Saturday, March 1, 2014

11:44 PM


Ketika berbicara mengenai kebenaran, kita harus mengetahui ihwal seluk beluk permasalahan yang sebenarnya. Kebenaran dihasilkan melalui proses kritis yakni mencari sumber-sumber informasi yang akurat beserta pendapat para ahli. Suatu fakta dapat terbukti jika berorientasikan pada membaca yang baik dan benar akan terciptanya pemahaman yang benar pula dimana seseorang yang membaca sebuah artikel sejarah yang berisikan tentang informasi penting mengenai asal usul sebuah sejarah dituntut untuk bersifat kritis.
      Suatu kebenaran tersebut adalah salah satu yang mengungkapkan bahwa lamanya dalam mengatasi hal tentang kebenaran tersebut, kebencian yang menghancurkan, apa yang telah di peroleh harus lebih kuat untuk di pertahankan, akan tetapi apa yang diperoleh oleh kebencian yang akan  membuktikan beban untuk kebenaran tersebut dalam mengungkapakan masalah yang ada. "The People Speak" (Rakyat Bicara), pada tahun 2009. Cerita dalam buku ini dirilis sebagai tayangan yang mengungkapkan History Channel. Adapun pengisi narasi film documenter dalam biography Dr. Zinn pada tahun 2004 : "Howard Zinn: You Can't Be Neutral on a Moving Train. (Howard Zinn: Kau tak Bisa Netral terhadap Kereta yang sedang Bergerak)". Say Damon.
Driscol dengan "berbicara kebenaran pada kekuasaan" memiliki asala-usul dalam fasifisme anti-perang, dan hal ini dilontarkan oleh Intrigue dengan persetujuan beliau.  Jadi, berbicara kebenaran pada kekuasaan bukan tentang bijaksana-retak di Comedy Central atau komentar khusus atau teater jalanan. Ini adalah perubahan mendasar dalam cara kita semua berpikir tentang kekerasan dan bagaimana untuk menolaknya. Berbicara kebenaran kekuasaan adalah komitmen untuk perdamaian yang harus memanifestasikan dirinya dalam segala sesuatu yang kita lakukan.
Reader conscious  merupakan suatu kesadaran membaca, hal ini terbukti dalam beberapa artikel menyebutkan, sebagai pembaca yang baik dengan bagaimana dia merasakan dan memahami, ihwal ini terbukti dengan adanya kesadaran dalam membaca itu sangat penting. Dengan membaca, seseorang akan dapat mengetahui bahkan menemukan realita atau fenomena kehidupan. seseorang tahu tidak hanya dari mendengar saja, melainkan harus Tahu fakta, yakni dengan cara membaca teks. Dan ketika berbicara kebenaran melalui buku sebagai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya atau valid ( referensi yang jelas )
      Howard zinn, sejarawan universitas boston dan aktivis politik, yang sejak awal telah menjadi oposisi terhadap keterlibatan Amerika di Vietnam dan kritikus terkemuka terhadap Rektor universtas boston, John Silber, meninggal karena serangan jantung hari ini di Santa Monica, Calfornia, saat sedang dalam perjalanan, demikian keterangan keluarganya. Ia meninggal pada usia 87 tahun. Beliau menulis buku dalam oto-baografinya yang berjudul "You Can't Be Neutral on a Moving Train" (Kau Tak Bisa Netral terhadap Kereta yang Bergerak) (1994), "Sejak awal, apa yang aku ajarkan dimaknai juga oleh sejarah hidupku. Aku harus mencoba selalu jujur terhadap pandangan-pandangan yang berbeda, tapi aku ingin lebih dari sekadar mengajarkan obyektivitas, aku ingin mahasiswa-mahasiswaku meninggalkan kelas bukan saja sekadar mendapatkan informasi yang lebih baik, tapi lebih siap menghancurkan kebisuan, lebih siap untuk berbicara, lebih siap bertindak melawan ketidakadilan di mana pun mereka temukan itu. Hal tersebut di simpulkan bahwa tulisan ini untuk menunjang permasalahan yang ada saat itu.
