Name :
Nunung Nurhayati
Class / semester :
TBI.b / IV
NIM :
14121310334
Subject :
Writing & composition 4
1st Class Review
Menulis lagi dan lagi
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Rasanya baru
kemarin pertama kali kami bertemu dengan Pak Lala pada mata kuliah writing
& composition 2. Sekarang bertemu lagi di writing & composition 4 yang
memang sebelumnya juga bertemu di mata kuliah phonology semester 3. Hampir tiga
semester kita akan terus bertemu dan ini merupakan pertemuan paling lama dibandingkan
dengan dosen lainnya. Bersama Ibu Farah juga hampir bersama selama tiga
semester tapi tetap berbeda metode.
Hari ini, 03 februari 2014 hari pertama masuk kuliah sudah disambut oleh Pak
Lala. Sempat ada rasa gembira ketika
mata kuliah ini tidak dijadwalkan di jam pertama. Namun, itu tidak berlangsung
lama karena ada kekeliruan saat pemberitahuan jadwal yang sebenarnya berada
dijam pagi. Seketika itu pula, keadaan berubah menjadi cemas karena dipastikan
akan telat masuk kelas.
Dalam satu semester ada 16 kali pertemuan, mahasiswa
diperkenankan mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran tatap muka dan beberapa
tugas terstruktur sebagai salah satu prasyarat mengikuti ujian dan juga
kelulusan. Kebutuhan akan ilmu memang sangat penting sehingga tidak ada salahnya
jika seluruh mahasiswa diharapkan bisa selalu hadir dalam proses pembelajaran.
Selain itu, akan sangat baik jika adanya
kreativitas dari mahasiswa untuk menggali lebih banyak ilmu dari sumber-sumber
lain. Dikatakan sebelumnya bahwa akan ada banyak kejutan pada pertengahan
perkuliahan. Tak perlu menunggu lama, sekarang pun sudah banyak kejutan
berbagai tugas yang dapat dilihat disilabus.
Seperti biasanya, dihalaman pertama pada silabus dapat
dilihat beberapa schedule yang membuat saya merasa malu dan tersindir karena
saya masih berdiam diri disini tanpa perubahan yang berarti. Sedangkan beliau
sudah beranjak ke titik yang berbeda kearah yang lebih maju. Tentu saja ini
sangat memotivasi siapapun yang membacanya untuk lebih baik lagi karena hidup
tidak boleh berada disatu titik yang itu saja.
Mengenai evaluasi tidak jauh berbeda dengan sebelumnya,
hanya ada beberapa penambahan point yaitu penambahan jumlah halaman class
review menjadi 5 halaman dan chapter review menjadi 10 halaman. Tiap semester
selalu ada penambahan jumlah halaman, mungkin semester depan bisa sampai 15
halaman. Entahlah, liat saja nanti. Selain itu,
terdapat juga critical review dan argumentative essay yang didalamnya
minimal ada 2500 kata untuk critical review dan 3000 kata untuk argumentative
essay – bisa dibayangkan.
Terbayang-bayang tulisan yang ada dihalaman pertama
silabus, disana tertulis dengan jelas beberapa efek samping yang akan dirasakan
oleh mahasiswa. Semuanya sudah bisa terbayangkan akan kurang tidur, mata lelah,
jari-jari yang kaku, buku dan jurnal yang berserakan dikamar. Pokoknya going
the extra miles, tapi ambil sisi positif dan manfaanya saja untuk menjadi
penulis yang berkompeten. Ibarat orang yang sedang sakit, sepahit apapun obat
harus tetap diminum. Hasilnya sembuh dan sehat itu lebih baik dari pada
pahitnya obat.
Disemester satu pernah diinstruksikan membuat blog oleh
Ibu Rifa’atul Mahmudah untuk mempostingkan tugas. Namun, blog tersebut sudah sangat jarang dibuka
lagi. Libur semester kemarin ada niat untuk membuka kembali dan mencoba lebih
aktif diblog. Tapi sepertinya itu tidak
akan hanya sekedar niat. Namun, akan segera menjadi kenyataan karena niatnya itu
sudah diketahui oleh Pak Lala dengan memasukan blogging sebagai poin evaluasi.
Tujuannya agar tulisan mahasiswa IAIN
bisa dikenal dunia luar.
Dalam belajar, disarankan mempelajari sesuatu dari hal
yang terkecil dulu seperti menguasai bahasa ibu sebelum beralih ke bahasa
lainnya. Orang yang berbicara dalam bahas inggris sebagai bahasa pertama mampu
menulis efektif dengan extensive dan specialised instruction. Banyak arus
perkembangan dalam writing academic yang perlu dicapai. Hal yang diharapkan
agar guru bahasa dapat juga menjadi guru writing. Seorang guru yang efektif
adalah guru yang dapat memberitahu beberapa pilihan mengenai metode, bahan, dan
hasil yang dapat digunakan berdasarkan pemahaman yang jelas dari sikap dan
praktik sesuai profesinya. Selain itu, menghendaki adanya ilmu pengetahuan
untuk menghubungkan aktifitas dikelas yang bersangkutan dengan penelitian dan
teori.
Menulis melibatkan keterampilan dan pengetahuan mengenai
teks, konteks dan pembaca. Tentu semua itu akan bertambah lebik baik dengan
praktik. Seperti mempelajari bahasa, L2 is nothing without L1 karena bahasa
pertama sebagai pondasi untuk mempelajari bahasa kedua. Bisa dipastikan apabila
mempelajari bahasa asing sedangkan bahasa sendiri masih kurang, itu akan sangat
sulit.
Jadi, dapat disimpulakan bahwa academic writing ini sama
seperti tulisan lainnya yang mempunyai tujuan dan prinsip yang sama. Disisi
lain, banyak orang yang tidak suka menulis essay, research paper, dan sebagainya
karena terlalu rumit. Menulis cerita fiktif dianggap lebih mengenangkan karena
bisa berimajinasi atas kehendak sendiri tanpa harus mencari data yang akurat.
Harapan dan keinginan tettunya agar bisa lebih baik lagi.
Terutama dalam hal menulis agar dapat berpikir secara kritis dan dapat
mengeluarkan berbagai inspirasi.
0 comments:
Post a Comment