesuai dengan caranya sendiri.

Pembaca bebas memaknai tulisan berdasarkan pendapatnya sendiri, karena saat tulisan tersebut selesai, selesailah proses menulis. setelah itu tulisan adalah milik pembaca, terserah bagaimana ia memaknainya karna penulis tak bisa mengatur pendapat dan penilaian pembacannya.

Disinalah menulis membutuhkan seni, seni dimana penulis harus mampu membuat pembaca menemukan pesan dan makna yang ia benamkan dalam tulisannya. Seni untuk mengarahkan pembaca agar tidak melenceng jauh dari garis besar yang diharapkan penulis, tidak menghasilkan multi tafsir, atau bahkan salah faham. Seni dimana penulis mampu menarik pembaca ke dunia yang ia ciptakan dalam tulisannya.

Ada tiga komponen dalam menulis, yakni teks, konteks, dan pembaca. Lehtonen menerangkan ketiga komponen tersebut sebagai berikut :

Text. Lehtonen membaginya dalam dua dimensi, yakni fisik dan semiotic. Teks secara fisik adalah “ artefak komunikatif” atau suatu instrument buatan manusia yang digunakan untuk berkomunikasi. Bisa berupa pahatan, gambar, dan huruf. Secara singkatnya, teks adalah segala sesuatu yang bisa dimaknai. Berdasarkan pemahaman tersebut, bentuk teks tidak hanya tulisan saja, teks bisa berbentuk verbal, dan visual.

Teks secara semiotic. Teks bisa saja berbentuk written, visual atau verbal. Tapi essensinya mereka harus terorganisir dan membentuk symbol yang solid dan mudah di definisikan. Dengan kata lain, teks secara semiotic adalah teks yang terdefinisi, difahami, dan menggambarkan. Contoh, gambar tengkorak pada botol pestisida, gambar tersebut mendefinisikan bahwa isi botol tersebut berbahaya. Gambar tengkorak dimaknai berbahaya, mematikan, dan definisi lain yang bertujuan supaya di jauhi. Maka gambar tengkorak tersebut mempunyai makna semiotic.

Konteks. Konteks adalah background lahirnya sebuah teks, Lehtonen menganalogikan teks sebagai teka-teki silang yang hanya ada satu kata yang benar,dan konteks adalah buku panduan yang tidak terbatas jumlahnya untuk membantu menemukan cara/kata yang benar tesebut.



Pembaca. Pembaca ialah orang yang melakukan aktivitas membaca, dimulai dari memilih apa yang ingin mereka baca, menghubungkan semua hasil bacaannya dalam rangka menemukan makna, termasuk membawa pengetahuan mereka kedalam teks. Pembaca memaknai tulisan berdasarkan pengetahuan mereka sebelumnya. Punya kebebasan memaknai, berpendapat,mengomentari dan mengkritik.
Koneksi antara pembaca dan penulis, oleh Hyland di ibaratkan seperti dua orang penari, dimana keduanya saling menyusun dan serasi satu sama lain. Sebenarnya saya tidak terlalu faham dengan analogi ini, maka saya membuat analogi sendiri tentang koneksi antara pembaca dan penulis.
Penulis menciptakan dunianya dalam tulisan, baik itu dunia tentang pendapatnya, dunia tentang pengetahuannya, pengalamanya, atau dunia imajinasinya. Penulis diibaratkan sutradara yang merekayasa dan membentuk dunianya kemudian merekamnya dalam pita film (tulisan). Dan pembaca adalah penontonnya. Selama menonton (membaca), penonton memberikan penilain terhadap film tersebut. Dan setelah menonton, ia punya pendapat mengenai film tersebut.

0 comments:

Post a Comment