     Seorang pendidik asal Prancis Louis Braille, terkenal karena berhasil mengembangkan sebuah bentuk praktis untuk menulis dan mencetak. desain untuk multifungsii tentara berperang, khususnya saat menyampaikan intruksi rahasia. Dalam hal ini untuk memulihkan komando tersebut dengan Speak Truth to Power, sebuah frasa yang di ciptakan oleh Quaker selama di pertengahan 1950-an. Itu sebuah panggilan bagi Amerika Serikat untuk berdiri teguh melawan fasisme dan itu adalah bentuk dari totalitarianism, yang merupakan frasa yang membuat bingung hak politik. Para pendiri Amerika Serikat mempertaruhkan nyawa mereka untuk berbicara dengan menguak kebenaran berkuasa Raja George. Itu adalah sebuah pelawanan yang sangat berani, meskipun lebih di cemooh.
     Singkat cerita untuk memulihkan komando kebenaran menjadi arah pedoman untuk kehidupan, mau tidak mau seseorang harus mempunyai pedoman dalam tindakan atau perilaku didalam kehidupannya, seperti pembahasan di atas dengan Speak Truth to Power. Hal ini didapat melalui sebuah pendidikan dan pengalaman dalam perkembangan kehidupan dari anak sampai dewasa, agar menuntun dengan baik yang akan merubah pedoman kehidupan yang akan dilalui dari waktu-kewaktu dalam pergolakan pemikiran. Pedoman Kebenaran kadang membawa kehidupan yang menyenangkan dan kadang menyusahkan diri dari orang disekitar kita.
    Meskipun demikian, makna ungkapan telah bermetafosis, mereka yang berwenang tidak ingin mendengar pembicaraan tentang kebenaran berkuasa. Bisakah kita berhasil mengungkapkan kebenaran kepada kekuasaan? Saya punya keraguan. Sebagai Driscoll menunjukkan terlalu sering orang-orang yang akan berbicara kebenaran yang berkuasa akan memiliki kekuatan. Selain itu, mereka tidak selalu berbicara kebenaran, kata-kata mereka bisa sophistries hanya dirancang untuk memanipulasi saja.
    Bicara tentang Kebenaran to Power, diambil dari Eighteenth Century Friends , menunjukkan upaya yang dilakukan untuk berbicara dari iman Quaker, karena iman ini dipahami oleh orang-orang untuk mempersiapkan studi ini. Iman berbicara dengan kekuasaan dalam tiga arti :
•    Untuk mereka yang memegang tempat yang tinggi dalam kehidupan nasional kita dan memikul tanggung jawab yang mengerikan membuat keputusan untuk perang atau damai.
•    Untuk orang-orang Amerika yang merupakan reservoir akhir dari kekuasaan di negara ini dan yang nilai-nilai dan harapan yang ditetapkan batas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan.
•    Untuk ide Power itu sendiri, dan dampaknya terhadap kehidupan Twentieth Century.
.
     Terdapat sejumlah cara di mana buku dapat mengubah kesadaran. Mereka dapat memperkenalkan sebuah ide yang pembaca tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Dan kebenaran nurani adalah kita akan mendapatkan ide-ide murni yang bukan berasal dari ingatan dalam pikiran sadar. Hanya saja kesadaran membawa kita lebih alami dengan pikirang yang murni membuat kita semakin yakin dengan kebenaran tersebut. Saya sangat searah dengan pembicaraan dalam buku “Antropology off Shelf” bahwa kita akan menemukan era dimana tulisan-tulisan muncul dan kesadaran masyarakat dibesarkan dan kebijakan yang berubah, setelah puluhan tahun yang lalu. Dalam jangka panjang antara menulis dan mengubah kesadaran, antara menulis dan aktivisme yang akan  mempengaruhi kebijakan public tentunya.
 Jangan percaya dengan cepat, akan lebih baiknya kita berfikir ulang dalam berbicara tentang sebuah kebenaran, dalam of power tersebut alih-alih itu termasuk pasif dengan dikuatkan dengan referensi yang berbeda tentunya untuk kesadaran pembaca. Kita bisa lihat contohnya dalam sebuah penceramah yang dibicarakan tentunya tidak hanya obrolan biasa, tapi lebih di perkuat jawaban atau ucapan beliau dengan sebuah referensi lain untuk membandingka sebuah kenyataan dan pernyataan. 
