Thursday, March 13, 2014

11:48 PM
THE POWER OF REFERENCES
Bismilahirahmanirahim…………
Good Morning My Lecturer
Saya menyadari
Saya bukahlah ahli pembaca
Saya pula bukan ahli penulis
Namun dalam catatan ini
Saya tuliskan sebuah kemampuanku
Sebagai bukti saya telah menjalankan kewajibanku
Meluangkan waktuku untuk menulis
Lalu Aku duduk …di depan meja kecil
Tempat kita menorehkan tinta di atas kertas suci
Butiran mahkota telah merangkai kata-kata

Otak ini selalu berputar untuk menuangkan idenya ke dalam pena hitam dengan selembaran kertas suci yang. Kutuliskan sebuah kata bermakna untukmu wrting yang sangat berharga.
Ada beberapa kata kunci yang harus dibahas pada my note book DIANTARANYA:
•    Context
•    Literacy
•    Culture
•    Technology
•    Genre
•    Identity

A.    Context
Context adalah bahasa yang digunakan, pada keterkaitan untuk menyederhanakan dalam keadaan berkomunikasi bahwa pengaruh dari bahasa yang digunakan, variasi bahasa, dan kesimpulan berwacana.
 Komposisi. Komposisi dari sebuah masakan terletak pada bahan, selain bahan yang digunakan, juga terdapat rasa atau aroma dari masakan tersebut. Begitupun juga pada tulisan atau text. Masakan atau aroma yang tercium bau sedap/tidak sedap dari sebuah masakan tersebut. Jika baunya sedap otomatis rasa masakanpun enak dan sangat mengguggah selera sedangkan bau yang tidak sedap akan menjadi masakan rasanyapun abal-abal.
Pak Lala pernah mengatakan bahwa memasak itu harus memakai hati, sepenuh hati kita curahkan dari progress masakan tersebut, hal tersebut berlakau kepada wrtier dan reader. Dari beberapa pernyataan di atas jika kita hubungkan maksud tersebut, kita sedang menbahas tentang text dan conteks.
Text dan context sama halnya dengan sebuah ilustrasi di atas tentang masakan dan rasa. Text tidak dapat bersediri sendiri tanpa konteknya yang mendukungnya. Menurut lehtonen (2000) bahwa setiap text selalu mempunyai konteks didalamnya dan saling berhubungan dengan garis text yang lainnya. Maksud dari context ini adalah terjadinya ketidakmungkinan untuk belajar memisahkan dari contexnya. Sejak text sebagai semiotic keberadaannya tidak keluar tanpa readers, intertext, situation and functions bahwa semua waktu yang berjalan berhubungan denngan hal tersebut.
Jika kita ilustrikan bahwa text dan context memang berbeda tapi keduanya saling berkaitan. Diibaratkan text adalah bentuk fisik dari manusia sedangkan context adalah akal pemikiran manusia jadi context berbentuk abstrak sedangkan text adalah nyata yaitu kongkrete.
Text adalah: sosok huruf, frasa, paragrap, tanda baca dan sebagainya. Sedangkan context adalah bagian kecil dari text namun maknyanya sangat berarti. Pemilihan context adalah bagaimana kita memiliki effect dari kekuatan bagaimana kita membaca dari text tersebut. Apakah dramatic, scary atau yang lainnya. Context juga dapat memiliki variasi secara menyeluruh.
Context juga mencakup semua factor  bahwa penulis dan pembaca membaca masuk proses dari informasi maknaya. Lebih spesifiknya
Terdapatnya 8 dimensi parameter dari context (lehtonen) yaitu sebagai berikut:
1.    substansi: materi fisik yang membawa atau relay teks.
2.    Musik dan gambar.
3.    paralanguage: perilaku yang berarti bahasa yang menyertainya, seperti kualitas suara, gerak tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan (dalam kecepatan), dan pilihan dari jenis huruf dan ukuran huruf (secara tertulis).
4.    Situasi: sifat dan hubungan objek dan orang-orang di sekitarnya dari teks, seperti yang dirasakan oleh para peserta
