4th Class Review
Interaksi Pedagogi
Pencapaian yang salah
adalah satu hal yang sangat disayangkan, ketika kita telah sampai pada satu
pencapaian yaitu menulis ‘critical review’ ada satu kepuasan di dalamnya namun
setelah menulis biasanya rasa khawatir selalu mengikuti, entah itu takut akan
pertanyaan dosen di pertemuan berikutnya atau takut tidak bisa mempertanggung
jawabkan sebuah tulisan. Sesuatu yang disayangkan itu adalah gerbang utama yang
dimasuki adalah bukan yang seharusnya kita masuki, dari judul ‘classroom
discourse to foster religious harmony’ yang digaris bawahi adalah ‘religious
harmony’ kebanyakan orang membahas tentang itu karena memang mengambil tema
yang fokus pada hal itu tanpa melihat kata
pertama judul yaitu ‘classroom discourse’ saya sendiri mengaggap
classroom discourse itu adalah satu cara
untuk mendorong atau melaksanakan keharmonisan antar umat beragama tanpa
mengkaji apa itu classroom discourse dan ada apa di dalamnya.
Pada pembahasan classroom
discourse tidak banyak yang saya ketahui
tentangnya, apa yang disampaikan dosen sebagian ada yang aku jawab ‘oh’ namun
banyak juga yang sama sekali tidak saya ketahui sebelumnya. Sejauh yang dapat
saya yang pahami dan sedikit yang saya ingat bahwa classroom adalah proses
interaksi yang terjadi di dalam kelas. Sebuah interaksi tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Interaksi yang terjadi itu adalah interaksi pedagogi
(bersifat pendidikan). Sebagaimana telah digambarkan di atas interaksi itu
dapat terjadi pada guru dengan siswa, atau siswa dengan siswa. Interaksi yang
terjadi dianataranya didasari oleh beberapa aspek, aspek itu adalah sebagai
berikut:
Clasroom Discourse
·
Background
·
Communicatioun starategies
·
Goal driven
·
Meaning making practice
Keempat dasar interaksi itu yang pertama adalah background, background
maksudnya yaitu latar belakang apakah itu latar belakang etnis, ras agama
maupun ekonomi.
Interaksi berdasarkan background itu sudah pasti terjadi karena tidak semua orang berasal dari
background yang sama.’we life in differences’ ada suku sunda, jawa, minang dan
lain-lain, ataupun agama yang mana tidak hanya satu agama yang diakui di
indonesia. Dari kesemua perbedaan itu kita berinteraksi.
Selanjutnya
dasar yang kedua ‘communication strategies’ yang mana setiap orang mempunyai
cara berkomunikasi yang berbeda-beda dan hasinya akan muncullah interaksi
;komunikasi yang beragam dan memiliki keunikan.
Goal driven, yang saya pahami dari kata ini adalah dasar interaksi yang
bermakna tujuan seseorang dalam berkomunikasi, mungkin jika benar saya
berpendapat ini dapat dicontohkan dengan maksud seorang berinteraksi dengan
yang lain ada yang bertujuan untuk sekedar basa basi, menyapa ataupun yang
memiliki tujuan yang serius.
Dasar
interaksi yang terakhir yaitu meaning making practive, ini berkaitan dengan
praktek dalam komunikasi atau mungkin juga retorika. Setiap orang mengartikan
interaksi / komunikasi berbeda-beda dan dengan cara yang berbeda. Maka dari itu
kita harus bisa mengatur gaya dan cara berbahasa atau lebih tepatnya retorika
(mengatur retorika).
Di
dalam sebuah interaksi pedagogi maka akan terjadi sebuah komunikasi /
pembicaraan “Talk” yang mana di sebutkan dalam buku tentang Analisis Classroom discourse
dikatakan mempunyai empat aspek sebagai bagian dari “Talk” yang keempat aspek
itu tidak hanya berkaitan dengan C.D (classroom discourse) namun ada kaitannya
pula dengan Religios Harmony, krena sebagaimana yang disebutkan tadi bahwa
interaksi didasari background dan pastinya bahasanya tidak lepas dari ‘Religios
Harmony’.
Dapat diketahui bahwa aspek yang berkaitan itu ada yang muncul dari
Religious Harmony ada juga yang keluar dari pembicaraan ‘Talk’. Yang keluar
dari aspek Religious Harmony yaitu mutual understanding, mutual understanding
dilahirkan oleh dua orang yang saling berkomunikasi berdasrkan background yang
berbeda namun menunjukkan suatu keharmonisan dan dengan itu maka akan hadir
sebuah rasa saling memahami satu sama lain.
Kedua
yaitu academic achievment yang berarti pencapaian akademik, bisa dimaksudkan
dengna pencapaian suatu komunikasi yang diharapkan yang mana kedua orang yang
berinteraksi tentunya memiliki tujuan tertentu dalam komunikasinya.
Selanjutnya yaitu local differences yng berart perbedaan lokal yang mana
perbedaan ini pasti ada di antara dua orang yang berinteraksi. Local
differences ini hadir dari ‘Talk’ yang merupakan pembicaraan yang berlangsung.
Aspek terakhir yang berkaitan dengan classroom
discourse yang keluar dari ‘Talk’ ialah reasons atau alasan, setiap orang
mempunyai alasan untuk melakukan interaksi dengan yang lainnya, alasan inilah
yang menjadi salah satu aspek dari classroom discourse. Kesemua aspek ini
saling berkaitan dan kempat empatnya lahir dari clasroom discourse yang
dilaksanakan dalam interaksi sesama.
0 comments:
Post a Comment