Roland Barthes, seorang filsuf dan kritikus sastra dari Perancis, berkata ketika sebuah pikiran telah dituangkan ke dalam buku, maka yang terjadi kemudian penulisnya telah mati. Kematian sang penulis, menurut Roland Barthes, selalu diikuti dengan kelahiran pembaca. Hal ini berarti saat karya telah dituangkan dalam buku, buku itu memiliki kehidupannya sendiri di tangan pembaca. Buku itu tidak lagi terbelenggu dengan tirani penulis. Pada saat membaca suatu karya, dia bebas terbang ke mana saja, menembus dinding tebal gagasan penulis, serta melampaui ‘kejeniusan’ penulis itu sendiri. Dengan kata lain, matinya penulis diikuti dengan kebangkitan pembaca untuk berpartisipasi menghasilkan pluralitas makna dalam teks. Itu semua kesadaran yang didasari dari pembaca itu sendiri.
 Pemberitahuan dengan memberi proses menyadari sendiri, sebagai pembaca dia itu mengetahui sesuatu tetapi dia membuat judgesmennya dengan member tahu mereka sendiri sadar akan itu. Dapat kita ambil dengan dihubungkannya dengan sebuah theme, people simple, kesadaran membaca dengan berbicara untuk diperkuat dari pengetahuan dalam buku. Jika orang itu sudah membaca bukunya, dia itu akan bakal tau  dengan kebenarannya. Bahwasannya membaca buku adalah perspektif yang kita alami, bisa mungkin memutar balik sejarak menguasai teks.
 Mayoritas orang lebih Cenderung membenarkan apa yang hanya mereka dengar dari kiai, pendeta atau petinggi ( pemerintah), padahal realitanya untuk membuktikan fakta tersebut kita juga harus membaca. Tidak hanya langsung melahap mentah-mentah konsep pembicaraan yang sudah terbangun tersebut, kita harus mengkonsep ulang dengan cara mengkritisi serta harus mencari referensi lain ( fakta dan bukti ) mengenai hal yang sedang dibicarakan tersebut. Kita juga bisa mengumumkan kebenaran dalam buku yang kita baca itu.
  Definisi literasi selalu berevolusi untuk membuktikan kebenaran sesuai dengan tantangan pada zamanya. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, kini literasi pada zaman sekarang literasi adalah praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik. Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigm baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajarannya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti literasi computer, literasi virtual, literasi matematika, literasi IPA, dan lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Dalam perkembangannya literasi terus berevolusi, makna dan rujukannya semakin meluas dan kompleks. Sedangkan rujukan linguistic dan sastra relative konstan. Cenderung mengubah kepercayaan suatu bukti.
     Hal ini dalam buku “Sejarah Rakyat Amerika Serikat” keluar, sebelum mengarah ke pokok masalah kini akan dijelaskan tentang : Kita semua tahu siapa Christopher Columbus. Dia adalah seorang penjelajah yang berlayar untuk menemukan India pada 1492. Harapan dan tujuan tidak berhasil saat ia melintasi Samudera Atlantik dan menemukan dunia baru. Fakta Christopher Columbus (lahir 30 Oktober 1451 – meninggal 20 Mei 1506 pada umur 54 tahun) adalah beliau seorang penjelajah dan pedagang yang menyeberangi Samudra Atlantik hingga sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492 di bawah bendera Castilian Spanyol. Ia melihat dan mempercayai bahwa Bumi berbentuk bola kecil, dan beranggap sebuah kapal dapat sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.
 Kritik pedas ditujukan Howard Zinn pada Samuel Elliot Morrison, beliau adalah seorang sejarawan Harvard yang terletak pada buku yang berjudul Christoper Columbus, Mariner. Benar, Morison tak sedikitpun berbohong soal kekejaman Columbus. Ia bahkan menyebut sang pelaut telah melakukan genosida pada Indian Arawaks. Namun, Zinn menulis, fakta yang tertera di satu halaman ini kemudian ia kubur dalam ratusan halaman lain yang mengagungkan kebesaran sang pelaut. Keputusan untuk lebih menceritakan sebuah heroisme dan abai pada penekanan fakta pembantaian masal yang terjadi pada suku Indian Arawaks bukanlah sebuah kebutuhan teknis ala pembuat peta, namun murni pilihan ideologis. Sebuah pilihan ideologis untuk menjustifikasi apa yang telah terjadi, pungkas Zinn.
