Saturday, March 1, 2014

11:53 PM
1

PEMIKIRAN HOWARD ZINN

"Even when we don't "win," there is fun and fulfillment in the fact that we have been involved, with other good people, in something worthwhile. We need hope. .....To be hopeful in bad times is not just foolishly romantic. It is based on the fact that human history is a history not only of cruelty but also of compassion, sacrifice, courage, kindness."

(The Optimism of Uncertainty By Howard Zinn, September 2, 2004)
"Meski kita tidak 'menang,' kita masih punya ria kegembiraan dan hasrat yang terkabul, pada hakikatnya kita telah bersama-sama dengan orang2 baik lainnya, melakukan sesuatu yang cukup bermakna. Kita perlukan harapan. Untuk memiliki harapan pada waktu sebegini teruk, bukanlah hanya sekadar romantika tolol. Ia berasaskan fakta sejarah bahawa sejarah manusia bukanlah hanya sejarah kekejaman tetapi juga sejarah belas kasihan, pengorbanan, keberanian dan mulia kebaikan."[1]


Dengan membaca, kita bisa menemukan realita kehidupan yang sebenarnya, Dengan membaca pula kita akan mengenal fenomena atau gejala. Karena Pada dasarnya orang yang menguasai teks ( baca-tulis ) itu mampu memanipulasi atau memutarbalikkan sejarah. Contohnya jika sekarang kita tidak membaca dari berbagai sumber yang berkaitan itu akan hanya mendapatkan pemahaman yang tidak sesuai fakta karena dalam era informasi saat ini media dan tulisan bersifat subjektif tidak general atau objektif maka diperlukannya pemahaman yang menyeluruh bukan hanya berdasarkan pemahaman yang kita lihat dari satu sisi saja. Oelh karena itu ketika kita dapat mempengaruhi orang lain dengan pendapat kita melalui tulisan yang kita tulis atau text yang kita kemukakan. Disini saya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai pemikiran Dr. Howard zinn mengenai pemikiran seseorang dan pendapat atau opini seseorang dapat merupah pemikiran orang lain bahkan dapat juga memutarbalikkan fakta yang ada meskipun itu adalah termasuk sejarah. Itu dapat terjaidi karena banyak sekali orang yang mudah percaya dengan pendapat yang belum jelas referensinya dan asalnya darimana.


Menguasai teks dapat memanipulasi atau memutar-balikkan sejarah ( dunia )
Menurut Howard zinn bahwa realitanya Colombus itu bukanlah pahlawan. dia adalah orang yang berfaham komunis. Dia juga bukan penemu benua amerika.. dia adalah penjahat, orang yang serakah, pembunuh, penindas kelompok ras hitam yang ada di benua amerika
Mayoritas orang lebih Cenderung membenarkan apa yang hanya mereka dengar dari kiai, pendeta atau petinggi ( pemerintah), padahal realitanya untuk membuktikan fakta tersebut kita juga harus membaca. Tidak hanya langsung melahap mentah-mentah konsep pembicaraan yang sudah terbangun tersebut, kita harus mengkonsep ulang dengan cara mengkritisi serta harus mencari referensi lain ( fakta dan bukti ) mengenai hal yang sedang dibicarakan tersebut. Berbicara kebenaran melalui buku sebagai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya atau sah ( referensi yang jelas ).

