Saturday, March 1, 2014

10:26 PM
1




Buku. Penyebaran ilmu dan pengetahuan yang telah dilakukan oleh berbagai bangsa dalam berbagai budaya. Sebuah sejarah dan beberapa kejadian yang terjadi di waktu lampau bahkan dapat kita temukan di dalam buku. Berbagai ide, pemikiran dan pencerahan bahkan diaplikasikan di beberapa helai kertas yang disusun menjadi sebuah buku. Dengan buku, kita dapat melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini sehingga pribahasa mengatakan bahwa ‘buku itu laksana jendela dunia’ karena buku adalah sumber ilmu yang mampu mengungkapkan sesuatu, menggambarkan seseorang, gudang inspirasi, pencerahan atas segala jalan buntu dan menceritakan berbagai peristiwa dalam rangkaian sejarah kehidupan. Pastinya, kita dapat menjelajahi dunia, melahirkan karya bahkan dapat mengubah pola pikir seseorang dan merubah peradaban.
            Dari wacana yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books” yang ditulis oleh Howard Zinn terdapat beberapa poin penting, yaitu pertama dimulai dari efek sebuah tulisan baik bagi pembaca bahkan efek yang mampu mengubah dunia. Kedua, mengenai asal muasal Howard Zinn mengenal buku. Ketiga, mengenai peranan sebuah buku dalam kehidupan. Keempat, mengenai sejarah Christopher Columbus, dimana kita sadar bahwa buku dapat memutar balikkan sejarah. Kelima, mengenai pengaruh kuat yang dimiliki oleh sebuah buku.
            Menyoroti ihwal buku, memang harus dimulai dari sejarahnya terlebih dahulu. Buku lahir dari perkembangan kebutuhan akan pentingnya komunikasi dan informasi serta kemampuan daya pikir manusia juga kelemahan daya tampung pikiran manusia. Di zaman kuno, tradisi komunikasi dan penyampaian informasi berupa syair, doa-doa, maupun cerita masih bersifat lisan, disampaikan dari mulut ke mulut, sehingga metode menghafal menjadi sebuah ciri tradisi masa ini. Semakin lama, informasi yang harus dihafal pun semakin banyak, sedangkan kapasitas memori mereka kian melemah. Mereka akhirnya berpikir untuk menuangkan beragam informasi ini melalui tulisan juga gambar. Karena itu, sejarah perkembangan buku tidak lepas dari perkembangan tulisan.
            Para peneliti sejarah menyatakan bahwa tulisan pertama yang tersusun secara alfabet ditemukan di Mesir pada tahun 1800 SM. Tentu saja bentuknya sangat berbeda dengan buku yang kita kenal sekarang. Buku yang dibuat bangsa Mesir ini menggunakan lapisan papyrus, yakni tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi sungai Nil. Papyrus dipipihkan hingga membentuk lembaran. Kumpulan lembaran ini kemudian digulung dan disebut buku. Buku pertama yang ditulis di lembaran papyrus berkisah tentang Raja Neferirkare Kaki pada Dinasti Kelima, sekitar 2400 SM. Tulisan pada papyrus ini juga banyak digunakan oleh bangsa Romawi. Dalam perkembangannya, panjang gulungan papyrus bisa mencapai puluhan meter, sehingga merepotkan orang yang menulis dan membacanya. Gulungan papyrus terpanjang terdapat di British Museum London. Panjangnya mencapai 40,5 meter.
            Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20. Pembuatan mesin cetak oleh Guttenberg menandai proses awal menuju modernisasi pembuatan buku. Pada tahun 1800 M, ditemukan mesin pencetak kertas yang memakai tenaga uap dan bisa mencetak 1100 lembar/jam. Selanjutnya, di akhir abad ke-19 ditemukan lagi mesin yang bisa menyusun 6000 kata/jam dan semuanya sekali ketik.
            Sebuah sejarah panjang pembuatan buku, mencerminkan perjuangan panjang manusia dalam menciptakan karya, mengubah peradaban dari zaman ke zaman. Sekarang, dunia perbukuan sudah semakin modern, dengan desain yang menarik, berwarna, tata letak yang bagus, proses pembuatan yang singkat, serta hasil yang banyak. Berkaca ke masa lalu, betapa membuat tulisan untuk dibukukan itu memerlukan ketelitian, ketelatenan, kesabaran dan tentu saja pengabdian yang total, dengan segala keterbatasan sarana. Maka, hargailah buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Membaca merupakan kunci pembuka kemanfaatan sebuah buku. Dengan membaca, kita semakin banyak tahu. Semakin banyak tahu, semakin besar kemauan kita untuk memulai dan mengubah sesuatu menjadi lebih berarti.
