Monday, March 10, 2014



Senin, 03 maret merupakan pertemuan ke lima Mata Kuliah Writing4, seperti minggu sebelumnya kita memasuki kelas tepat pukul 07.00. Pada kali ini seluruh Mahasiswa Pbi-B membawa laptop ke kelas, karena sesuai dengan informasi yang sudah diberitahukan sebelumnya oleh Kosma. Sebenarnya kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukan hari ini dengan laptop yang kita bawa. Merevisi kembali hasil Critical Review atau mengkritisi artikel lain. Entahlah.. kamipun tidak terfikirkan. Membahas critical review kedua, tentang artikel yang di tulis oleh Howrd Zinn dalam bukunya yang berjudul “Anthrophology off the Shelf”  Pak Lala mengatakan bahwa beliau tidak membutuhkan kutipan-kutipan karena apabila hanya sebatas itu bisa di cari-cari sendiri. Kita juga tidak menyuguhkan ketegasan dalam menulis, masih ada pula yang melakukan kesalahan dalam generic structure, referensi yang tidak dicantumkan dan masih banyak lubang yang harus diperbaiki dalam mengkritisi artikel ini.
Dalam mengkritisi sebuah teks, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu tentang teks dan konteks itu seperti apa. Bagaimana akan berpendapat apabila  belum dapat menciptakan konteks dari teks tersebut. Kita perlu memahami terlebih dahulu teks dan konteks agar dapat mendalami konteks apa yang akan kita ungkapkan. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Lehtonen ( 2000 ) teks itu ada dua dimensi, yaitu dimensi fisik (teks as physical being), dan dimensi semiotik (teks as semiotic being). Teks adalah bentuk fisik, tetapi mereka hadir dalam beberapa bentuk untuk menjadi semiotik. Teks berupa fisik yaitu ketika mereka mempunyai beberapa bentuk fisik yang jelas, seperti tinta, kertas, dan lain-lain. Secara semiotik, teks dapat diinterpretasikan ke dalam bentuk tulisan (writing), pidato (speech), picture, music, dan symbol lainnya. Keduanya menjadi satu kesatuan karena teks hanya akan menjadi simbol jika dia mempunyai bentuk fisiknya. Teks disebut juga sebagai objek yang dapat dianalisis dan di artikan secara bebas berdasarkan pada context, writer, dan reader. Dia memiliki struktur yang tersusun atas kata, klausa, dan kalimat yang terikat oleh grammatical. Berdasarkan teks sebagai objek, yang kemudian mempelajari komposisinya sebagai bahasa. Penulis menggunakannya sebagai bentuk dari penunjukkan kesadaran terhadap sistem atau peraturan untuk menciptakan teks (Hyland, 2009:8-9).
Dalam menulis critical review yang ke dua, mengenai artikel Howard Zinn ‘Speaking Truth To Power With Books’, ia mengungkapkan kekuatan dari sebuah teks atau tulisan yang mempunyai power luar biasa. Mampu mengubah kesadaran seseorang yang membacanya bahkan mengubah dunia karena pola pikirnya. Melalui teks juga dapat menemukan isu-isu atau fakta yang tidak diketahui sebelumnya. Teks juga dapat diartikan sebagai alat komunikasi bagi si penulis untuk disampaikan kepada pembaca mengenai apa yang ingin disampaikannya.
Selain teks, komponen lainnya yaitu konteks. Kontks juga disebut sebagai pemisah ‘backgrounds’ dari teks (di luar teks) yang membantu menambahkan informasi untuk mencapai meaning. Oleh karena itu kita harus memiliki pengetahuan (contextual knowledge) untuk memunculkannya. Konteks memiliki beberapa faktor yang penulis dan pembaca masukkan ke dalam proses informasi menuju meaning (Lehtonen, 2000:110 dan 114). Menurutnya, konteks mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.      substansi: materi fisik yang membawa atau relay teks
2.      musik dan gambar
3.       paralanguage: perilaku yang berarti bahasa yang menyertainya, seperti
kualitas suara, gerak tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan (dalam kecepatan), dan pilihan dari jenis huruf dan ukuran huruf (secara tertulis)
4.      Situasi: sifat dan hubungan objek dan orang-orang di sekitarnya
teks, seperti yang dirasakan oleh para peserta
5.      co-teks: teks yang mendahului atau mengikuti yang di bawah analisis, dan yang
peserta menilai untuk menjadi bagian wacana yang sama
6.      intertext: teks yang peserta anggap sebagai milik wacana lain,
tapi yang mereka persekutukan dengan teks di bawah pertimbangan, dan yang mempengaruhi interpretasi mereka
7.       peserta: niat dan interpretasi mereka, pengetahuan dan keyakinan,
sikap interpersonal, afiliasi dan perasaan.
