Nilai C- pada Kartu Hasil Study (KHS) semester 2 lalu dalam mata kuliah Writing telah menyadarkan saya akan betapa buruknya saya dalam menulis. Wajar saja bila dosen saya saat itu Bapak Lala Bumela memberikan nilai itu pada saya, karena memang saat itu kemampuan saya dalam menulis sangatlah mengecewakan beliau.
Bila dibandingkan dengan teman yang lain, kemampuan saya masih sangat berada jauh dibawah mereka. Kemampuan dalam merangkai kata-kata dan menjadikannya sebuah kalimat adalah salah satu yang sangat saya tidak kuasai. Itu terasa sangat sulit karena memang saya jarang sekali menulis. Namun dalam hal kreatifitas mencari ide cerita saya merasa cukup baik.
Diakhir Pembelajaran mata kuliah Writing semester dua lalu saya mendapat tugas untuk membuat exposition essay dengan judul “why we have to write? “. Dari situ saya mengetahui banyak sekali manfaat dari menulis dan membuat saya merasa bila menulis itu adalah sebuah kewajiban terutama bagi kita seorang pelajar. Dan berkat itu pula lah saya tidak merasa kecewa saat saya mendapat nilai C-. Malah nilai itulah yang memicu saya untuk belajar menulis dan membuktikan bahwa saya bisa menulis. Pokoknya Harus Bisa Menulis.
Semester ini Bapak Lala Bumela kembali lagi menjadi dosen writing saya. Dan di semester ini pula lah saya harus membuktikan padanya bahwa saya bisa menulis. Bahkan bisa jauh lebih baik bila dibandingkan dengan teman-teman saya yang lainnya. Saya akan menerapkan segala hal yang telah saya pelajari dari mata kuliah writing semester 2 lalu pada tulisan saya. Mulai dari melakukan brainstorming dan question list sebelum menulis. Hingga memberikannya prima facie principle saya di tugas pertama saya nantinya. Pokonya pertemuan pertama harus mengesankan.
Mengapa harus pertemuan pertama? Itu karena pertemuan pertama adalah akar dari pertemuan-pertemuan berikutnya bila dari akarnya saja sudah baik maka insya allah kesananya pun akan baik. Namun bila dari akarnya saja sudah busuk maka akan sulit tanaman itu tumbuh dengan baik. Oleh karenanya kita harus benar-benar memanfaatkan pertemuan pertama kita sebagai tonggak kita dalam meraih nilai yang baik diakhir nanti.
Pertemuan pertama saya untuk mata kuliah writing di semester ini adalah hari senin 3 frbruari 2014, atau sekitar dua hari yang lalu. Saat itu ada sedikit kesalah pahaman dalam soal jadwal antara bapak dengan ketua kelas saya. Dia mengira bahwa ternyata mata kuliah writing untuk kelas saya adalah pada pukul 9.10 tapi ternyata jadwal asli untuk kelas saya adalah 7.30. Kesalahpahaman itu baru diketahui setengah jam sebelum mata kuliah writing pertama saya dimulai di semester ini. Itu cukup membuat kita panik. Kita takut tidak bisa memberikan kesan pertama yang baik. Dan takut jika kesan yang tidak baik itu akan berpengaruh pada nilai akhir kita nantinya.
Disaat kepanikan itu tiba, pak lala memberikan sedikit toleransi. Beliau juga merasa salah sehingga membolehkan kita untuk masuk pada jam 9.10, meskipun jadwal asli kita adalah pada pukul 7.30 dan membolehkan kita bergatian dengan kelas lain. Disaat kita sudah sedikit lega, tiba-tiba ketua jurusan memasang jadwal pelajaran untuk semester ini di majalah dinding. Kita pun melihat dan kita mendapati bahwa jam 9.10 terdapat mata kuliah curriculum development. Itu pun membuat kita kembali shock. Akhirnya kita pun mencoba menghubungi dosen yang mata kuliah itu. Dan syukurnya beliau tidak bisa masuk karena ada urusan tertentu. Hingga akhirnya tidak ada lagi yang menghalangi kita untuk belajar writing di semester ini.