 Kisah lain dalam menguak sebuah kebenaran, yaitu pada suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang bersama Ali bin Abu Thalib dan beberapa sahabat lain, datanglah seseorang dari kabilah Bani Amir bernama Ghassan bin Malik. Ia nampak datang dari jauh dengan menggunakan untanya. Sesampainya di Makkah, ia bertanya, “Manakah yang bernama Muhammad?” Salah seorang sahabat kemudian menunjukan ia kepada Rasulullah SAW. Kemudian Ghassan berkata kepada beliau, “Maukah engkau menyampaikan semua perintah Tuhanmu atau aku yang menyampaikan perintah berhalaku?” Rasulullah SAW menjawab, “Aku yang akan menyampaikan perintah Tuhanku.” Beliau kemudian menyampaikan semua wahyu dan perintah Allah kepadanya. Demikian penuturan Ghassan untuk mengungkapakan sebuah kebenaran.
 Buku memiliki peran penting bagi peradaban umat manusia. Berbagai perubahan sosial besar di dunia ini banyak bermula dari hadirnya sebuah buku. Dalam setiap buku seringkali terdapat sejumlah pikiran cerdas yang kemudian bisa mempengaruhi cara berpikir dalam masyarakat tertentu. Ungkapan “buku dapat merubah dunia”  memang benar adanya karena buku merupakan cakrawala dunia, dari bukulah kita mempelajari segala sesuatu dan buku juga dapat merubah pola pikir seseorang.
Buku memiliki kekuatan yang amat dahsyat untuk mengendalikan dunia, buku juga menjadi pintu gerbang yang membawa kita memasuki dunia baru dan menyadarkan kita siapa diri kita yang sesungguhnya sejak dunia dijadikan. Semua peristiwa terangkai indah dari zaman manusia prasejarah sampai manusia modern tertuang di dalamnya. Walaupun wujudnya sederhana yang hanya berisi lembaran kertas tergores tinta, namun buku bisa menyampaikan banyak hal, pesan para penulis kepada pembacanya.
Buku adalah sumber ilmu, inspirator dan motivator yang kokoh, mengajari banyak hal, sanggup merubah manusia dan dunia. Ketika kita membuka sebuah buka, kita telah membentangkan cakrawala luas dan membuka diri kita untuk sebuah dunia baru yang sebelumnya tidak terpikirkan ataupun terlintas di benak kita. Buku akan lebih berharga dari apapun, sanggup membentuk siapapun, mampu menampung sejarah panjang manusia, bumi beserta isinya dan juga tentang sang pencipta. Dengan terbiasa membaca buku, hal tersebut dapat mencerdaskan anak bangsa dan membangun negara. Sebuah bangsa yang maju akan mengakui bahwa bukulah guru yang terbaik, yang menjadikan kita seperti hari ini.
Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, telah membuat sejumlah kalangan memandang buku dengan sebelah mata. Secanggih apapun dunia ini, buku harus tetap mendapatkan tempatnya di hati kita. Teknologi digital juga mempunyai kekurangan walaupun sekilas tampak begitu hebat namun tidak akan bisa menjanjikan sepenuhnya bisa di wariskan ke generasi penerus kita. Lembaran kertas yang tergores tinta akan tetap bertahan dan akan terus menceritakan kisah dunia turun-temurun. Melihat peran penting buku bagi peradaban manusia, UNESCO menetapkan bahwa tanggal 23 April adalah hari buku sedunia. Dunia akan selalu ada di genggaman kita apabila kita membudayakan membaca dan menambah khazanah ilmu pengetahuan.
Ada banyak sekali keuntungan ketika kita membaca, bahkan menemukan realita atau fenomena kehidupan. Dahsyatnya sebuah buku yang bisa mempengaruhi fikiran banyak orang.  Hal ini sangat cocok dengan pepatah “dengan satu otak bisa merubah dunia”. Karena memang sangat benar buku adalah alat yang bisa membuat banyak otak terpengaruh. Selama ini kita hanya duduk dan mendengarkan dosen bercerita panjang lebar tentang dunia, kita hanya bisa terpukau karena dosen tersebut terlihat seperti seseorang yang sangat jenius, yag mengetahui segalanya, dan anehnya kita percaya tanpa sedikitpun rasa ragu. Kita beranggapan kalau semua ucapa dosen itu benar, padahal kita masih belum tahu apakah yang dosen katakan adalah sebuah fakta. Selama ini kita lebih senang mendengarkan daripada membaca, padahal dengan membaca kita akan lebih tahu fakta yang sesungguhnya. Tetapi ketika kita sudah beranggapan kalau buku adalah sebuah fakta, sebagian orang membuat buku dengan fakta yang sengaja disembunyikan seperti contoh Christoper Columbus. Ketika penulis menyembunyikan sejarah, banyak efek yang akan ditimbulkan, dan efek yang besar akan dialami oleh dunia pendidikan, karena dalam dunia pendidikan semua sejarah akan dibicarakan.