8.      fungsi: teks apa dimaksudkan untuk melakukan oleh pengirim dan addressers, atau
dianggap dilakukan oleh penerima dan petutur
Halliday mengembangkan analisis konteks berdasarkan gagasan bahwa teks adalah hasil dari pilihan bahasa penulis dalam konteks situasi tertentu ( Malinowski , 1949) . Artinya, bahasa bervariasi sesuai dengan situasi di mana ia digunakan , sehingga jika kita meneliti teks kita dapat membuat dugaan tentang situasi, atau kita berada dalam situasi tertentu kita membuat pilihan linguistik tertentu berdasarkan yang situasi.
Dimensi konsep Halliday tentang konteks ( 1985)
a.    Field : Mengacu pada apa yang terjadi, jenis aksi sosial, atau tentang apa teks tersebut (topik bersama dengan bentuk-bentuk yang diharapkan secara sosial dan pola biasanya yang digunakan untuk mengekspresikan itu).
b. Tenor : Mengacu pada siapa yang mengambil bagian, peran dan hubungan peserta (status dan kekuasaan mereka, misalnya, yang pengaruh keterlibatan, formalitas dan kesopanan)
c.  Mode : Mengacu pada bagian mana bahasa yang dimainkan, apa yang peserta harapkan untuk melakukannya (apakah lisan atau tertulis, bagaimana informasi dibangun, dan sebagainya).
Dalam pembentukan makna perlu adanya partisipasi dari pembaca, dengan mengaktualisasikan teks tersebut. Makna tekstual adalah potensi yang mengaktualisasikan denga sumber daya kontekstual yang pembaca miliki dan bagaimana mereka menghasilkan rasa dalam teks yang mereka baca denagn mengandalkan sumber daya tersebut. Oleh karena itu, sangat tidak mungkin apabila teks dan konteks saling terpisah satu sama lain. Kita sering kali kesulitan menemukan konteks guna mendapatkan fakta-fakta sejarah yang signifikan dan bermakna, dan konteks tidak pernah secara pasti ditemukan. Konteks dikonstruksi untuk mengkontekstualkan fakta-fakta yang pada akhirnya harus diimajinasikan dan diciptakan
Cutting (2002:3) menyatakan bahwa ada tiga penafsiran utama mengenai aspek konteks:
a)    konteks situasional: apakah kita dapat mengetahui  apa yang bisa dilihat tentang sekitar kita
b)    latar belakang konteks pengetahuan: apakah kita mengetahui tentang dunia, apa yang kita tahu dalam aspek kehidupan, dan apa yang kita tahu tentang satu sama lain
c)    co-tekstual konteks: apakah kita mengetahui tentang apa yang sudah kita katakan
Selain teks dan konteks, Menurut Ken Hyland (2000)/44-7 ada beberapa kunci lain yang mendominasi pemahaman penulis saat menulis, yaitu:
*    Literasi
Menulis dan membaca merupakan tindakan keaksaraan. Bagaimana kita menggunakan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari . Konsepsi modern keaksaraan mendorong kita untuk melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak yang dipisahkan dari orang dan tempat di mana mereka menggunakan teks. Scribner dan Cole (1981:236) mengatakan: melek tidak hanya mengetahui cara membaca dan menulis naskah tertentu, tetapi menerapkan pengetahuan untuk tujuan tertentu dalam konteks tertentu pula. Ini perlu dipertimbangkan peran literasi  karena membantu kita untuk memahami melalui praktik rutin menulis dan membaca.
Pandangan sosial dari literasi menurut Barton ( 2007: 34-5 )
1)  Literasi adalah kegiatan sosial dan jauh lebih baik dijelaskan dalam praktik literasi orang.
2) Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan dengan berbagai domain kehidupan.
3) Praktik literasi masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas, sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa literasi.
4) Praktik litersai berpola oleh lembaga-lembaga sosial dan hubungan litersi, dan beberapa kemahiran yang lebih dominan , terlihat dan berpengaruh daripada yang lain.
5) Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk mewakili dunia kepada orang lain dan diri kita sendiri.
6) Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan literasi membantu tindakan kita untuk komunikasi .
7) Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa litersi dari mana kita belajar dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini.
8) Sebuah peristiwa litersi juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan arus praktek.
*    Budaya
Menurut (Lantolf, 1999) dapat dipahami bahwa budaya sebagai historis yang ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia. Akibatnya, bahasa dan pembelajaran dikepung oleh budaya (Kramsch, 1993). Hal ini sebagian karena nilai-nilai budaya kita tercermin dan dilakukan melalui bahasa, tetapi juga karena budaya tersedia bagi kita untuk diambil dengan cara tertentu untuk diberikan pengorganisiran persepsi dan harapan, termasuk yang kita gunakan untuk belajar dan berkomunikasi secara tertulis. Dalam menulis penelitian dan pengajaran, ini adalah wilayah retorika kontrastif
*    Teknologi
Pada zaman sekarang, teknologi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari tidak lepas darinya. Bukan hanya sekedar trend, tetapi teknologi sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Semakin hari teknologi kian berganti dan perkembangannya sangat pesat. Komunikasi menjadi mudah di perjual belikan seperti gadjet. Didalam dunia kebahasaan dan literasi teknologi memiliki andil besar dalam kemajuannya. Menulis sekarang dipermudah dengan munculnya buah dari teknologi tersebut seperti internet. Di internet bermunculan karya litertur membuktikan ketajaman internet tersebut dalam menyajikan karya literatur.
Berikut adalah pengaruh teknologi elektronik pada penulisan:
·         Mengubah, menciptakan , mengedit , proofreading dan format proses
·          Kombinasikan teks tertulis dengan media visual dan audio lebih mudah
·         Tantangan pemikiran tradisional tentang kepenulisan , wewenang dan intelektual
·          Mengizinkan penulis akses ke informasi lebih lanjut dan untuk menghubungkan informasi dengan cara baru.
·         Mengubah hubungan antara penulis dan pembaca sebagai pembaca bisa juga 'menulis kembali '
·         Memperluas berbagai genre dan peluang untuk mencapai yang lebih luas
·          Memperkenalkan kemungkinan untuk membangun dan memproyeksikan identitas sosial yang baru
·          Memfasilitasi masuk ke komunitas wacana online
·          Meningkatkan marginalisasi penulis yang terisolasi dari menulis teknologi  baru.
*    Genre
Genre adalah hubungan fungsional antara jenis teks dan situasi retoris. Genre bukanlah jenis teks maupun situasi, melainkan hubungan fungsional antara jenis teks dan jenis situasi. Dasar pemikiran genre membantu membentuk cara terstruktur dan pilihan dari isi dan gaya itu membuat tersedia . Ini adalah pandangan dari bahasa termotivasi oleh aplikasi pedagogis dan deskripsi yang berbeda genre telah banyak digunakan dalam metode dan bahan untuk universitas mahasiswa dan profesional (misalnya Hyland, 2003; Johns, 1997; Sengkedan dan Feak, 2004).
*    Identitas
Identitas memang hal yang penting dalam setiap penulisan. Dimana identitas sebagai alat ukur mengetahui  kelihaian seseorang dalam menulis. Identitas dan menulis sangat ada hubungan yang dekat bahkan tidak bisa dipisahkan. Dimana dalam setiap penulisan identitas harus dicantumkan, jika penulisan tidak ada identitas bisa-bisa tulisan kita di cap oleh orang lain. Etika kita dalam menulis pun harus mencantumkan identitas kita dalam penulisannya. Identitas perlu dibedakan dari gagasan suara dalam literatur ekspresif. Voice adalah ide yang kompleks dengan berbagai makna dan konotasi, tapi pada dasarnya mengacu pada penulis dis-signature tinctive, cap individu bahwa ia meninggalkan teks (Elbow, 1994).
Dengan memahami kunci-kunci yang dominan dalam pemahaman menulis, baru kita dapat menulis secara akademis ataupun dalam mengkritisi sebuah wacana. Apabila minggu lalu kita sendiri kurang memahami dari teks dan konteks itu seperti apa, maka bagaimana akan membangun paragraph yang baik dan ide yang bagus kalau saja belum memahai benar teks dan konteksnya apa. Setelah mengetahui kesalahan kita dalam menulis critical review, semoga dapat memperbaiki lagi dan lagi dari kesalahan tersebut.

0 comments:

Post a Comment