            Pada tanggal 23 April, ditetapkan UNESCO sebagai hari buku sedunia. Ini menunjukkan arti penting dan peran sebuah buku memang luar biasa bagi kehidupan manusia. Hingga saat ini, peran buku masih belum tergantikan dalam kapasitasnya sebagai sumber pustaka meskipun banyak media instant yang lebih praktis digunakan seperti internet. Sejarah menjadi sebuah kisah faktual yang bisa diketahui generasi berikutnya karena dibukukan. Karya sastra bisa dinikmati para pembaca karena dibukukan. Sebuah wahyu, kalamullah dan diary kehidupan seorang Rasulullah (hadits) dapat dibaca, ditelaah, dan diamalkan karena dibukukan, sehingga menjadi panduan kehidupan umatnya. Sebuah buku mampu mengumpulkan catatan yang tercecer, serpihan ilmu yang terserak, menjadi serangkaian data dan peristiwa yang berguna dalam memberdayakan kehidupan.
            Pada masa Rasulullah, Al-Qur’an hanya berupa hafalan-hafalan yang berada benak dada para sahabat dan tulisan dilempeng-lempeng batu, pelepah kurma dan dikeping-keping tulang, pada masa itu Al-Qur’an masih berserakan belum ada pembukuan al-Qur’an dalam satu mushaf. Atas usulan Umar pada Masa Abu Bakar mulailah terbentuk pembukuan Al-Qur’an, yang dipicu oleh banyak para Qori’ dan hufadz yang gugur pada peperangan Yamamah ( melawan orang yang murtad dari islam ), dikawatirkan Al-Qur’an akan punah
            Periwayatan hadits pun umumnya hanya dilakukan melalui hafalan dari satu sahabat ke sahabat lain, bukan melalui tulisan. Pertimbangannya hanya sederhana, yakni dikhawatirkan akan tercampur dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Meskipun Al-Qur'an sendiri pada awalnya juga sama, bukan untuk dibukukan (ditulis). Tetapi secara tegas, Rasulullah memberikan lampu hijau kepada para sahabat supaya mencatatnya dengan alat tulis. Sehingga pengumpulan dan penulisan ayat-ayat al-Qur'an lebih mudah di bandingkan dengan kondisi hadits.
            Sementara pendapat lain mengatakan bahwa pada diri hadits belum ada ketegasan tentang perintah yang jelas mengenai penulisannya. Bahkan ada sebuah riwayat yang mengatakan sebaliknya, bahwa para sahabat dilarang menulis. Atas dasar inilah kemudian tidak semua hadits dapat diterima dengan serta-merta. Sehingga satu hal yang membuktikan ketidakotentikan hadits yang dianggap berasal dari Nabi tentang pelarangan penulisan hadits adalah pernyataan Umar, berkenaan dengan maksud penghimpunan hadits. Umar diriwayatkan berkata:
“Saya bermaksud menuliskan hadits Nabi. Tetapi niat itu segera kusadari bahwa umat terdahulu menulis kitab-kitab tertentu dan mereka mengabaikan kitab suci. Demi Allah, saya tidak akan membiarkan sesuatu pun yang dapat mengubah Kitab Allah. "
            Riwayat di atas mengungkapkan bahwa khalifah kedualah yang untuk pertama kali, berniat menulis hadits. Dalam sebagian versi dari riwayat penulisan ini disebutkan bahwa Umar berembuk dengan para sahabat yang lain tentang perkara ini dan mereka pun menyetujuinya; tetapi pendiriannya lalu berubah karena alasan yang telah ia nyatakan, dan bukan berdasarkan larangan Nabi.
            Hal lain yang dapat dikutip sebagai bukti ketidakotentikan hadits mengenai larangan penulisan hadits ialah sabda Nabi pada hari Selasa menjelang akhir hayatnya. Pada hari itu, ketika para sahabat berkumpul mengelilingi tempat wafatnya, Nabi bersabda kepada mereka :
"Bawakan kepadaku kertas dan tinta, sehingga dapat aku tuliskan sesuatu untuk kalian, yang tidak akan menyebabkan kalian terjerumus ke dalam kekeliruan."
Ada sebagian orang di bawah pimpinan Umar yang menentangnya dengan mengatakan, "Cukup bagi kita Kitab Allah." Riwayat ini menunjukkan kepada kita bahwa penulisan apa pun selain Al-Qur'an bukan saja tidak dilarang, tetapi penulisan itu bahkan penting menurut pertimbangan Nabi agar umat tidak terjebak dalam kekeliruan dan kesesatan.