Howard Zinn dalam bukunya yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books” mencoba membongkar suatu kebenaran yang ditutupi oleh topeng malaikat. Zinn akan memulai dengan memperkenalkan isu yang paling penting dari semua yang berkaitan dengan menulis. Ia bertanya, apa gunanya menulis bagi dunia ini? Apa efek yang dimilikinya? Apakah menulis dapat membantu mengubah dunia?
Seorang penulis sebelum memulai membuat suatu tulisan harus memiliki suatu keputusan yaitu: mengapa aku harus menulis? Apakah menulis dapat membantu seseorang ataukah hanya untuk meningkatkan kepropesionalan diri kita, atau hanya untuk memperoleh buku yang diterbitkan?
Zinn berpikir bahwa kita dapat menemukan era di mana tulisan-tulisan muncul dan kesadaran masyarakat dibesarkan dan kebijakan akan berubah setelah puluhan tahun berlalu. Menurut pendapatnya bahwa umur berkisar 15, 16, dan 17  memiliki efek yang sangat kuat ketika membaca buku-buku tertentu.
   Di dunia ini ada buku yang benar-benar akan mempengaruhi pola pikir kita, yang akan mengubah hidup kita. Pertanyaannya adalah bagaimana membuat suatu hubungan antara bagaimana para penulis mempengaruhi kita, dan apa yang kemudian kita lakukan, lantas koneksinya antara apa yang akan kita lakukan dan apa yang akan orang lain lakukan, selanjutnya apa hubungan dari apa yang orang lain lakukan dengan apa yang akan terjadi di dunia.
   Jadi pada dasarnya kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dengan dunia ini jika kita terus berdiam diri tanpa mau memulai untuk terjun dalam lintasan yang sangat membingungkan ini.


Menilik dari uraian kata diatas dapat disimpulkan bahwa Wacana tersebut menekankan tentang kesadaran pembaca (People Consciousness). Contohnya seorang Colombus yang dianggap seseorang yang pertama kali menemukan benua Amerika. Tetapi disisi lain, ada yang berpendapat bahwa Colombus bukanlah seorang pahlawan tetapi pembunuh yang kejam bagaimana ketika beliau membunuh suku kulit hitam seperti suku Indian di Amerika dan beliau adalah orang yang tamak. Buku juga bisa menimbulkan powerful reader. Dimana Howard zinn beranggapan bahwa Colombus itu seorang Komunis. Contoh seorang pendeta atau kiai yang berceramah dan memberikan fatwa kepada jamaahnya biasanya seseorang tersebut langsung percaya 100 persen ditelaan mentah-mentah menajastifikasi secara tekstual tanpa adanya proses kritisisasi. Tetapi kita harus survey melalui media membaca buku. Sebagai seorang pembaca yang baik (qualified reader) kita harus kritis dan mencari kebenaran serta fakta-fakta yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, Speaking bukan hanya verbal atau penyampaian melalui lisan tetapi lebih ke speaking writing. Jadi ketika suara diprodusi itu akan langsung hilang dengan sendirinya tanpa berbekas maka dari itu untuk mengingatnya kita harus menulis ilmu tersebut. Esensi dari kebenaran yaitu suatu ilmu dikatakan benar jika terdapat referensi yang jelas. Cntohnya ketika seorang ustadz sedang berceramah dan menjawab pertanyaan bukan hanya menguasai ilmu pada zaman sekarang tapi juga harus mempunyai basic ilmu terdahulu. Kita sebagai pembaca yang sadar akan pentingnya membaca (Consider Rider)  bukan hanya mendengarkan saja sebuah informasi yang diterima tetapi mencari bukti melalui media literasi yakni membaca sebagai media penguat argumentasi atau pendapat untuk mengkritisi sebuah artikel, jurnal ataupun pendapat.

0 comments:

Post a Comment