Setelah
masa hibernasi yang panjang di musim hujan tahun ini, akhirnya saya mendapatkan
‘appetizer’ yang ‘unpredictable’ sebelumnya di awal semester ini. Menu pembuka
sekaligus sarapun itu, sepeerti ‘hurricane’ yang membuat saya terhempas, dengan
dihadapkan pada segudang tugas di depan mata. Khususnya untuk Writing 4 Course
ini.
Ada kejutan yang menarik dan
terbilang sangat baru pada course ini, seperti membuat critical review, process
triadic of writing (pre-writing, writing, and post-writing), blogging, dan
argumentative essay. Di jelaskan juga dampak-dampak ketika dalam ‘proses’
mengerjakannya, seperti kurang tidur, mata yang pucat namun tatapannya tajam,
sakit punggung, jari tangan yang kaku, buku yang berantakan di kamar, diskusi
dengan teman, dan membuat tangan kita memegang penuh kopi atau coklat. Namun
sayangnya, saya tidak suka kopi. Jadi, saya lebih memilih coklat untuk menemani
saya melalui malam panjang bersama Writing 4 Course. Mahasiswa yang mengalami
dampak-dampak tersebut dikategorikan normal. Mengingat Writing 4 Course ini
sangat berat untuk dikerjakan.
Criitical writing adalah tugas
menarik dan sulit untuk saya. Kenapa? Judulnya saja sudah ‘critical. Artinya,
dia harus memuat hal-hal yang positif yang didukung dengan ‘evidences’ yang
kuat, dan itu ‘sangat’ sulit. Mengkritik orang memang menarik dan mudah. Namun,
kritik yang membangun itu sulit.
Di dalam syllabus juga terdapat
critical review. Critical review adalah bentuk evaluasi dari critical writing
yang menjadikannya lebih baik lagi. Sehingga dia dapat memasiku tahap
selanjutnya, yaitu post writing (blogging). Diperlukan fikiran yang jernih dan
konsentrasi untuk me-review critical writing. Selain itu. Dibutuhkan
kemampuan-kemampuan yang memadai untuk menulis critical writing. Untuk
memunculkan critical review yang baik, dibutuhkan beberapa pertanyaan seputar
me-review, yaitu:
·
What is the main
are under review discussion?
·
Where does the
writer’s data and evidence come from?
·
What are the
main issues raised by the writer?
·
What are the
mayor interpretations made by the author in terms of the issues raised?
·
Is the text
balanced? Fair? Biased?
·
How well does
all this relate to other literature on the topic? Your own experience?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut berguna untuk membatasi critical writing agar tidak menjadi
argumentative essay. Pada dasarnya, keduanya sangat berbeda namun cenderung
sama. Lalu? Saya juga belum mengerti benar tentang keduanya. Untuk lebih
jelasnya, let see this explanation!
Critical
review mempunyai struktur contents sebagai berikut:
·
Introduction,
that is starts with opening sentences that state the writer, the title and give
a brief explanation of the topic of the text. The aim of text and a summary of
the main findings or key argument are presented. At the end of the
introduction, a brief statement of the evaluation o the text is given.
·
Summary, it is
mean that gives summary of the maint points of the article and a few examples.
A brief explanation of the writer’s purpose and the organization of the text
can also be added. This section of the critical review should be no longer than
one third of the whole.
·
Main body
(critique), it is mean that discusses and evaluates the strength, weaknesses
and important features of the text. The discussion should be based on spesific
criteria and include other sources to support it (with references).
·
Conclusion, that
is concludes the review with a restatement of the overall opinion of the text.
It can also include recommendations and some further explanation of the
judgement to show that it is fair and reasonable.
·
References
Untuk
menjadi penulis critical review kita harus mempunyai dua kemampuan, yaitu
seeking information and reviewing effectively. Semuanya tentu melibatkan referensi
yang akan kita cari dan gunakan. Membuat critical review tidak boleh
semena-mena!
Seperti
yang telah diketahui, selain critical review di semester ini juga terdapat
argumentative essay. Keduanya berbeda dari segi contents dan functions. Jika
critical review memiliki contents seperti di atas, dan berfungsi melihat sisi
atau kemungkinan lain dari sebuah artikel. Baik itu kelebihan/kekuatan atau
kekuranganya. Sedangkan argumentative essay terdiri dari 3 struktur, yaitu:
·
Introduction,
yaitu berisi tentang controversial issues, fakta-fakta, penjelasan tentang
pentingnya issues tersebut dengan memberikan background information, dan thesis
statement.