5.    Co-teks: teks yang mendahului atau mengikuti yang di bawah analisis, dan partisipasi memiliki wacana yang sama
6.    Intertext: teks yang peserta anggap sebagai milik wacana lain, tapi yang mereka bergabung dengan teks di bawah pertimbangan, dan yang mempengaruhi interpretasi mereka
7.    Peserta: niat dan interpretasi mereka, pengetahuan dan keyakinan, sikap interpersonal, afiliasi dan perasaan.
8.    Fungsi: textapa yang dimaksudkan untuk melakukan oleh pengirim dan addressers, atau dianggap dilakukan oleh penerima dan addressees.
Hubungan antara text dan pembaca dapat diperiksa di banyak  hal. Kira-kira dapat menjadi 2 hal yaiu:
1.    Pendekatan untuk  mereka dimana  tata cara formal dari text memproduksi posisi untuk pembaca bagi mahasiswa. Biasanya berbicara tentang internal readers, model dari pembaca, atau lebih utama hal yang disukai oleh pembaca. Pendekatan ini bersifat intertextual yang menyebabkan effek membaca. Kata khusus yang terdapat pada factor ini adalah “Intend”
2.    Factor extratextual adalah bagian dari bahasa dan  ideology bahwa pengaruh bahasa adalah stress.  Bagaimanapun masalah ini adalah jalan pertama menggambarkan sebuah text untuk menjadi cakap dalam memproduksi makna dan factor extratextual.
Tony and Janet memandang kedua factor tersebut  adalah sebuah informasi  dari makna belajar  secara normal di dalam prakteknya bahwa makna dari sebuah text adalah ditentukan dari text yang lainnya atau bisa juga dikatakan sebagai “reader alone”. Permasalahan yang lain dari kedua factor tersebut adalah factor yang aktif  pada belajar sendiri dari saling terkaitannya.
Menurut hyland (2002) factor contextual sangat besar dilihat dari sisi objektivnya seperti banyak variasi di kelas, jenis kelamin ataupun persaingan. Apabila kita berbicara context maka tidak lepas dari meaning. Dalam bukunya hyland tahun 2002 bahwa makna adalah sesuatu yang tidak menetap pada kata seperti halnya kita menulis dan mengirim tetapi makna diciptakan di dalam interaksi antara penulis dan pembaca seperti mereka (writer and reader) membuat makna pada kata.
Cutting (2002:3) memberikan 3 aspek dari context yaiu:
1.    situational context:: orang–orang mengetahui apa yang di lihat dari sekelilingnya.
2.    background knowledge context : orang-orang mengetahui tentang dunia, apa yang mereka tahu dari aspek dari kehidupannya, dan apakah mereka mengetahui satu sama lain.
3.    co-textual context: : orang-orang mengetahui apa yang mereka katakana.
Dari ketiga aspek diatas dapat diinterprestasikan untuk menjadi ide dari perkumpulannya. Jika kita lihat dari sisi linguistic bahwa context itu jalan yang berbeda dengan text.dilihat dari situasi social sebagai sistematis pada discourse. Pandangan lain dari fungsi sistematik linguistic yang menunjukan bagaimana context itu di tiru dari sebuah di dalam expresi yang terdapat dari bagian bahasa yang di gunakannya.
 Haliday mengembangkan sebuah analisis dari context mendasarkan pada idea bahwa text berasal dari bahasa yang di tulis oleh writer. Yang ditulis dari bagian “context of situastin” (Malinowski, 1949). Pada context of situation bahasa yang digunakan terjadi karena banyaknya fariasi di dalamnya seperti fariasi context dengan mengacu kepada field, tenor and mode. Yang telah dibahas pada semester ke 3.
Concept 2.1 Halliday’s dimensi dari context
• Field: merujuk kapada apa yang terjadi, type dari tindakan  social atau  tentang text   (kebersamaan topic dengan bentuk dugaan sosial dan type dari pola yang digunakan untuk berexpresi).

• Tenor:  merujuk dari siapa yang berbicara peraturan, hubungan  dari partisipasi (kekuatan dari statusnya dari perumpamaan, yang terlibat untuk mempengaruhi, formal dan kesatuan)

• Mode: merujuk pada bagian bahasa yang menyatakanm partisipasi apa yang diharapakan dari yang dilakukannya (apa yang dikatakan atau di tulis, bagaimana informasi dari strukturnya dan lainnya.
Halliday (1985)

B.    LITERACY
The United States Nasional Form on Information bahwa literasi sebagai kemampuan unutk mengetahui ketika ada yang membutuhkan untuk berkomunikasi. Sehingga mampu untuk mengidentifikasi, lokasi, evaluasi dan efektif dalam menggunakan issu atau masalah. History dan Literacy berkaitan tentang Howard Zinn and Columbus.
Sebelum memasuki inti permasalahan sebenarnya apa pengertian dari sejarah tersebut, sejarah (History) is the history of though (sejarah adalah sejarah pemikiran (R.G. Collingwood). Sejarah mempunyai kepentingan masa kini dan bahkan untuk masa yang akan datang. Oleh karenanya, orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataannya sejarah ditulis oleh orang, disemua peradaban dan disepanjang waktu. Hal ini sebenarnya cukuo bukti bahwa sejarah itu perlu. Seperti  halnya sejarah benua amerika yang telah dikomentari oleh Haward Zinn.
Menulis dan membaca adalah sebuah tindakan dari literacy, bagaimana kita menggunakan bahasa yang sehari-hari dalam kehidupan kita. Konsep modern dari literasi mendorong kita untuk melihat wrting sebagai lebih jauh kepada social practice dan kemudian sebagai abstract skill yang kemudian dapat dipisahkan dari orang-orang dan tempat dimana mereka mengggunkan text.
Menurut Scribner and Cole (1981: 236) memasukan literacy adalah pengetahuan yang tidak sederhana bagaimana untuk membaca dan menulis dari sebuah naskah ataupun text tetapi diterapkan pada pengetahuan ini lebih spesifiknya merujuk kepada tujuan yang spesifik dari context yang digunakan. Sekolah yang berbasis tradisional memandang literacy itu sebagai pembelajaran yang mampu memikirkan sebuah fasilitas yang masuk akal, akses dalam informasi dan partisipasi dalam peraturan dari social yang modern. Bagaimanapun juga Semua itu memang tidak mudah, segala sesuatunya tidak mudah dan tidak simple kita harus meggali lebih dalam. Semua itu adalah integral untuk identitas kita, hubungan social, dan comunitas (Barto et al., 2007; Street, 1995; Street and Lefstein, 2008).
Menurut Pandangan  Barton (2007: 34–5) tentang social dari literacy adalah sebagai berikut:
1.    Literasi adalah aktivitas social dan terbaik untuk mendeskripsikan bagian dari orang-orang yang praktek literacy.
2.    Orang-orang mempunyai literasi yang dominan berbeda dalam kehidupannya.
3.    Praktek dari orang-orang yang berliterasi adalah situasi hubungannya di dalamnya lebih besar, membuat pentingnya unruk mendeskripsikan pengaturan dari kejadian berliterasi.
4.    Praktek litarasi adalah pola bagian dari tindakan social dan hubungan kekuatan dari beberapa literacy lebih dominan, dapat dilihat, dan mempengaruhi yang liannya.
5.    Basic dari literasi adalah sebuah sistem symbol sebagai jalan untuk memperenstasikan ke dunia dan dunia dari kehidupan yang lainnya.
6.    Sikap dan nilai dengan menjunjung literacy sebagai tindakan dalam berkomunikasi.
7.    Kehidupan sejarah kita berisikan banyak kejadian literascy dari kita belajar dalam kehadirannya.
8.    Sebuah kejadian literacy juga mempunyai sejarah social yang diciptakan untuk mendolong di zaman sekarang.

Catatan menurut Barton and Hamilton (1998: 7)
BAHWA KEJADIAN LITERACY:  Dapat dilihat dari peristiwa dimana literacy tersebut mempunyai peraturan.  Biasanya ditulis pada text, pusat dari aktivitas dimana akan berbicara pada putaran dunia dari tet tersebut. Kejadian yang dapat di lihat praktek dan bentuknya. Penekanan dari sebuah gagasan pada situasi yang alami dari literacy bahwa itu selalu keluar di dalam social context.

C.    Culture
Context of culture. Context of situation beroperasi lebih kepada context yang abstract, Haliiday menyebutnya dengan context of culture yang merujuk kepada struktur social,  tingkatan dan dan institusi dan kedisipinan dari ideology yang mempengaruhii dari bahasa yang digunakannya dari bagian circumustances. Namun context of culture tidak seperti context of situation adalah bahasa yang digunakan lebih luas penyebarannya dan secara langsung, beroperasi pada level abstract yang tinggi. Halliday melihat context dari budaya sebagai expresi di dalam atau  lebih melewati kepada situasi context yang spesifik. Jadi kita mendefinisikan situasi social sebagai  bagian dari lebih luas dari culture.
D.    Technology
Untuk menjadi seorang yang literacy dalam menulis dapat menguasai media elektronik. Contoh kecilnya saja adalah keika kita membuat blok yang berisikan sebuah tulisan kita tentang class review ataupun chapter dan huga appetizer dan lain-lain. Tehnologi dalam menulis juga sangat penting untuk menciptakan sebuah peradaban yang lebih modern. Semakin modernnya zaman tentunya semakin modern dalam menulis.
E.    Genre
Merangkum dari buku Hyland (2002). Terdapatny 2 jenis gender yaitu explanation dan Instructions.
Explanation
    Menjelaskan penulisan untuk menjelaskan pada proses yang memasukan didalamnya phenomena atau bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Biasanay berisikan tentang:
Pengenalan jenis kalimat yang ada di topic
Langkah-langkah untuk menjabarkan sesuatu itu yang terjadi.
Penjabaran juga biasanya di tulis (dari bentuk waktu menggunakan kronology yang menyebabkan conjunctions yang digunakan sebagai tindakan.
Explanation juga biasanya ditemukan di dalam science, geography, history and social science textbooks

9.    Instructions
Intruksi dari menulis untuk mendeskripsikan bagaimana sesuatu itu dilakukan. Yang berisi tentang laporan atau pernyataan, sebuah daftar materi atau perlengkapan yang membutuhkan pencapaian dari tujuan sebuah rangkain penyusunan langkah-langkah untuk menuju kepada tujuan. Tindakan ini ditulis pada simple present tense or imperative tense, in chronological order, dan focus pada generasi manusia baik group maupun individu yang menggunakan tindakan. Interaction biasanya ditemukan pada informasi buku.

Skills for life network (2008)

F.    Identity
Dari penjelasan kata kunci di atas yang merujuk kepada hyland dan lehtonen. Saya sendiri belum mampu untuk dapat memahami secara terperinci sebab dalam penjelasan yang telah saya rangkum masih banyak kekurangan bahkan masih banyak yang belum tercatat dalam my note book. Disisi lain saya juga memandang dalam bukunya hyland (2002) ada beberapa bagian dari kata kunci di atas namun saya tidak menyebutkan secara terperinci. Mungkin bagi saya pribadi butuh pendalaman khusus untuk dapat mengerti isi dari buku-buku tersebut. Saya menyadari bahwa saya bukan ahli membaca, bukan pula ahli dalam bidang menulis.
Menurut hyland identitas dari sebuah gagasan voice di dalam gagasan berliteracy. Suara itu adalah variasi ide yang complex dari sebuah makna  dan konotasi, tetapi esensinya merujuk pada perbedaan penulis yang significan (Elbow, 1994).
Dari beberapa banyak penjelasan di atas kita dapat menghubungkan satu satu sama lain. Bahwa text dan context memang berbeda, namun tetap esensinya saling membutuhkan. Text adalah bentuk fisik yang nyata sedangkan text adalah suatu isi dari bentuk fisik yang nyata tersebut. Dapat juga di lihat dari beberapa penjelasan menurut beberapa pendapat tentang panadnagn text dan context. Dari beberapa kata kunci di atas sebenarnya tugas kita pada wrting 4 ini adalah mengacu kepada hal tersebut, dimana mencakup semua aspek di dalam wrting yang sedang kita jalankan ini. Oleh sebab itu untuk dapat mencapai hal tersebut kita harus mengetahiu dan mempelajarinya serta benar-benar paham dengan mengacu kepada beberapa referensi atau sumber di atas. Meskipun catatan saya tidk bengitu lengap namun dengan beberapa sedikit penjelasan di atas dapat membantu saya untuk memahami keterkaitannya.
Alhamdulillahirabil’alaimin
en.wikipedia.org/wiki/context

0 comments:

Post a Comment