Mata kuliah writing dua disemester ini dibuka dengan recap mata kuliah semester lalu yang diajar oleh Pak lala yakni fonology. Beliau juga menampilkan posisi kelas kita pada sebuah tabel untuk mata kuliah fonologi. Dan posisi kelas kita adalah berada di posisi ke tiga dengan total score 82,87 tidak terlalu beda jauh dengan pemimpin klasemen yakni Class D dengan poin 86,96 dan berada jauh diatas kelas A yang hanya mendapatkan total poin 69,05. Semoga pencapaian kelas kita disemester lalu itu bisa meningkat di semester ini bahkan berharap kita bisa berada di klasemen puncak atau menjadi kelas terbaik di semester ini.
Selain itu pun beliau memberikan highlight bahwa belajar menulis dalam bahasa kedua adalah salah satu aspek yang paling menantang dalam pembelajaran bahasa kedua. Bahasa kedua dalam hal ini adalah bahasa inggris. dikatakan menantang karena bagi orang yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pertama pun tetap membutuhkan exensive and specialised instruction agar bisa menulis dengan efektif.
Adapun terdapat banyak sekali tantangan yang akan kita hadapi dalam mata kuliah writing dua, diantaranya: menguji bagaimana theories of writing and the teaching of writing have evolved, berbakat atau tidakkah kita dalam menulis, memahami sifat teks dan genre dan bagimana kita merefleksikannya, menghubungkan antara menulis dalam bahasa pertama dan kedua, bagaimana kurikulum dapat dikembangkan dalam writing course, perkembangan instructional materials untuk writing course, penggunaan komputer dalam writing instruction dan pendekatan arus balik serta taksiran.
Beliau pun dengan jujur menceritakan ekspektasi dia terhadap kelas kami dalam perkuliahan writing dua ini. Ekspektasi terbesarnya adalah dia ingin membantu kita sebagai calon guru bahasa menjadi guru menulis. Seorang guru yang berhasil adalah seseorang yang dapat membuat informed choices tentang metode, material, dan prosedur yang digunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan pemahaman gamblangnya atas sikap dan kebiasaan dalam pekerjaannya sekarang. Selain itu guru yang berkemampuan keras adalah guru yang reflektif, dan refleksi membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menghubungkan aktifitas dalam kelas dengan teori dan riset yang relevan.
Setelah itu beliau pun sedikit mengingatkan kita kembali dengan simple tentang apa itu “writing”? pertama writing adalah sesuatu yang terlibat dalam penyusunan skill dan ilmu pengetahuan tentang teks, konteks, dan pembaca. Selain itu seperti keahlian lainnya, menulis dapat berkembang dengan melakukan practice. Serta menanggapi soal menulis dalam bahasa kedua, bahasa pertama kita adalah dasar untuk menulis dalam bahasa kedua kita.
Dalam belajar bahasa kedua terdapat beberapa hal yang harus kita highlight sebagai sesuatu yang harus kita pahami. Terdapat banyak sekali hal yang harus kita tahu dalam bahasa kedua seperti, sturktur bahasa, fungsi teks, tema atau topik, ekspresi kreativitas, proses penysusunan (Composing processes), konten, serta genre dan konteks penulisan. Kesemua itu adalah dasar atau fondasi kita dalam mempelajari bahasa kedua kita. Oleh karena itu kita harus paham betul terhadap hal-hal tersebut agar mempermudah kita menulis dalam bahasa kedua.
Setelah membahas beberapa hal tersebut, kemudian beliau melanjutkan pertemuan pada hari itu dengan menjelaskan sedikit soal learning contract. Tidak ada perubahan yanh berarti bila dibandingkan dengan leraning kontraknya terdahulu. Namun ada sesuatu yang baru pada silabusnya semester ini. Di semester ini kita diwajibkan untuk mengpublikasikan hasil tulisan kita baik class review maupun chapter review pada sebuah blog.
Pada intinya, pertemuan pertama yang lalu tidak terlalu membahas banyak hal. Hanya learning contract dan silabuslah yang menjadi pokok pembahasan pada pertemuan tersebut. Namun diakhir pertemuan kita diberikan tugas pertamakita yakni membuat class review dan appetizer essay. Dan di tugas pertama itulah saya harus membuktikan kalau saya bisa menulis. Pokoknya Harus Bisa Menulis!
Monday, February 10, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment