Sunday, March 2, 2014

12:23 AM


3rd Class Review
Revolusi Kearifan Literasi
Bangsa yang berperadaban tinggi ialah bangsa yang bisa membuat rakyatnya hidup nyaman, dengan keamanan yang terjamin. Seperti menurut Emha Ainun Nadjib atau sapaan akrabnya Cak Nun mengatakan dalam Orasinya tentang Merajut Kembali Nusantara pada tanggal 13 Januari 2013, beliau menyebutkan sebuah negara mempunyai tiga kegunaan untuk mengamankan rakyatnya, yang pertama adalah nyawanya, kedua adalah martabatnya, dan ketiga adalah harta bendanya. Nyawanya adalah sebuah perjuangan moral bangsa yang harus dijaga, kemudian martabat adalah harga diri bangsa yang sekarang semakin terpuruk, sehingga martabat bangsa yang semakin hilang, dan menjaga harta benda bangsa yang semakin dikeruk oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Revolusi bangsa adalah bentuk respon dan perhatian dari rakyat terhadap negara, revolusi harus terjadi ketika tujuan negara tidak bisa tercapai. Kearifan adalah kebijaksanaan, gagasan yang bersifat baik. Dengan demikian revolusi kearifan literasi adalah perubahan ke arah yang terbaik dengan menggunakan cara literasi yang baik.
Kearifan literasi terhadap revolusi akan berpengaruh besar terhadap martabat bangsa, martabat bangsa yang sedang terpuruk karena perbuatan rakyat yang seperti “iblis”, saling menjatuhkan dan mementingkan diri sendiri dan golongannya. Dengan menjungjung literasi akan mengangkat bahasa nasional dan mengenalkan bahasa Indonesia kepada dunia, jika dunia sudah mengenal, bisa saja bahasa nasional menjadi bahasa dengan vitalitas tinggi, karena banyak digunakan oleh orang.
Literasi mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, psikologis, yang dari aspek-aspek tersebut akan timbul kebudayaan. Aspek politik dalam literasi adalah menghadirkan wacana tentang politik yang baik dan berpihak kepada rakyat. Kemudian aspek sosial adalah wacana terhadap kehidupan sosial, seperti dalam kritikal review tentang multikultur bangsa. Begitupun aspek-aspek yang lainnya, saling berhubungan dan membentuk kebudayaan.
Revolusi akan menciptakan sebuah peradaban, peradaban yang maju bisa diciptakan melalui penerapan budaya literasi, revolusi bangsa dengan literasi bisa dilakukan dengan merekayasa cara pengajaran literasi.
Pada pertemuan sebelumnya membahas tentang Rekayasa Literasi. Seperti yang sudah dijelaskan dalam chapter review sebelumnya, literasi adalah budaya membaca dan menulis. Rekayasa yang dimaksud oleh Prof. Chaedar adalah cara pengajaran dalam membaca dan menulis, yakni merekayasa upaya yang digunakan secara sadar untuk menjadi kritikal reader yang berkualitas, dan menjadi penulis yang hebat.
Merekayasa membaca adalah menciptakan rasa nyaman ketika membaca, sehingga membaca menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, bagaimana untuk menciptakan hal tersebut? Yaitu dengan melakukan hal yang membuat  enjoy, contohnya membaca sambil mendengarkan musik, atau membaca ditempat yang sepi, hal ini berbeda sesuai dengan karakter dan kenyamanan yang dirasakan orang tersebut. Begitupun dengan merekayasa menulis, menulis adalah hal yang sangat rumit, karena menulis harus dilaksanakan dengan membaca, tanpa membaca orang tidak bisa mendapatkan materi untuk dijadikan bahan tulisannya. Untuk itu merekayasa menulis adalah dengan memulai menulis hal-hal yang menarik.
Seperti biasa, dalam menulis terdapat syarat-syarat yang dijadikan ukuran, apakah tulisannya sudah sesuai dengan yang diharapkan dan ditentukan atau belum, dari pertemuan kemarin teks Appetizer yang di review adalah dengan melihat beberapa elemen, diantaranya:
1.     Cohesion, yaitu keterkaitan antara kalimat dengan paragraf.
2.    Clarity, yaitu kejelasan dengan apa yang dimaksud oleh penulis.
3.    Logical order, yaitu kalimat dan katanya masuk akal atau tidak, dan ini harus masuk akal, karena academic writing bersifat objektif.
4.    Unity, yaitu pembahasan antara paragraf satu dengan paragraf lainnya saling berkaitan atau tidak.
5.    Concistency, yaitu pembahasannya harus konsisten terhadap topik yang dipilih.
6.    Formality, yaitu pada academic writing adalah teks formal, sehingga harus menggunakan kata dan kalimat formal.
Dalam menulis juga sering dilupakan mengenai seorang reader, penulis harus bisa menempatkan dirinya sebagai reader yang dipilih, sehingga teks menjadi tepat sasaran.
Penjelasan di atas mengenai elemen review appetizer yang harus ada dalam academic writing. Academic writing adalah salah satu bentuk literasi formal. Orang literat yang ahli dalam baca-tulis mampu berinteraksi dalam berbagai kondisi di sebut dengan orang multiliterat. Literasi yang berkualitas tinggi akan membawa pendidikan bangsa berkualitas tinggi pula, karena orang literat dituntut tidak hanya dalam membaca dan menulis, tetapi juga dalam berhitung dan mengetahui tentang sastra.
Jadi, dapat disimpulkan dari class review ini, revolusi adalah perubahan ke arah yang terbaik, kearifan literasi adalah upaya meliterasisasi rakyat dengan sifat arif untuk perubahan bangsa yang maju, adil, berkualitas, bersaing dengan bangsa lain dan di cintai TUHAN.

0 comments:

Post a Comment