            Namun, buku juga dapat memutarbalikkan sejarah yang telah tercurah ssampai saat ini, seperti buku yang ditulis oleh Howard Zinn yang berjudul “A People’s History of United State”. Di dalam buku tersebut diceritakan bahwa Christofer Columbus itu sebenarnya bukan penemu Benua Amerika tetapi Columbus itu seorang pembunuh, penyiksa, penculik, mutilator orang pribumi, munafik, orang yang tamak mencari emas, dan lain sebagainya. Padahal orang Amerika menganggap bahwa Columbus itu Bapaknya mereka yang diakui sebagai penemu Benua Amerika dan sebagai pembaca Alkitab yang shaleh. Bahkan ada satu hari khusus yang disebut "Columbus Day" sebagai peringatan atas jasanya sebaga penemu Benua Amerika. 
            Buku lain yang menyingkap kejahatan Columbus yaitu buku Helen Ellerbe yang berjudul “The Dark Side of Christian” (hal. 86-88). Di dalam buku tersebut menggambarkan keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa perempuan-perempuan pribumi lalu mencambuk mereka demi kesenangan belaka. Penindasan Columbus termasuk tindakan yang tidak berprikemanusiaan yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang pahlawan.
            Pada faktanya, sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada 12 Oktober 1492, aorang Muslim terlebih dahulu menemukan Benua Amerika. Berikut kutipan buku-buku yang mengungkap bahwa orang muslim adalah penemu Benua Amerika :
            Pertama, dalam bukunya Saga America (New York, 1980), Dr. Barry Fell arkeolog dan ahli bahasa berkebangsaan Selandia Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti detail bahwa berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari Afrika Utara dan Barat di benua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian Pima dan Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab. Dr Barry menemukan beberapa kaligrafi Islam yang ditulis dalam bahasa Arab, salah satunya bertuliskan “Yesus anak Maria” yang artinya ”Isa anak Maryam”. Kaligrafi ini dapat dipastikan datang dari ajaran Islam yang hanya mengakui Nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan. Dr Barry menyatakan bahwa usia kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia Negara Amerika Serikat.
            Kedua, dalam bukunya: Africa and the Discovery of America (1920), pakar sejarah dari Harvard University, Loe Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya juga mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan, termasuk Kanada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan memperbudak penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk berdagang, berasimilasi dan melakukan pernikahan dengan orang-orang India suku Iroquis dan Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan Pantai Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri di atas bukit dengan indahnya. Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
            Ketiga, John Boyd Thacher dalam bukunya Christopher Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat Cibara, bagian tenggara pantai Kuba, ia menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu, dalam rangkaian penelitian antropologis, para antropolog dan arkeolog memang menemukan reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta ayat-ayat Al-Qur’an di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
            Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in Early North and South America, yang diterbitkan Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan, para antropolog yang melakukan penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Prasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama tersebut juga membawa gajah dari Afrika.
            Kelima, Dalam buku Henry Ford berjudul The Complete International Jew terdapat cuplikan yang menjelaskan bagaimana kondisi riil Umat Islam pada akhir kekuasaan Islam di Spanyol, yang mengalami penyiksaan yang sangat luar biasa, dan bagaimana dari penyiksaan tersebut akhirnya ada yang melarikan diri bersama rombongan Colombus ke Amerika. Dalam buku tersebut dapat terserap beberapa poin sebagai berikut:
            Perjalanan Colombus dimulai 3 Agustus 1492, sehari setelah jatuhnya Granada, benteng terakhir umat Islam di Spanyol. Dalam pertarungan hidup-mati itu, 300 ribu orang Yahudi diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand yang Kristen. Selanjutnya, dalam buku tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan penggalangan dana oleh kaum Yaahudi untuk mendukung perjalanan Colombus dan pada hakikatnya juga pelayaran bagi pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika.
            Tapi ada bagian informasi yang sengaja tidak dipublikasikan, yakni bahwa Colombus membawa dua kapal, yakni kapal Pinta dan Nina. Kedua kapal ini dibantu oleh nahkoda Muslim bersaudara. Martin Alonso Pinzon menahkodai kapal Pinta, dan Vicente Yanex Pinzon menahkodai kapal Nina. Keduanya sebenarnya masih keluarga Sultan Maroko Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang menguasai kekhalifahan Marinid (1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan dalam buku karya John Boyd Thacher, Christopher Colombus, New York, 1950.
            Buku-buku yang terdapat diatas telah mengungkap fakta bahwa Columbus bukanlah penemu Benua Amerika. Terbukti bahwa buku dapat memutarbalikkan sejarah. Sesuai dengan apa yang Howard Zinn katakana dalam wacana “Speaking Truth to Power with Books”, beliau mengatakan bahwa buku memiliki efek yang kuat yang dapat mengubah pola pikir orang lain bahkan dapat mengubah dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Zinn adalah seseorang yang menguasai teks sehingga ia dapat memutarbalikkan sejarah. Bukan hanya masyarakat Amerika saja yang menentang buku Howard Zinn tersebut, tapi seluruh dunia juga menentangnya. Howard Zinn dianggap sebagai perusak generasi muda di Amerika.
             Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia, banyak orang yang tidak dapat menguasai teks sehingga tidak ada yang berani memutarbalikkan sejarah yang ada di Indonesia. Semua hanya berpanutan pada sejarah yang telah ada. Bahkan buku-buku di Indonesia masih mengajarkan bahwa Columbus penemu Benua Amerika. Hal ini telah menjadi sesuatu yang dianggap sebagai fenomena yang “salah kaprah”. Jika memang bangsa Indonesia melek huruf, pasti anak-anak tidak mudah untuk di doktrin dengan hal yang salah. Karena pembaca yang baik, tidak akan mudah percaya dengan satu buku saja, tapi perlu berbagai referensi buku untuk membuktikan keabsahannya.
            Sejarah itu penting sebagai pengetahuan bagi generasi penerus bangsa, karena mereka tidak hanya mengenal mengenai pengetahuan tetapi yang harus diingat bahwa kita hidup karena adanya sejarah. Begitupun fenomena yang terjadi pada Howard Zinn yang ditentang oleh masyarakat Amerika yang dianggap sebagai perusak generasi muda dengan buku “A people History of United State” yang ditulisnya.
            Sejarah adalah sesuatu yang harus disimpan sebagai sesuatu yang berharga. Pengertian sejarah menurut para ahli :
1.      Patrick Gardiner
            Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia
2.      Roeslan Abdulgani
             Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
3.      Moh. Yamin
            Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
4.      Ibnu Khaldun
            Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
5.      J.V Bryce
            Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, diperbuat oleh manusia.
6.      W.H Walsh
            Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang brarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti
7.      Moh. Ali
            Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
a. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
b.Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
c. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubah, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita
            Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting. Sejarah dapat dikatakan sebagai akar dari segala sesuatu.
            Buku mengoperasikan berbagai hal termasuk mengubah kesadaran seseorang. Oleh karena itu, kita harus menjadi pembaca kritis yang tidak mudah untuk percaya pada satu buku saja. Seseorang tahu tidak hanya dari mendengar saja, melainkan tahu tentang fakta yakni dengan membaca bebagai teks dan tidak tertuju pada satu teks. Selain itu, sebagai penulis, kita harus berbicara kebenaran melalui buku sebagai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. Ilmu pun jika tidak diikat dengan tulisan, ia akan hilang jadi buku merupakan media untuk mengikat pengetahuan yang diperoleh baik melalui komunikasi verbal (lisan) maupun dokumentasi (tulisan). Selama ini, mayoritas orang lebih cenderung mendengarjkan apa yang hanya mereka dengar dari Kyai, pendeta atau petinngi pemerintah, padahal realitanya untuk membuktikan fakta tersebut kita juga harus membaca, tidak langsung melahap habis konsep pembicaraan yang sudah terbangun. Kita harus mengkonsep ulang dengan cara mengkritisi serta mencari berbagai referensi agar tercipta sebuah keabsahan yang akurat dari apa yang kita baca.
            Oleh karena itu, kita harus berkaca pada Howard Zinn dimana beliau tidak hanya menjadi seorang penulis, tetapi beliau adalah penulis yang benar-benar ingin pembacanya tahu mengenai realita yang ada. Walaupun langkahnya ditentang oleh banyak pihak, bahkan dunia sekalipun. Apa yang dilakukan Howard Zinn telah mengubah pola pikir orang banyak termasuk dunia. Dia mampu memutarbalikkan sejarah dengan apa yang dia tulis. Berbicara kebenaran merupakan yang harus dilakukan, salah satunya melalui buku. Karena buku juga merupakan unsur yang dapat membentuk dan merubah suatu peradaban.
Referensi
http://islamicthinking.tumblr.com/post/6455587444/your-amazing-islamic-scholars-their-discoveries
http://jakartabeat.net/kolom/konten/howard-zinn-dan-sejarah-orang-orang-kalah
https://www.goodreads.com/book/show/112590.Howard_Zinn_on_History
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah


1 comments:

  1. Perlu keberanian yang lebih besar untuk mengatakan apa yang hilang dari artiekl Zinn. Sebenarnya apa yang kamu ungkap memang masuk akal tapi pastikan bahwa kamu adalah critical reader plus seorang kritikus teks ya. Kalo mau mengkontekstualisasikan sejarah Amerika dengan Indonesia mungkin tulisan kmau akan jauuuh lebih oanjang daripada yang ini

    ReplyDelete