Howard zinn
Howard zinn, sejarawan universitas boston dan aktivis politik, yang sejak awal telah menjadi oposisi terhadap keterlibatan Amerika di Vietnam dan kritikus terkemuka terhadap Rektor universtas boston, John Silber, meninggal karena serangan jantung hari ini di Santa Monica, Calfornia, saat sedang dalam perjalanan, demikian keterangan keluarganya. Ia meninggal pada usia 87 tahun. "Tulisan-tulisannya telah merubah kesadaran satu generasi, dan membantu membuka jalan baru dalam memahami serta memberikan makna yang penting bagi hidup kita," demikian menurut Noam Chomsky, aktivis sayap-kiri dan dosen di MIT. "Saat aksi telah diserukan, seseorang haruslah yakin berada di garis depan, memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan dan kepercayaan."
Bagi Dr. Zinn, aktivisme merupakan pembongkaran alamiah saja bagi pembaruan sejarah yang dia ajarkan. Ia menulis buku yang sangat terkenal, "Sejarah Rakyat Amerika" (1980), yang mengunggulkan rakyat sebagai pahlawan ketimbang bapak-bapak pendiri bangsa--yang sebagian besar adalah para pemilik budak, yang sangat terikat erat pada kemapanan, sebagaimana sering dengan segera dikatakan oleh Dr.Zinn--atau pahlawannya adalah kaum tani yang melakukan Pemberontakan Shay dan para aktivis serikat buruh pada tahun 1930-an.
Sebagaimna ia menuliskannya dalam oto-baografinya, "You Can't Be Neutral on a Moving Train" (Kau Tak Bisa Netral terhadap Kereta yang Bergerak) (1994), "Sejak awal, apa yang aku ajarkan dimaknai juga oleh sejarah hidupku. Aku harus mencoba selalu jujur terhadap pandangan-pandangan yang berbeda, tapi aku ingin lebih dari sekadar mengajarkan 'obyektivitas'; aku ingin mahasiswa-mahasiswaku meninggalkan kelas bukan saja sekadar mendapatkan informasi yang lebih baik, tapi lebih siap menghancurkan kebisuan, lebih siap untuk berbicara, lebih siap bertindak melawan ketidakadilan di mana pun mereka temukan itu. Hal tersebut, tentunya, merupakan resep untuk mengatasi berbagai masalah."
Benar, itulah resep yang menyebabkan kebencian antara Dr. Zinn dan Dr. Silber. Dr. Zinn lah yang dua kali mendorong pemungutan suara untuk menghentikan rektor Universitas Boston, yang menyebabkan dr. Zinn dituduh sebagai penghasut (tuduhan yang dengan segera dicabut kembali) dan dijadikan acuan sebagai contoh dari dosen yang "meracuni sumur dunia akedemik".
Dr, zinn adalah wakil ketua komite pemogokan saat dosen-dosen Universitas Boston meninggalan sidang akedemik. Saat pemogokan telah dilancarkan, dia dan 4 koleganya dituduh melanggar kontrak ketika mereka menolak menghentikan pemogokan para sekretaris. Tapi tuduhan terhadap "Sang lima dari Universitas Bosoton" akhirnya dibatalkan.
Dr. Zinn lahir di kota New York, 24 Agustus, 1922, anak dari keluarga imigran Yahudi, edward Zinn, seorang pelayan, dan Jennie (Rabinowitz) Zinn, ibu rumah tangga. Ia murid sekolah negeri New York dan bekerja di Brooklyn Navy Yard , sebelum bergabung di Angkatan Udara selama perang Dunia II. Ia bekerja sebagai pembom di Angkatan Udara Divisi ke-18, dan dia "dianugerahi" tanda jasa dan pangkatnya naik menjadi letnan dua.
Setelah perang, Dr. Zinn bekerja serabutan hingga akhirnya mendaftarkan diri ke Universitas New York dalam usia 27 tahun. Ia, yang menikahi Roslyn Shechter pada tahu 1944, bekerja sebagai supir truk angkutan gudang untuk membiayai kuliahnya. Ia menerima gelar sarjana mudanya dari uiversitas New York, kemudian mendaftarkan diri pada program S1 dan doktoral bidang sejarah di Universitas Colombia.
Dr Zinn adalah instruktur di Upsala College dan dosen di Brooklyn College sebelum bergabung di fakultas Spelman College di Atlanta, pada tahun1956. Dia juga bekerja untuk lembaga penelitian sejarah perempuan kulit hitam sebagai ketua departemen sejarah. Di antara muridnya adalah novelis Alice Walker, yang menyebutnya sebagai "guru terbaik yang pernah ia miliki," dan juga Marian Wright Edelman, yang kemudian menjadi ketua lembaga bantuan pendanaan untuk anak-anak.
Selama saat-saat tersebut, dr. Zinn begitu aktif dala gerakan hak-hak sipil. Ia bekerja sebagai komite eksekutif pada Komite Koordinasi Mahsiswa Anti-kekerasan, organisasi yang paling progresif pada saat itu, dan ia juga terlibat dalam berbagai demonstrasi.
Dr. Zinn kemudian menjadi dosen pembantu dalam bidang ilmu politik Universitas Boston pada tahun 1964 dan menjadi dosen penuh pada tahun 1966.
Aktivisme yang paling menjadi fokusnya adalah menentang perang Vietnam. Dr. Zinn, tak terhitung bayaknya, berbicara pada berbagai aktivitas protes, dan mendapatkan perhatian nasional ketika dia, dengan beberapa aktivis anti-perang terkemuka, seperti pendeta Daniel Berrigan, pergi ke Hanoi pada tahun 1968 untuk menerima pengembalian tentara-tentara amerika yang ditahan Vietnam Utara.
Zinn dikenali sebagai antara orang terawal yang menentang perang Vietnam. Dia seorang sejarawan yang sentiasa mencabar status quo. Bukunya, A people history of United States of America melihat sejarah A.S dari sudut kiri. Zinn menganggap Christopher Columbus dan gerombolannya itu telah melakukan genocide (pembunuhan yang melenyapkan suatu bangsa atau kaum). Sejarah A.S menurut Zinn adalah sejarah orang-orang kecil, bukannya sejarah para presidennya dari Andrew Jackson hinggalah ke Franklin Rooseevelt. Zinn melihat sejarah A.S sebagai sejarah perlawanan perhambaan, hak orang asal Red Indian, watak-watak kaum buruh, gerakan hak2 sivil dan politik warga A.S, feminis dan wira2 perlawanan anti perang.
Zinn, seorang Yahudi yang jelas pendirian Anti Israel dan Anti Zionisnya. Sebab itulah kita di Malaysia ini tidak boleh melihat konflik Palestin dan Israel sebagai konflik bangsa Arab dan Yahudi atau perseteruan Islam dan bukan Islam.
Hampir keseluruhan karya2 akademiknya, wawancara, tulisan atau syarahannya (nak tahu lebih lanjut sila google) mengkritik pentabiran A.S sebagai empayar, industri perang Amerika dan dasar imperialisme A.S sejak dari Vietnam, Panama, Granada, Palestin hinggalah ke Afghanistan dan Iraq.
Howard Zinn meninggal dunia dalam usia 87 tahun.[2]