·
Body paragraph,
yaitu topic yang mempunyai controling idea untuk mendukung argument pertama si
penulis dapat berupa alasan atau penjelasan. Selain itu, berisi counter
argument.
·
Conclusion,
yaitu berisi restate dari opini penulis dengan cara yang berbeda tentunya (use
persuasive language).
Berbicara
tentang argumentative essay, Mr. Lala memberikan pandangan tentang salah satu
issue, yakni Papua. Mendengar beritanya, seketika itu saya merasa kaku, dengan
penuh tatapan tajam mengarah pada beliau. Kenapa? Berita tersebut bagai badai
besar di akhir masa hibernasi saya. Di tambah lagi, kami akan menanggapi issue
tersebut dalam bentuk argumentative essay. Sangat menantang dan menarik bukan?
Beralih dari
syllabus ke arah power point dari Mr. Lala yang menjadi pemanasan kami
selanjutnya. Yang perlu di garis bawahi menurut saya di Writing 4 Course ini,
yakni menurut Hyland "learning how to write ina second language is one of
the most challenging aspects of second language learning". Ini membuktikan
bahwa betapa sulitnya menulis, jangankan dalam bahasa kedua, dalam bahasa ibu
pun masih jauh dari sempurna.
Hyland (2003 dan
2004), "even for those who speak English as a first language, the ability
to write effectively is something that requires extensive and speacialised
instruction". Kata-kata tersebut menggambarkan begitu ‘rewel’ nya hal-hal
dalam menulis. Selain membutuhkan jam terbang yang baik dan kemampuan, itu
haruslah diimbangi dengan instruktur yang berpengalaman.
Berbicara
tentang ‘challenges’ di Writing 4 Course ini, kita akan mrndapatkan ‘big
challenges’. Kenapa? Arus tantangan kita kali ini dapat membawa kita ke masa
depan. Believe it or not? These is it:
·
Eximining how
theories of writing and teaching of writing have evolved.
·
The nature of
good writing.
·
The nature of
texts and genres and how they reflect their use in particular discourse
communities.
·
The relationship
between writing in the first and second language.
·
How a curriculum
can be developed for a writing course.
·
Development of
the instructional materials for writing class.
·
The uses of
computer in writing instruction.
·
And approaches
to feedback and assesment.
Dari
poin-poin di atas, kita dapat menjadikannya ‘the ways to be good/profesional
teacher’. Secara umum, pion-poin tersebut mengharuskan kita untuk dapat
‘menulis’. Menulis di sini bukan sekedar menulis biasa, tapi bagaimana ‘teori’
menulis dan ‘mengajar’ menulis dapat berkembang dengan baik dan seimbang.
Tentunya dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, sperti komputer.
Hal-hal inilah yang membantu kita mempersiapkan diri untuk masa depan.
Menurut
Hyland (2002), "my expectation is to honest". Kalimat yang sederhana,
namun begitu menyentuh hati. Bagaimana tidak? Untuk menjadi teacher of language
dibutuhkan kerendahan hati dan kejujuran yang tinggi. Menurutnya, teacher of
language berbeda dengan teacher of writing. "An effective teacher is one
who can make informed choices about the methods, materials, and procedures to
use in the classroom based on a clear understunding of the current attitude and
practice in hir or her profession." Dapat dikatakan bahwa efective tecaher
ini lebih mengutamakan pilihannya. Dia hanya mengutamakan latihan. Berbeda
dengan strong teacher. Menurut Hyland (2002), "A strong teacher is a
reflective teacher, and reflection requires the knowledge to relevant research
and theori". Artinya, strong teacher lebih berhati-hati dalam menentukan
pilihannya. Hal itu di karenakan dia akan ‘menghubungkan’ pengetahuan dengan
teori, ‘activitas’ di kelas untuk menghubungkan penelitian dengan teori. Dengan
demikian, pesan yang diingankan dapat tersampaikan.
Mr.
Lala juga mengingatkan kami tentang hal-hal yang sederhana, namun akan
berdampak sangat besar untuk progress kami di Writing 4 Course ini. Hal itu
seperti:
·
Writing involved
composing skills and knowledge about text, context, and readers.
·
Like any craft,
writing improve with practice.
·
Your first
language is the foundation for your second language.
Ada
banyak komponen yang ada dalam writing, yang menjadikannya bukan sekedar
menulis, yaitu:
·
Language
structures
·
Text function
·
Themes or topics
·
Creative
expression
·
Composing
process
·
Content
·
Genre and
context of writing
Dengan
semua hurricane yang melanda di akhir masa hibernasi ini, timbullah pertanyaan
yang sangat menakutkan, yaitu ARE YOU READY??? And my answer is YES.
0 comments:
Post a Comment