Buku mengoperasikan mengubah kesadaran seseorang
Manusia merupakan mahluk unik yang diberi akal. Tiap manusia memiliki pemikiran sendiri-sendiri atas apa yang dialaminya, pemikiran atau pola pikir manusia tidak terbentuk begitu saja. Manusia banyak mengalami proses yang mempengaruhi pemikirannya, entah itu dari lingkungan keluarga, kehidupan sehari-hari dll. Dari sekian banyak proses saya rasa buku merupakan sebuah proses paling cepat dalam membentuk sebuah pola pikir manusia.[3]
Coba saja baca buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, otobiografi Bung Karno yang dituliskan oleh Cindy Adams. Setelah membaca buku tersebut banyak pro dan kontra yang lahir, karena memang pola pikir manusia tidak selamanya akan dapat berjalan beriringan, terkadang saling bertentangan. Disitulah uniknya perbedaan. Dari satu buku tersebut mindset seseorang dapat langsung berubah, meniru beberapa mindset  Bung Karno yang cocok untuk diterapkan pada dirinya sendiri, namun tidak menutup kemungkinan juga merubah sebagian besar mindset seseorang untuk berusaha meniru semua pola pikir yang tertera dalam buku tersebut.
Apalagi kini sudah banyak bertebaran toko buku, meski belum merata hingga ke pelosok, namun setidaknya buku sudah semakin mudah didapat dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu. Kita juga perlu mewaspadai buku yang akan dibaca. Dalam sebuah buku dengan tujuan yang baik,  selain dapat merubah mindset menjadi baik, buku juga dapat mengubah mindset seseorang menjadi buruk dalam sekejap. Tergantung tingkat pemikiran seseorang
Kasus ini dialami oleh salah satu teman saya setelah membaca sebuah buku motivasi. Saya lupa judul  bukunya, namun saya menangkap isi buku tersebut adalah untuk mengajak kita mencintai pekerjaan yang kita lakukan untuk mencapai sebuah kesuksesan sehingga kita tidak merasa terbebani dengan apa yang kita kerjakan. Teman saya menangkap buku tersebut sangat bertolak belakang dengan saya, dia menangkap bahwa tidak perlu bekerja keras untuk mencapai sebuah kesuksesan, namun hanya perlu dilakukan dengan bersenang-senang untuk mencapai kesuksesan.
Menurut saya yang dimaksud bersenang-senang dalam buku tersebut adalah kecintaan seseorang mengerjakan apa yang dicintainya merupakan sebuah kesenagan, bukan dengan bermalas-malasan seperti yang ditangkap oleh teman saya. The Power of Book luar biasa, dalam mengubah mindset seseorang.
Dengan membaca, seseorang dapat mengetahui bahkan menemukan realita atau fenomena kehidupan. seseorang tahu tidak hanya dari mendengar saja, melainkan harus Tahu fakta, yakni dengan cara membaca teks. Menulis dan membaca merupakan suatu media yang dapat membuat pserspektif atau pandagan seseorang terbuka. Ketika suara diproduksi maka akan langsung hilang pada saat itu juga. Hal tersebut bisa diimplikasikan pada Sejarah. Sejarah jika hanya direpresentasikan melalui mulut ke mulut tanpa ditulis, ia akan hilang.
Ilmu pun jika tidak diikat dengan tulisan akan hilang, jadi tulisan merupakan suatu media untuk mengikat pengetahuan yang diperoleh baik melalui komunikasi verbl ( Lisan ) maupun dokumental ( tulisan ). Dengan membaca, kita bisa menemukan realita kehidupan yang sebenarnya, Dengan membaca pula kita akan mengenal fenomena atau gejala. Karena Pada dasarnya orang yang menguasai teks ( baca-tulis ) itu mampu memanipulasi atau memutarbalikkan sejarah. Contohnya jika sekarang kita tidak membaca dari berbagai sumber yang berkaitan itu akan hanya mendapatkan pemahaman yang tidak sesuai fakta karena dalam era informasi saat ini media dan tulisan bersifat subjektif tidak general atau objektif maka diperlukannya pemahaman yang menyeluruh bukan hanya berdasarkan pemahaman yang kita lihat dari satu sisi saja.




[2] Boston Globe, 27 Januari, 2010
[3] http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/12/buku-mengubah-pola-pikir-355012.html , diunduh pada 1 maret 2014

visit : http://haidarism.wordpress.com/

1 comments:

  1. ga ada judul lain tah? kamu kayanya hanya bisa fokus sesaat saja setiap kali menulis, Buktinya adalah sesuatu di awal, yang menurut saya luar biasa, ternyata gagal dielaborasi di belakang. Too bad

    ReplyDelete